Hoammm
Suara lenguhan seorang lelaki terdengar jelas di dalam kamar. Lelaki itu baru saja kembali ke alam nyata setelah menjelajahi alam mimpi nya.
Perlahan dia membuka mata nya, lalu memperjelas pandangan nya.Pandangan nya ia lemparkan ke setiap sudut ruangan.
Kertas?
Lelaki itu bergumam ketika mendapati lipatan kertas putih yang dilihat nya terletak di atas nakas.
Dia meraih kertas itu, melirik nya sebentar kemudian membuka kertas itu perlahan.
Surat?
Dia menggelengkan kepalanya kemudian terkekeh kecil. Rasa penasaran kini menghampiri dirinya. Dia membaca surat tersebut dalam hati.
Perlahan namun pasti, dia menarik kedua sudut bibir nya ke atas setelah membaca isi surat itu.
Senyum manis kini terukur jelas di wajah tampan nya.Aku tau. Kau itu tak bisa berlama-lama kesal pada ku. Sebesar apapun rasa kesal mu padaku, rasa kesal mu itu pasti akan kalah oleh rasa cinta mu pada ku. Batin nya.
Jin. Lelaki itu kini beranjak dari kasur menuju bathroom dan bersiap untuk memulai hari nya.
Selang waktu tak lama, lelaki berbahu lebar itu sudah siap dengan pakaian kemeja pendek, dan celana panjang. Dia segera turun ke lantai bawah untuk menemui Nyonya Kim.
"Selamat pagi bibi Kim," Sapa Jin.
"Pagi, kau sudah mandi?"
"Tentu saja sudah," Balas Jin secukupnya.
"Kalau begitu, silakan sarapan. Bibi sudah membuatkan sarapan untuk mu," Titah Nyonya Kim.
"Baiklah," Ucap nya.
"Omong-omong rumah sepi sekali. Dimana paman Kim dan Sojung?" Tanya Jin yang berpura-pura tak tahu apa pun. Dia menyuapkan satu sendok pertama nasi goreng ke dalam mulut nya.
"Sojung tak memberi tahu mu? Dia pergi ke Seoul hari ini," Jelas Nyonya Kim. Nyonya Kim menarik bangku nya, kemudian duduk di atas bangku itu.
"Ouh, bagaimana dengan paman Kim?" Tanya Jin menatap Nyonya Kim yang sedang menyendok nasi goreng untuk diri nya sendiri.
"Dia keluar kota hari ini," Jawab Nyonya Kim dengan senyuman khas miliknya.
"Ouh," Jin menyuapkan kembali nasi goreng ke dalam mulut nya.
"Bibi," Panggil Jin.
"Ya?"
"Aku ingin keluar sebentar. Bisakah aku pergi?" Tanya Jin.
"Itu hak mu, nak. Aku bukan ibu mu, aku tak berhak melarang mu," Tutur Nyonya Kim yang sembari menyantap sarapan nasi goreng nya.
"Jangan begitu, sebentar lagi kau akan menjadi ibu ku. Dan aku akan menjadi anak mu," Ucap Jin sembari melanjutkan santapan nasi goreng nya.
"Apa? Maksudku, apa kau serius dengan anak ku?" Wajah Nyonya Kim berubah menjadi serius. Dia meletakkan sendok serta garpu di piring nya agar bisa fokus kembali dengan ucapan Jin.
"Tentu saja. Aku mencintainya bi, dan ku rasa dia juga mencintai ku," Jawab Jin.
"Aku bersyukur jika benar begitu. Aku percaya padamu, kau pria baik," Ujar Nyonya Kim tersenyum. Kemudian beliau melanjutkan kembali santapan nya yang tadi sempat tertunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine; Sowjin ミ°end
Cerita PendekHigh Rank #1 in sowjin (11-07-2018) Start; 24-03-2018 End; 01-07-2018 MALES REVISI [CERITA JAMAN AUTHORNYA MASIH BOCIL] Sinar mentari merupakan hal penting bagi Sowon dan Jin. Karena sinar mentari-lah, Jin menemukan Sowon, dan Sowon menemukan Jin. T...