34

3.3K 190 25
                                    

Hari ini Nayla sudah mulai masuk sekolah sdnya. Ternyata bukan Nayla saja yang sudah siap bersekolah pagi ini. Tapi Gisha anak Ghea juga sudah siap dengan seragam sdnya. Bahkan seragam kedua bocah itu, Gisha dan Nayla sama dari sekolah yang sama.

Miley membantu memasangkan dasi dan gesper pada Nayla. Dan Miley mendapat protes dari sang anak karena ternyata Nayla bisa memasang dasi dan gesper itu dengan sendiri tanpa bantuan Miley.

"Mama aku bisa sendiri tau pasang dasi sama ikat pinggangnya."protes Nayla.

"Yasudah Nayla pasang sendiri, mama mau liat."Miley melepas tangannya dan membiarkan sang anak memakai ikat pinggangnya sendiri.

Beberpa menit kemudian kedua benda wajib itu sudah terpasang walapun Nayla kurang rapi memasang dasi.

"Anak mama pinter banget sih."Miley menghadiahi ciuman. "Tapi sebentar dulu mama rapiin sedikit lagi dasi Nayla."Miley meluruskan dasi dan kerah seragam Miley. "Nah sudah rapi anak mama sekarang."Miley mengecup pucuk kepala Nayla lagi.

Miley mendudukan Nayla di sofa sampingnya. "Sekarang ayo buka mulutnya."Miley mengarahkan sendok pada Nayla. Sengaja Miley menyuapi Nayla agar baju seragam Nayla tidak kotor.

Nayla mengunyah sambil berbicara.
"Ma, papa nanti anterin aku gak ke sekolah?"tanya Nayla.

"Telen dulu baru bicara."peringati Miley pada anaknya.

Nayla menelan lalu bertanya kembali.
"Ma, papa nanti anterin aku gak kesekolah?"tanya Nayla ulang.

"Papakan sibuk kerja. Nanti mama yang anterin, Nayla. Sudah ayo aakkk.. lagi."Miley memasukan suapan kedua kedalam mulut anaknya.

Nayla menerima suapa dari Miley dengan muka cemberut.

"Pulang sekolah kita beli es krim sama om Gerry, mau?"tanya Miley membuat mood anak kecil itu kembali.

"Mau, ma."ucap Nayla kesenengan karena jarang sekali Nayla makan es krim karena mamamnya tidak membolehkannya.

"Kalau gitu sekarang kita habisin makannya dan berangkat ke..."

"Sekolahhhh..."lanjut Nayla sedikit berteriak.

"Pagi kesanyanganku.."Jevin keluar dari kamar dengan pakaian kerjanya. Ia menghampiri Ghea dan Gisha dan mengecup pucuk rambut keduanya.

Menyaksikan Jevin berbuat lembut pada Ghea dan anaknya membuat Miley iri dan sedih luar biasa. Kapan ia dan Nayla bisa di sayang oleh Jevin.

"MaMa. Papa kenapa cium Gisha sama tante Ghea? Tapi papa ngga pernah cium aku sama mama?"tanya Nayla yang juga menyaksikan mereka.

"Kata siapa papa gak pernah cium Nayla. Papa cium Nayla ko pas Nayla sudah tidur."bohong Miley.

Nayla tersenyum polos. "Ma, aku sayang papa. Sayang sekali"ucap Nayla lagi-lagi membuat Miley ingin nangis. Anaknya menyayangi Jevin tapi Jevin tak pernah buka mata dan tak pernah mau tau kalau anaknya sayang denganya.

"Iya mama tau Nayla sayang sama papa."ucap Miley.
"Ayo buka mulutnya lagi."

Sementara di ruang makan Gisha lagi-lagi ingin Jevin menyuapinya. "Papa suapi aku, pa."rengek Gisha pada Jevin.

Selama sebulan Ghea dan anaknya tinggal disini Miley sering sekali mendengar Gisha memanggil Jevin dengan sebutan papa, sementara Jevin tidak pernah menyebut dirinya sebagai ayah dari Nayla. Memang sangat miris.

"Kemari."Jevin memanggil Gisha dan mendudukan anak Ghea itu dipangkuan Jevin. "Ayo buka mulutnya."pinta Jevin langsung saja Gisha membuka lebar mulutnya.
Ghea melirik Miley dan anaknya dengan sinis. "Sebentar lagi Jevin akan jadi milikku lagi, Miley."batin Ghea.

Not a dream wedding ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang