actually...

758 74 8
                                    

Love u till the end
*
Happy reading!
.
.
.
.

Yuna pov

Aku terbangun diatas kasur yang cukup lembut dan empuk, dapat ku cium dari pengharum ruangan, ini bukanlah kamarku maupun kamarku dibusan.

Aku mengerjapkan mata beberapa kali, berusaha mengumpulkan kesadaranku dan mencari tahu dimana aku berada.

Namun saat ku bergerak, dapat kurasakan tubuhku yang begitu lemas dan terasa sangat sakit serta nyeri di beberapa bagian.

Hingga pintu kamar itu terbuka dan memperlihatkan si empu kamar ini

Heol, tidak, tidak mungkin!!!

Flashback on

Hari dimana aku menceritakan tentang masa lalu ku kepada yejin adalah hari dimana aku benar-benar stress.

Hari itu aku termenung di ruanganku saat hujan sedang membasahi kota seoul, entah dengan pemikiran apa aku teringat dengan paket yang datang kerumah ku tadi pagi, dari orang tuaku, untuk orang tua jungkook di busan.

Dan setelah kupikir-pikir mungkin busan bisa membantuku untuk sedikit merelaksasikan pikiranku.

Akhirnya, tanpa pemikiran panjang, malam itu juga aku langsung pulang kerumah dan membawa baju seperlunya selama aku di Busan.

Malam itu juga selama 4 jam aku menahan kantuk pergi ke busan sendirian, dengan pikiran ku yang memang sudah melayang entah kemana bersamaan dengan luka-ku yang mendalam

Aku tiba di busan pukul 2 dini hari, sesampainya disana aku langsung pergi kerumah ku di busan dan segera beristirahat.

Pada saat pagi, aku mulai bersiap dan berniat untuk bermain ke sekolah lamaku, dan dalam perjalanan aku akan memberikan paket ini kepada keluarga Jeon.

Tapi siapa sangka saat aku tiba disana, jungkook pun ada disana sedang sarapan dengan kedua orang tuanya.

Dengan seluruh tenaga aku berusaha menahan rasa sakitku dan tetap terlihat baik-baik saja didepan mereka.

Tapi segelintir pertanyaan-pertanyaan dari mereka tentang pernikahanku membuat pertahananku runtuh dan sulit mengendalikan emosiku.

Hingga akhirnya jungkook berbicara kepada kedua orang tuanya tentang kandasnya hubungan kami.

Tapi yang terjadi selanjutnya hanya memperburuk suasana. Keluarga jeon mengunci rumah dan meninggalkan aku serta jungkook didalam rumah ini berdua.

Aku semakin tidak bisa menahan emosi. Sulit bagiku untuk melupakannya, bahkan luka ini belum sepenuhnya pulih, tapi sekarang luka ini hanya semakin mendalam dengan adanya ia di dekatku.

Hingga air mataku berhasil lolos, aku bukan menangis karna dikuncikan pintu, tapi karna aku merasa sangat lemah dan bodoh saat berada dekatnya di suasana seperti ini

Ia mendekatiku dan bilang bahwa ibunya akan membukakan pintu, namun sadarkah ia alasan sebenarnya aku menangis.

Tangisanku semakin menjadi-jadi sesaat ia menyentuh tanganku. Tahukah ia betapa sakitnya aku saat ia dengan mudahnya mengucapkan kata tidak lagi mencintaiku, kata-kata itu terus saja terngiang dikepalaku.

Hingga pada akhirnya mata kami saling bertemu, dan entah dengan keberanian apa, aku menciumnya tepat di bibirnya. Bibir yang mencuri ciuman pertamaku saat kami sama-sama masuk ke perguruan tinggi.

Bibirnya masih sama seperti dulu, lembut, manis, dan selalu menjadi canduku. Hingga tiba saat ia membalas ciumanku dan mulai memperdalam ciuman kami.

Love You Till The End (Yukook)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang