Bagian Tiga Belas

17.4K 1.3K 158
                                    

Happy Reading
Typo Berlebaran 😂😂

_______________________

Dia Yang Tak Dikenal

_______________________


Malam harinya, Erik masih berada di rumahku, menemaniku setelah pergi sebentar mengantarkan gorenganku. Lalu kembali ke rumahku dengan sekantung buah jeruk. Dia selalu datang ke rumah ku tanpa tangan kosong.

Aku memijat pelipisku yang semakin terasa pusing dan berdenyut.

"Kamu butuh minyak kayu putih? "tawar Erik yang selalu melihat ke arah ku yang sedari tadi memijat pelipis.

Aku menggeleng, menurutku dengan memijat pelipis cukup menghilangkan rasa berdenyut ini.

Dia tak menyahut lagi, memilih menemani Tina yang mengerjakan PR dan Ocha yang menggambar di buku gambarnya. Sedang aku, duduk berseberangan dengan mereka sambil menyandarkan diri di dinding. Melihat mereka dengan kepala yang semakin lama semakin kuat denyutan nya.

"Rik, boleh aku minta sesuatu?" tanyaku dengan perasaan hati-hati.

Dia menatapku seolah berkata 'apa' dengan satu alis terangkat.

"Aku minta kamu pulang, ya? Maaf kalo aku ngusir kamu kayak gini udah malem juga. Gak enak di liat in tetangga."

Aku bener-bener merasa gak enak hati. Setelah apa yang dia bawa tadi aku mengusirnya, walaupun dengan baik-baik tapi tetap saja ada rasa tidak enak dan canggung.

Dia menatapku lama, setelahnya mengangguk. "Yaudah aku pulang dulu ya," setelah berkata seperti itu dia pamit pada anak-anak lalu berdiri.

Aku pun ikut berdiri. Mengantarnya hanya sampai di depan teras.

"Maaf ya," ujar ku menunduk.

Kurasakan kedua tangan hangat itu memegang kedua pundakku. Aku mendongak. "Tidak apa-apa aku memaklumi nya, mungkin kamu butuh waktu sendiri, karena dari tadi aku lihat kamu murung terus."

Dia merogoh kantong jaketnya lalu mengeluarkan sesuatu. "Ini, dipakai Alle," aku menerimanya sambil tersenyum. Erik mengelus kepala ku pelan dan lama. Dan akhirnya dia pergi meninggalkan rumahku.

Setelah mengunci pintu, aku kembali ke kamar dengan anak-anak yang sudah tertidur lelap. Menaruh benda yang diberikan Erik ke lantai begitu saja. Aku duduk bersandar dengan menatap lurus. Tiba-tiba kejadian tadi membayangi pikiranku. Dia dengan perlahan ternyata datang dalam hidupku, bersikap seperti bunglon. Dia mendekati Ocha secara tiba-tiba, dan pada akhirnya aku tahu bahwa dia ... Ayah kandung anakku. Lelaki yang menganggapku seorang pemuas nafsu, lelaki yang meninggalkan cek, lelaki yang mencuri kehormatan ku dan ... meninggalkan sebuah janin untukku. Di satu sisi aku bersyukur karena Ocha setidaknya ada penyemangat, ada sesuatu yang bisa jadi patokanku, tapi, di sisi lainnya aku benar-benar benci, muak, marah, kesal sekaligus bercampur menjadi satu dan tak bisa dijabarkan.

Dia terlalu brengsek untuk disebut lelaki. Dia enggak pantas menjadi seorang lelaki jika merenggut keperawanan wanita. Seorang lelaki bodoh pun masih bisa menghargai wanita. Lalu dia apa? Dia itu gak lebih dari seonggok sampah yang aku kenal dan kenyataan pahit bahwa dia ... Ayah kandung Ocha.

Saat pertemuan pertamaku dengannya, aku kira dia lelaki baik karena mau mengajak anakku main. Aneh 'kan seorang yang tampak seperti orang yang berpengaruh bermain dengan anak gadis yang kelihatan dekil. Dan saat dia bertemu denganku dia sama sekali tidak menampilkan raut ketidaksukaan padaku. Dia biasa saja.

Aku tak dapat memikirkannya lagi, otakku benar-benar pecah. Dan disaat isi otakku ingin keluar satu kata yang melintas.

Ayah.

Dia Yang Tak Dikenal | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang