Bagian Dua Puluh Satu

15.6K 1.1K 131
                                    

Semoga part ini enggak bikin kalian jijik ya, karena ada adegan alaynya wkwkw. Dan semoga bagus deh ceritanya 😀😀

Happy Reading
Maaf Typo

________________________

Dia Yang Tak Dikenal
________________________

Lima hari sudah, Ocha tinggal dalam keluarga besar ayahnya. Hatinya terus merasakan kesepian walau ada Sisil yang selalu menemani dirinya bermain di taman luas rumah keluarga Ayahnya.

Seperti saat ini, diatas karpet berbulu, Ocha duduk dengan dikeluilingi banyak mainan. Ada boneka Teddy Bear, Barbie, rumah-rumahan, mainan masak-masakan dan masih banyak lagi. Jelas saja anak kecil seukuran Ocha tidaklah mengerti harus diapakan semua ini. Ini terlalu banyak. Sampai dia hanya mengambil boneka Teddy bear berukuran kecil yang sama persis dengan miliknya yang dulu.

Dia memeluk boneka itu. Seakan gadis mungil itu rindu dengan bonekanya. Mencoba menyalurkan rasa yang sulit untuk tersampaikan. Bahkan saat 'tante ciliknya' menyodorkan mainan yang sama dengan yang ia pegang kini, gadis mungil itu sama sekali tidak mau ikut bermain.

Sisil mengernyit bingung saat melihat anak kakaknya tak ingin bermain dengannya.

"Ocha kenapa?" tanyanya polos pada Ocha yang menatapnya lekat.

Kedua bocah itu mencoba berinteraksi dengan cara mereka sendiri. Ocha menyelusupkan kepalanya semakin dalam ke boneka Teddy Bear itu. Dan pemandangan berikutnya membuat Sisil kaget sekaligus panik bukan main saat keponakannya menangis. Punggung kecil itu bergetar dengan suara sesegukan kecil yang keluar dari bibir mungil Ocha.

Segera membuang sembarang mainan yang digenggam olehnya, mendekati Ocha yang menangis tersedu-sedu. Memeluk Ocha sekaligus boneka Teddy Bear itu. Mengelus nya punggung Ocha perlahan. Tanpa terasa dia pun ikut menangis, anak itu ikut terbawa suasana.

"Jangan nangis! Kaka mohon,..."

****

"Roy..." suara itu jelas sekali seperti memohon. Jelas di pendengaran Roy yang memang berhadapan dengan pemilik suara itu.

"Menghentikan semua ini merupakan keputusan terbaik untuk hubungan kita." ujar Roy menatap kopi diatas meja bulat yang berada ditengah-tengah dirinya dan pemilik suara itu.

"Itu untuk kamu, tidak untuk aku, Roy!" tukas Winda seakan tidak terima dengan apa yang baru saja dikatakan Roy padanya.

"Kita diberikan pilihan disini, Win. Kamu yang terus terluka atau aku yang harus rela melepaskan kamu."

"Tapi–tapi aku ah, bukan, kamu pasti bisa menyembuhkan luka itu Roy, aku yakin itu, kita–"

"Tapi aku tidak yakin dengan itu!" bentak Roy. Lelaki itu sudah geram dengan ini semua, dirinya ingin segera mengakhiri kisah cinta, yang menurut dirinya tak jelas dan tak menentu.

Beberapa tahun lalu, sebelum melihat perselingkuhan sang pacar, dirinya sempat dijodohkan dengan seorang model yang kini berada di hadapan nya. Tapi saat itu dirinya belum bisa memutuskan, Roy bingung, memilih untuk tetap menjalin hubungan bersama pacarnya atau memilih wanita yang dijodohkan dengan dirinya. Hingga beberapa hari setelah pemerkosaan yang ia lakukan terhadap Alle, dirinya memutuskan perjodohan itu. Tapi siapa sangka Roy akan kecelakaan dan mengalami lumpuh sementara, yang mengharuskan dirinya untuk terus berjalan dengan kursi roda dan kruk. Dan siapa sangka pula sang model itu akan meninggalkan Roy saat dirinya benar-benar membutuhkan orang lain.

Dia Yang Tak Dikenal | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang