27

3.5K 197 1
                                    

MAKASIH BANYAK BUAT KALIAN YANG UDAH KASIH VOTE/KOMEN DI PART 26😚. makasih juga yang sudah meluangkan WAKTU BERHARGA KALIAN untuk membaca ceritaku ini WALAPUN GAK TAU CARANYA MENGHARGAI KARYA ORANG😊😊

Dan part 27 ini aku up sesuai janjiku🙂 karena vote sudah mencapai target.

Untuk part selanjutnya tidak tau kapan di up😊😊😊😊😊

Kurang lebih 1000 kata

💓HAPPY READING💓

Pagi-pagi sekali kedua orang tua Jevin sudah datang ke apartemen dengan membawa bahan-bahan mentah makanan untuk di masak di apartemen Jevin. Semua inisiatif Mama Jevin yang ingin memasak untuk menantunya.

"Mama, papa. Ayo masuk ma, pa."Miley mempersilahkan kedua mertuanya masuk.

"Mama sama papa pagi sekali datangnya."Miley menyediakan keduanya minum.

"Mama mertuamu ini sudah kangen sama kamu. Sedari malam mama mu ini tidak sabar untuk melihat keadaan  menatunya juga calon cucu kami."jelas Papa Jevin membuka suara lalu mendapat sikutan manja dari istrinya.

"Iya nak. Mama kangen banget sama kamu dan cucu mama ini. Gimana kabar kalian?"tanya Mama Jevin berpindah duduk di samping Miley.

"Iya bagaimana keadaan kalian, nak? Apa Jevin menjahatkan kalian?"tanya papanya cemas.

Miley tersenyum. "Kami baik-baik saja, ma, pa. Jevin juga sudah tidak memaksaku menggugurkan bayi ini."

"Baguslah. Awas saja sampai dia berani melakukan hal bodoh itu."ancam papa Jevin.

"Kamu sudah USG?"tanya sang mama mertua.

"Sebentar."Miley pergi ke kamar untuk mengambil hasil USG.

"Ini."Miley menyerahkan USG 3D nya ke mama mertua.

"Ya Tuhan!"mama Jevin berbinar memandang foto USG 3D Miley. "Manis sekali senyumnya. Pah lihatlah cucu kita. Manis sekali."Ruth memperlihatkan foto USG kedepan suaminya yang memperlihatkan seorang janin yang meringkuk sambil menapilakan senyum.

"Ya dia begitu manis dan begitu cantik."ucap Romie menyetujui ucapan istrinya kalau calon cucu mereka manis dan tentu saja cantik.

"Eh? Papa sok tau! Memangnya cucu kita perempuan apa."Ruth tak terima kalau cucu yang belum Miley beritahu dibilang cantik, padahal bisa saja kalau cucu mereka laki-laki.

"Coba tanyakan saja Miley."pinta Romie.

"Cucu mama dan papa, perempuan."
Jawab Miley.

"Nah benarkan."Romie tersenyum puas. Tebakannya benar.

"Sudahlah mama mau masak aja. Sebel."Ruth bangkit.

Ceklek. Bunyi pintu kamar terbuka tenyata Jevin yang keluar dengan muka bantal.

"Mama, papa! Pagi sekali kalian datang."Jevin memandang jam dinding.

"Memangnya kenapa? Ada masalah sama kamu?"tanya mamanya sinis.

"Y-ya engga sih."Jevin mengaruk rambutnya.

Mamanya pergi diikuti Miley ke dapur. Tinggal lah Romie yang duduk di sofa sambil memegang handphone.

Jevin mendekati papanya dan duduk di samping papanya. Namun pandangan Jevin jatuh ke atas meja. Diasana ada sebuah foto hasil USG yang Jevin yakini punya Miley.

"Ya hallo."papa Jevin menjauh menerima telpon dari Alex.

Jevin segera mengambil foto USG itu lalu ia masukan kedalam kantong celananya sebelum sang mama dan Miley datang.

Jevin kembali masuk ke kamar. Ia mengambil foto itu dari kantong celananya.

Jevin, dia terpana sama seperti yang di lakukan Gerry dan kedua orang tuanya ketika melihat foto USG Miley.

Jevin mengusap pelan wajah bayinya. Hatinya berdetak kencang. Ada rasa bersalah dihati Jevin ketika ia ingin melenyapkan bayi yang tak berdosa ini.

'Untuk apa kau merasa bersalah pada bayi itu. JEVIN! Bayi itu bisa saja bukan anakmu! Bisa saja itu hasil perselingkuhan istrimu dengan Gerry! Jadi keputusanmu untuk membinasakn bayi itu sudah benar, walaupun kau gagal melenyapkan bayi haram itu.' Sisi gelapnya membisikan sesuatu di telinga Jevin.

Jevin melempar foto USG Miley kedalam laci lalu menutupnya kasar.

"Jevin, keluarlah! Sarapan sudah siap."Ruth mengetuk pintu kamar anaknya.

Jevin mengatur ruang udaranya. Lalu membuka pintu untuk mamanya.

"Keluarlah! Sarapan sudah siap."ujar Ruth dengan suara dingin lalu meninggalkan Jevin.

Di meja makan Ruth membuka suara. "Miley, boleh mama bertanya?"tanya Ruth meletakan sendok dan garpunya.

"Silahkan."Miley melakukan hal sama lalu mengusap mulutnya dengan tissue.

"Hmm. Kalau boleh tau mama kamu kemana nak. Sudah lama mama tidak bertemu mamamu bahkan di pernikahan kamu. Mamamu tidak hadir."Miley menunduk.

Ia ingin menjelaskan yang terjadi kepada kedua mertuanya. Tapi tidak dihadapan Jevin.

Miley pura-pura tersedak.

"Pelan-pelan, nak."Ruth berdiri mengusap punggung Miley.

×××

Di pemakamanlah Miley serta kedua mertuanya berada.

Miley mengusap nisan yang bernama 'Helena'

Air matanya lantas mengalir dengan deras. Ia rindu dengan mamanya. Ia rindu kehangatan mamanya dikala Jevin mendingininya bahkan mencelanya.

Inilah sebabnya Miley jarang bahkan sudah beberapa bulan ini tidak datang ke pemakaman mamanya untuk mengirim doa atau membersihkan kuburan mamanya. Karena ketika Miley datang ia akan menangisi mamanya sepanjang hari.

"Mama sudah tidak ada, ma, pa."ucap Miley sesegukan.

Ruth merendahkan tubuhnya berjongkok di samping Miley. Begitupun dengan Romie.

Ruth membawa Miley kedalam pelukannya. "Yang sabar, nak."

"Maafkan Miley ma, pa. Sebenarnya sejak awal pernikahan dengan Jevin mama sudah tiada karena sudah tidak kuat dengan penyakit yang mama derita."ucap Miley makin sesegukan didalam pelukan Ruth.

"Sebenarnya dari awal Miley lah yang memaksa Jevin untuk menikahi Miley. Jevin tidak mau, lalu Miley meminta Ghea untuk memutuskan Jevin demi Miley, Ghea melakukannya. Lantas sesudah Ghea putus dan pergi ternyata Jevin tidak mau menikah dengan Miley. Saat itu Miley berfikir untuk membakar rumah mama dan papa___"

"Apa!"Ruth dan Romie berdiri terkejut. "Jadi selama ini kamu dalang dibalik rumah kami? Iya? Jawab Miley?"Ruth menggeleng tak percaya. Padahal Ruth sangat percaya sekali dengan Miley.

"Ma, pa dengerin aku dulu."Miley berdiri susah payah.

"Itu niat aku awalnya supaya kalian bisa minta tolong ke aku dan kalian punya hutang budi sama aku. Tapi, tapi itu semua sudah terjadi duluan, rumah mama dan papa terbakar dan bukan orang suruhan aku yang membekar rumah kalian."Miley menjelaskan yang sesungguhnya dengan air mata yang mengalir takut mama dan papanya salah paham dan membencinya.

"Tetap saja kamu mengecewakan kami, Miley. Kami tak sangka kamu bisa berpikiran seperti itu."Ruth pergi menarik tangan suaminya. Ruth terlalu kecewa dengan menantunya.

"Akhh.."Miley meringis. "Ma, pa. Tunggu. Ssttthhhh... awsh..."Miley berusaha mengejar walaupun dengan perut besar yang semakin ia berlari semakin terasa sakit.

TBC

Not a dream wedding ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang