Love u till the end
*
Happy reading?
.
.
.
.Yuna pov
Keesokan harinya aku terbangun dengan pelukan hangat yang sudah sangat aku kenali.
Ruangan serba putih dengan beberapa furniture yang didominasi oleh warna-warna monokrom seperti hitam, putih, dan abu-abu. Sangat terlihat bahwa pemilik kamar ini adalah seorang laki-laki.
Pintu masuk yang langsung memperlihatkan meja kerja serta jendela yang luas dibelakangnnya. Lalu disebelah meja kerja terdapat ranjang king size yang sering digunakan si pemilik untuk melepas kelelahannya. Dan disebrangnya terdapat lemari besar dan beberapa rak untuk nya menaruh koleksi sepatu dan jam tangan kesayangannya itu.
Dan disinilah aku, diruangan bernuansa sangat maskulin dan mewah yang simple, dengan pelukan hangat menyamping yang menyambut pagiku.
Kuyakini, ia pasti membawaku untuk menginap malam ini ditempatnya. Dan aku percayai juga, ia tidak akan macam-macam padaku, aku tahu ia punya batasan.
Aku sedikit menggeliat, berusaha untuk melemaskan otot-otot ku, tapi sungguh, pelukannya membuatku sangat sulit bergerak.
"Sebentar lagi, aku masih mengantuk, jangan banyak bergerak" suara berat khas bangun tidur itu mengagetkanku. Ternyata pergerakanku membangunkannya.
"Yak! Ini sudah pagi, kau tidak bekerja?" tanyaku sambil mengelus tangan kekar yang memelukku ini.
"Ini hari minggu" jawabnya singkat dan makin mengeratkan pelukannya.
Sepertinya ia memang kelelahan .
Aku pun tetap diam diposisi seperti ini, sambil tetap mengelus tangannya dan membayangkan betapa bahagianya aku kemarin malam.
Tak menyangka ia benar-benar melamarku, sungguh, walaupun sudah lama berpacaran dengannya, aku terkadang berfikir, mungkinkah aku yang terakhir untukknya?, mengingat masih sangat banyak gadis diluar sana yang lebih baik daripadaku.
Tapi, kini, aku menepis semua pikiran itu, dan hanya akan memikirkan masa depan yang akan kita bangun bersama kedepannya.
Memikirkannya saja berhasil membuatku tertawa tak jelas. Aku berharap masa depan kita akan selalu bahagia kook.
"Kenapa kau tertawa?"
"Kau sudah bangun?"
"Hhmm" jawabnya dan mulai melepaskan pelukannya dan mulai meregangkan tubuhnya.
Kini akupun bisa menghadap kearahnya yang terlihat masih mengantuk. Perlahan aku membelai rambut nya memperlihatkan setiap lekuk wajahnya yang sangat sempurna, kini aku menyadari, bertahun-tahun aku berpacaran dengannya baru kali ini aku sangat menikmati pemandangan didepanku ini.
"Yak, kenapa kau senyum-senyum terus daritadi?" tanyanya sambil masih menutup mata dan salah satu tangannya ia eratkan kepinggangku.
"Aniya, hanya sedang memikirkan beberapa hal kemarin malam dan dirimu"
Mendengar jawabanku, ia pun mengukir senyum dan mulai membuka matanya
KAMU SEDANG MEMBACA
Love You Till The End (Yukook)
FanfictionKetika kau mencintai seseorang namun terhalang akan waktu, waktu yang mengejar, waktu yang memisahkan dan waktu yang membuat kita harus merelakan segalanya. "Yuna, pergilah, jangan tunggu aku" "Tidak, aku akan selalu menunggumu, hanya kau yang bole...