Seokjin's pov
Hari ini aku lebih memilih beristirahat, ya aku di rumah tentu nya bersama appa dan eomma ku. Tapi entah mengapa kali ini aku berani untuk memulai pembicaraan bersama mereka.
"Apa yang kau masak hari ini, eomma?"
Dia mengernyitkan dahinya, ku rasa dia merasa ada keanehan pada diriku. Namun seperti biasa, jika dia tak menjawab pertanyaan ku, maka kembali tak akanku acuhkan mereka.
Setelah selesai makan aku bergegas pergi ke gereja untuk beribadah sekaligus merayakan hari paskah. Paskah adalah hari dimana terjadi nya peristiwa besar dalam agamaku.
Yaa seperti tahun-tahun sebelum nya, aku pergi ke gereja sendiri tak bersama orang tua ku. Ya karena tahun lalu sempat terjadi konflik yang cukup besar dengan aku dan keluargaku. Memang tahun ini tidak ada konflik, tapi kali ini aku sedang malas untuk pergi bersama mereka.
Aku sengaja pergi ke gereja yang jauh dari rumah agar tak bertemu mereka. Aku pergi ke gereja dekat Restaurant ku. Dan bisa kalian tebak sesampai nya aku di sana aku bertemu dengan Taehyung bersama istrinya dan juga anaknya. Oh jangan lupakan, di samping Yerin juga ada seorang wanita --kakaknya Yerin-- kalau tidak salah nama nya adalah Sojung.
Semua umat katolik begitu hikmat pada saat melaksanakan ibadah. Hingga pada waktu nya uskup memberikan beberapa pesan yang akan di sampaikan pada kami semua. Wanita yang berada di samping ku atau Sojung dia, menyapaku.
"Hai.." sapanya lembut.
"Halo.." jawabku.
"Dimana istrimu? Apa dia tidak ikut?" tanya Sojung yang membuatku sedikit kaget. Bagaimana bisa dia berkata seperti itu?
"Apa maksud mu? Aku belum memiliki istri," jelasku.
"Dan satu hal lagi, tolong jangan bahas masalah itu lagi padaku!" Tegas ku.Dia tak menjawabku, tanpa perlu lagi aku menanggapi nya. Langsung saja aku fokus kembali pada uskup yang sedang memberikan beberapa pesan.
>,<
Prosesi pertama ibadah selesai, aku memutuskan untuk keluar sebentar.
"Seokjin tunggu!" dia memanggil ku, huft ada apa lagi?
"Ya?"
"Maafkan aku atas pertanyaanku yang tadi," ucapnya dengan tatapan memohon.
"Tak apa, lupakan saja."
"Baiklah terimakasih," ujarnya dengan penuh senyuman. "Kau, mau kemana?" tanyanya.
"Aku ingin keluar sebentar," jawabku. "Apa kau mau ikut?" tanyaku.
"Jika kau berkenan aku ikut."
"Baiklah ayo.." Ajak ku.
Aku pergi ke toko es krim di ikuti oleh Sojung, ya ini pertama kali nya saat aku dewasa kembali berkunjung ke toko es krim. Aku pergi ke toko es krim juga atas permintaan Sojung. Jadi mau tidak mau aku juga ikut pergi dan membeli es krim juga.
"Kalian pasangan serasi, dimana anak kalian, apa kalian belum memiliki anak?" Aku tersedak saat sedang memakan es krim milikku. Apa yang di katakan ahjumma es krim barusan merupakan kalimat yang sangat tak ingin aku dengar.
"Ohh kami hanya teman ahjumma, bukan sepasang suami istri," jelas Sojung. Sepertinya dia mengerti jika apa yang di katakan ahjumma itu menyinggungku.
"Ohh maafkan aku, aku kira kalian sepasang suami istri, jika kalian memang hanya teman, mengapa tak bersatu saja?" Huft apa lagi ini? Mengapa ahjumma ini berkata seperti itu.
Tanpa perlu berlama-lama lagi aku langsung menyeret Sojung untuk pergi dari toko itu. Dan sebelum kami benar-benar menghilang dari toko itu, bisa aku lihat Sojung malah memberikan senyuman minta maaf kepada ahjumma itu. Aishh mengapa dia memberikan senyuman seperti itu?
Tbc
Hwhw update egen
KAMU SEDANG MEMBACA
Sunshine; Sowjin ミ°end
Короткий рассказHigh Rank #1 in sowjin (11-07-2018) Start; 24-03-2018 End; 01-07-2018 MALES REVISI [CERITA JAMAN AUTHORNYA MASIH BOCIL] Sinar mentari merupakan hal penting bagi Sowon dan Jin. Karena sinar mentari-lah, Jin menemukan Sowon, dan Sowon menemukan Jin. T...