Bagian Sembilan Belas

14.1K 1.1K 165
                                    

Happy Reading
Maaf Typo
_________________________

Dia Yang Tak Dikenal
_________________________


"Tunggu!" ucap Alle. Dia menatap Roy dengan matanya cukup intens. Roy pun membalas tatapan itu. "Saya hanya ingin mengucapkan terima kasih, karena Anda sudah berbaik hati memberikan waktu untuk saya bisa bersama dengan anak saya. Saya merasa sudah cukup puas untuk itu. Saya harap apa yang saya putuskan ini memang merupakan pilihan yang terbaik–"

Wanita itu menahan kepedihan hatinya, dia sungguh tidak kuat untuk melanjutkan kata-kata nya. "–Untuk Ocha, saya mohon pada Anda, jaga anak saya sebaik mungkin, dan semoga Anda bisa bijaksana."

"Tentu." hanya itu jawaban Roy. Tanpa salam perpisahan, dia berbalik menuju mobilnya dengan Ocha dalam dekapan lelaki tampan itu.

"Tolong jaga dia! Tolong jaga Ocha-ku!" teriak Alle. Penuh keputusasaan.

"Ku mohon..." badannya meluruh ke lantai depan pintu rumahnya, tak sanggup menopang tubuhnya lagi. Bahunya bergetar hebat, airmata itu turun amat deras, membasahi kedua pipinya.

Dan seorang gadis kecil menatap itu, juga ikut merasakan kepedihan lewat isak tangis yang keluar dari mulut kakak angkatnya. Memang benar perasaan anak kecil sangatlah peka. Karena Tina ikut merasakan kesedihan. Gadis itu menyadari satu hal bahwa kakak angkatnya tengah menangisi anaknya. Menangisi keponakan angkatnya.

*****

Roy membiarkan saja wanita itu menangis, dia tidak peduli hal itu. Yang ia sekarang pikirkan adalah masa depan anaknya. Jika anaknya terus bersama wanita itu yang ada anaknya tak akan pernah bisa hidup seperti dirinya. Dan Roy tak ingin hal itu terjadi. Biarlah wanita itu yang mengalami kesusahan dalam hidupnya, jangan pula dia mengajak anaknya untuk ikut susah juga.

Roy mendudukan Ocha di kursi sebelah pengemudi, memasangkan seatbelt pada rubuh mungil itu. Setelahnya mengacak sebentar rambut tipis anaknya.

Menutup pintu mobil perlahan agar anaknya tak terkejut, ia memutari mobil dan duduk di kursi pengemudi untuk menjalankan mobilnya.

Di dalam perjalanan, lelaki itu sengaja memutarkan lagu anak-anak untuk Ocha, karena ia ingin anaknya tidak bosan di dalam mobil yang hanya keheningan saja. Sekali-kali di liriknya anaknya dengan skor mata, terkadang anak itu bergerak namun, kurang dari tiga puluh detik, gadis kecilnya berhenti bergerak dan berdiam diri saja.

Dalam hati, dia bersuara tentang keanehan anaknya. Mengapa?? Mengapa dia tidak kembali bergerak?

Segera lelaki itu menepikan mobilnya. Dan hal itu tak diperhatikan oleh gadis kecil yang bersama dengan lelaki itu. Perlahan Roy memutar tubuhnya ke arah anaknya, menatap tubuh kecil itu tanpa gadis kecil itu tahu jika dirinya sedang ditatap oleh Ayahnya.

"Ocha? Sayang...?" panggilnya.

Dipanggilnya berulang kali dengan nada perlahan agar tak mengagetkan anaknya. Geram, karena tak ditatap kembali anaknya, Roy berinisiatif untuk menepuk pelan bahu kecil itu. Dan langsung saja gadis kecil itu menoleh.

Seketika gadis kecil itu murung. Bukan Ibunya yang menepuk bahunya, melainkan Ayahnya. "Kenapa tidak kembali menari?" tanya Roy.

Gadis kecil itu hanya mengkerutkan dahinya bingung. Dan Roy baru menyadari sesuatu. Padahal kami sudah bersama lebih dari satu minggu kenapa aku baru menyadari itu? Dia baru teringat jika anaknya ini memiliki cacat sejak lahir. Dan terlintas lah sesuatu dibenaknya.

Dia Yang Tak Dikenal | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang