Sunshine --; 1.9

2K 263 55
                                    

Jin pov

Bel stasiun berdering, menandakan bahwa diri ku kini sudah tiba di Incheon. Oh ya Tuhan ini masih terlalu pagi, ini masih pukul empat malam.

Ku langkah kan kaki ku keluar kereta. Berjalan menyusuri stasiun dan menuju ke tempat pangkal taksi berada.

Setelah menemukan taksi, ku geret dan ku angkat koper ku naik ke bagasi taksi.

Di perjalanan supir taksi itu terus saja mengajak ku untuk berbicara. Rupanya dia tipe orang yang periang, berbeda dengan ku, aku adalah tipe orang yang cuek.

Siapa yang membuat ku seperti ini?
Tentu saja Kim Sowon, dia adalah wanita satu-satunya yang berhasil mengunci hati ku. Dulu aku adalah tipe orang yang periang ceria dan banyak bicara, tapi sekarang aku lebih menutup diri ku dari semua orang.

Tak sedikit wanita yang menjadi korban sikapku, kalian bisa tebak siapa mereka.
Dimulai dari, Nayeon, Jennie, Lisa, sampai yang terakhir Jisoo. Mereka adalah wanita pilihan ibu ku. Wanita yang pernah akan dijodoh kan dengan ku. Oh ya, camkan kata akan dalam kalimat tadi.

"Kita sudah sampai pak."

"Oh ya? Ini ongkos nya, terimakasih." Ucap ku menyodorkan selembar uang pada nya.

"Uang nya terlalu besar nilai nya pak. Ada uang kecil? Saya tidak memiliki kembalian."

"Ambil saja. Anggap saja itu bonus untuk anak mu di rumah." Ucap ku mengembangkan sedikit senyuman ku. Entah mengapa semenjak di taksi tadi ku rasa sikap ku berubah.

Perlahan sifat cuek ku mulai menghilang, dan sifat periang ku kembali. Ku harap Sojung akan mengubah seratus persen diri ku di kedepan nya nanti.

Wanita yang ku cintai kini hampir sampai di genggaman ku. So Say good bye to Kim Sowon. And Say hi to Kim So Jung.

"Rumah nya berwarna merah muda." Aku menyusuri rumah demi rumah, mencari rumah berwarna merah muda karena itu adalah rumah milik Keluarga Kim Namjoon, ayah Sojung.

"Rumah warna merah muda, berpagar warna biru. Ku rasa ini rumahnya."

Ku tekan bel pintu rumahnya berulang-ulang, namun tak ada respon apa pun dari dalam rumah. Mungkin karena ini masih pagi.

Ku ulur lengan panjang ku, ku arah kan mata ku melihat arloji yang ku kenakan. Pantas saja, ini masih pukul setengah lima malam. Bahkan terlalu pagi untuk menyatakan perasaan ku pada Sojung.

Namun tidak ada kata waktu untuk menyatakan cinta. Ungkapkan perasaan cinta mu di waktu kapan saja. Cinta tak mengenal waktu, tempat, maupun fisik. Kata-kata itu ku tangkap dari bibi Kim, Ibu Sowon.

Ku tekan sekali lagi bel nya.
"Seokjin?" Suara itu berhasil membuat ku kaget. Pasalnya pintu rumah belum terbuka, di tambah lagi waktu yang sekarang ini masih bisa dibilang malam, itu membuat ku sedikit bergidik nyeri.

"Seokjin? Sedang apa kau disini?" Suara itu semakin jelas ku yakin itu adalah suara Sojung. Aishh ya Tuhan, aku hampir saja jantungan ternyata Sojung berada di belakang ku.

"Hmm, aku menyusul mu. Aku khawatir kau kenapa-napa." Ucap ku masih menyembunyikan niat ku untuk datang kemari.

"Begitu? Ayo masuk dulu, aku yakin kau baru tiba di Incheon bukan?" Ucap nya yang kini sedang membuka pintu pagar.

"Ya bisa kau lihat sendiri."
"Omong-omong kau dari mana?"

"Biasa. Rutinitas ku setiap pagi, keliling komplek sembari berlari kecil. Aku baru saja satu putaran, karena melihat mu ada di rumah ku, jadi aku memutuskan untuk segera menemui mu."

"Ini rumah mu?"

"Tidak, ini rumah ayah ku. Mana mungkin aku bisa memiliki rumah sebesar ini."

"Bukankah kau mempunyai beberapa cabang butik?"

"Darimana kau tau itu."

"Yerin. Dia yang memberi tau ku. Aku juga tau kau bukan kakak kandung nya, betul bukan?"

"Iya. Ayo masuk aku akan panggil kan orang tua ku."

"Waahh Sowon, pagi-pagi kau sudah membawa lelaki ke rumah. Kau dapat dari mana lelaki itu?" Pria paruh baya itu, kini menuju ke arah ku dan Sojung.
Ku rasa dia ayah Sojung, mengapa semua orang selalu saja memanggil nya Sowon? Sungguh aku benci nama Sowon.

"Ayaahhh..." Bisa ku lihat, seorang wanita paruh baya menuju ke arah kami.

"Hai nak, silakan duduk." Ujar nya.

"Terimakasih bibi."

"Oh ya, siapa nama mu?"

"Kim Seokjin."

"Waahh Sowon, pria yang kau cerita kan sekarang datang kemari." Celetos paman Kim.

"Cerita kan?" Merasa penasaran aku bertanya pada mereka.

"Ah tidak. Ayah ku memang sering sekali asal bicara. Ku rasa ruh nya masih di ambang kesadaran saat ini." Ucap Sojung yang berhasil membuat ku terkekeh.

"Oh ya, kau mau minum apa? Biar nanti Sowon yang buatkan." Ucap Bibi Kim.

"Air putih hangat saja."

"Baiklah akan ku ambilkan."

"Aku sampai lupa, mari duduk." Ucap bibi mempersilahkan ku untuk duduk.

"Kau berhasil membuat anak ku jatuh cinta lagi, nak. Kau hebat."

"Ayahh..." Sela bibi Kim.

"Biarkan saja, aku benar-benar kagum pada pria tampan ini dia berhasil merebut hati anak ku kembali." Jelas paman Kim.

"Maksud paman? Aku tak mengerti." Merasa penasaran aku bertanya lebih jauh tentang Sojung.

Tak lama Sojung kembali dengan membawa segelas air hangat. Ucapan paman Kim terpotong karena kedatangan Sowon.

"Dulu, dia memiliki sahabat kecil. Namanya Jinnie. Paman senang melihat mereka sangat akrap, namun perpisahan keduanya membuat Sowon berubah. Sifatnya jadi lebih kekanak-kanak kan. Entah apa yang terjadi, semenjak kami pindah ke Incheon, Sowon selalu menangis merasa kehilangan sahabat nya. Ya itu semua terjadi karena kesalahan paman, paman memutuskan untuk pindah ke Incheon secara mendadak karena urusan pekerjaan." Tutur nya.

"Semenjak itu dia kesepian, bahkan dia mulai merubah nama panggilan nya sendiri bukan Sowon lagi, melainkan Sojung. Sowon juga jadi bersikap manja, karena bibi merasa tingkah nya semakin manja. Bibi memutuskan untuk mengadopsi anak, bibi pikir dia akan mengubah pola pikir sedikit lebih dewasa. Namun nyata nya sama saja. Pasal nama Sowon yang kembali ia gunakan saat ini, itu adalah permintaan adik angkat nya. Adik angkat nya memberikan nama Sowon lagi, karena ia tau sang kakak memiliki sejuta mimpi dan harapan." Lanjut bibi.

"Apa nama adik angkat nya itu Yerin?" Tanya ku.

"Iya, dia Yerin. Kau mengenal nya?"

"Tentu saja. Dia istri dari Kim Taehyung bukan? Dia adik sepupu ku." Jelas ku.

"Oh seperti itu. Berarti kau mengenal Sowon dari Yerin?"

Aku hanya mengangguk kan kepala ku.

"Ya Tuhan... Aku ingin bertemu Jinnie... Setidaknya sebentar saja. Aku merindukan nya." Tiba-tiba Sojung berteriak frustasi.

Rupanya kau Kim Sowon, ku kira kau telah melupakan ku. Ternyata tidak, aku salah besar. Kau masih mengingat ku. Sowon ini aku Jinnie sahabat mu yang dulu.
Batin ku terasa sakit menahan tangis, ingin segera aku berbicara pada Sowon bahwa Jinnie adalah aku Kim Seokjin. Aku berada disini Sowon, disini.

"Sowon... Aku---"

Tbc

Wadaw panjang banget 😱😂😂
Part spesial kali ya wkwk
Vote nya juga spesial dong mwehehe

Sunshine; Sowjin ミ°endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang