Bagian Lima

24.9K 1.8K 67
                                    

Hai, saya update lagi ceritanya.
Siapa nih yang nungguin cerita ini?
Jangan lupa vote dan komen. Happy Reading Guys!!

______________________

Dia Yang Tak Dikenal
______________________

Aku menghirup udara dalam-dalam menikmati pagi sebaik mungkin sebelum bekerja keras untuk membeli makanan. Aku mulai menyelesaikan pekerjaan rumah satu per satu. Setelah itu, memandikan Ocha yang dari tadi pagi mengikuti Tina kemana pun Tina pergi. Itu sudah menjadi kebiasaan Ocha. Ia selalu memperhatikan apa yang akan Tina lakukan tapi tak paham apa yang Tina lakukan.

Dan urusan mandi, Ocha akan selalu aku yang mandi 'kan. Seperti sekarang, Ocha ada di dalam baskom besar dengan air penuh di dalamnya. Aku menggosokkan punggungnya dengan sabun seraya menggumamkan lagu anak-anak.

"Abang tukang bakso,
Mari-mari sini,
Ocha mau beli,
Abang tukang bakso,
Cepat dong kemari,
Sudah tak tahan lagi,
Satu mangkok saja,
Lima ratus perak,
Yang banyak baksonya,
Tidak pakai saos,
Tidak pakai sambel,
Juga tidak pakai kol......"

"Mba, Tina pergi ke sekolah dulu ya," ucap Tina menghentikan kegiatanku yang kini tengah menyampo 'kan rambut Ocha.

"Iya, ini uang jajannya." aku memberikan Tina uang selembar bernominal dua ribu rupiah. Gadis kecil itu tersenyum hangat padaku.

"Makasih mba," Tina mencium pipiku sekilas lalu memberi salam dan akhirnya meninggalkan rumah.

Aku tersenyum mendapat perlakuan seperti itu darinya. Dan itu adalah salah satu kebahagian terbesarku. Yaitu melihat kebahagian orang lain.

Aku melanjutkan memandikan Ocha. Gadis kecil penuh kebahagiaannya sendiri. Gadis kecil dengan senyum ramah setiap harinya menjadi pengobat hati maupun luka. Gadis kecil tercinta dan tak kan pernah tergantikan, Gadis kecil yang bagai penopang nyawaku, penopang luka laraku, dia segala-galanya bagiku. Tina juga berarti buatku, dia sama merasakan apa yang aku dan Ocha rasakan.

Selesai memandikan Gadis kecilku, aku mengambil handuk kecil lalu melilitkan ke tubuhnya. Kemudian mengendong anakku hingga kasur sebelum membaringkannya. Aku membalurkan bedak bayi dan minyak kayu putih di tubuhnya agar dia merasa hangat. Dan memakaikan celana panjang dengan baju bekas milik Tina yang agak kebesaran dipakai Ocha.

"Hmm, anaknya bunda udah wangi nih, tinggal bundanya yang kecut. Bunda mandi dulu ya, sayang. Sebentar aja kok. Duduk disini Cha, jangan kemana-mana, Oke!" ucapku dengan memberikan isyarat menggunakan tubuh.

Aku mengambil handuk lalu segera mandi.

–•••–

Seperti biasa aku mulai menyapu dan kini aku menyapu jalan tepat di depan sebuah perusahaan yang amat besar. Bahkan aku menyapu saja baru setengah gedung. Bayangkan betapa panjang dan juga besar gedung perusahaan ini. Dan juga betapa kaya orang yang memiliki perusahaan ini. Sungguh orang itu amat beruntung.

Dari kejauhan aku dapat melihat seorang satpam paruh baya yang sedang melambai-lambaikan tangannya. Entah ke arah siapa aku tak tahu. Tapi kini dia seperti memanggilku.

"Mba! Mba yang nyapu jalan tolong kemari!"

Deg!

Aku merasa ada yang tak beres, tapi mengapa? Apa satpam itu akan mengusirku karena menyapu di depan gedung ini? Tapi mengapa? Bukankah aku setiap hari menyapu jalan ini. Atau mungkin karena Ocha? Kalau benar, ada apa memangnya dengan anakku itu?

Dengan pikiran berkecamuk, akhirnya aku mendekat ke arah satpam paruh baya itu. Aku membawa Ocha dalam gendonganku.

"Ada apa ya pak?" tanyaku saat sampainya di sana.

"Begini mba,..." aku sudah harap-harap cemas. "Kata atasan saya, hari ini OB khusus menyapu halaman kantor sedang cuti, jadi pihak perusahaan meminta mba untuk menyapu halaman kantor ini."

Aku melihat kearah halaman kantor itu. Luas. Luas sekali. Mana mungkin aku menyapu halam kantor ini sendirian. Lalu bagaimana dengan tugasku menyapu jalanan?

"Tapi pak..."

Perkataanku di potong oleh satpam tersebut. "Masalah uang, tenang saja mba, pihak perusahaan akan memberi mba kok. Tenang saja untuk hari ini saja, pasalnya kami belum menemukan penggantinya."

"Tapi pak, saya masih harus menyapu jalanan, nanti kalau saya belum selesai sampai jam satu, saya harus jawab apa dengan atasan saya."

"Ah begitu ya, padahal atasan saya memberitahu bahwa dia akan membayar mba satu juta loh," ucap si satpam membuatku berfikir dua kali.

Lumayan banget, bisa buat makan enak satu bulan, bisa bayar uang sekolah Tina. Oke aku akan ambil. Akan aku selesaikan cepat.

Akhirnya aku menyetujui perkataan satpam tadi. Dan mulai menyapu dari ujung kantor itu. Sebelum menyapu aku mendudukan Ocha dibawah pohon besar yang terdapat di halam kantor ini.

"Ocha tunggu sebentar disini, bunda nyapu dulu ya sayang," aku mengecup puncak kepalanya lalu mulai menyapu.

–•••–

Sudah separuh halaman ku sapu, keringat bercucuran. Sesekali aku melihat ke arah Ocha, yang kulihat gadis kecilku nampak bosan dan sesekali memejamkan matanya. Aku tersenyum lalu menyapu kembali halaman itu. Aku tak tau sekarang sudah jam berapa, karena saat ini aku benar-benar mengejar waktu untuk menyapu jalanan.

Nampak matahari mulai meninggi, hingga bayang-bayang tubuhku terlihat di atas tanah berlapiskan paping semen itu.

Hingga tanpa kusadari sebuah mobil mercedez hitam lewat di belakangku. Aku menoleh tepat saat mobil itu berhenti di depan pintu utama gedung. Aku tak mempedulikan lagi, mungkin itu atasan atau pemilik gedung itu, daripada mengurus siapa orang yang berada di dalam mobil mercedez itu lebih baik aku melanjutkan pekerjaanku agar cepat terselesaikan.

Ku percepat kegiatanku tapi tak melupakan kebersihan hingga benar-benar bersih. Dan setelah beberapa lama acara menyapu halaman gedung itu selesai. Aku pun memasukkan sampah daun kering ke dalam tong. Dan dengan segera berjalan ke arah tempat Ocha duduk.

Dan betapa terkejutnya aku tak melihat seorangpun duduk di bawah pohon itu. Pikiranku melayang kemana-mana saat tak menemukan Ocha. Keringat dingin lancar keluar dari dahiku. Badanku serasa meremang. Kakiku lemas.

Ocha menghilang....

***

Bersambung....

Dimana Ocha? Dek kamu menghilang kemana?
Yang sabar ya ibu Alle, ku do'a kan Ocha cepetan ketemu. Tolong doain semuanya.
Hai! Ketemu lagi sama saya? Bosen enggak? Gak lah ya, hehe, semoga yang puasa hari ini enggak bosen ya hidupnya.. Hehe canda ✌✌
Jangan lupa semua vote dan komen yops!

Bye,
From Anwar's wife
Selasa, 29 Mei 2018
03:36
R

epost:3/3/2019

Dia Yang Tak Dikenal | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang