Happy Reading
Maaf Typo______________________
Dia Yang Tak Dikenal
______________________
Pertemuanku dengan Erik di taman membuatku terus berpikir. Berpikir siapa 'nya' yang ia maksud. Dan sampai sekarang ia bungkam setelah mengatakan ingin mengantarku pulang. Selanjutnya ia lebih banyak membicarakan tentang Ocha. Mulai dari nama hingga kesukaan Ocha.
Aku duduk di samping Erik. Di dalam mobil sunyi kembali menyapa diantara kami setelah Erik mengakhiri sesi tanya-jawab tentang Ocha. Dan pada akhirnya Erik membuka suara dengan menanyakan alamat rumah kami.
"Dimana alamat rumahmu?" tanyanya setelah berkeliling memutari kota dengan mobil honda jazz nya.
"Di jalan Kerinci." jawabku. Lelaki itu tak menjawab hanya saja matanya sempat melihat ke arahku sebelum akhirnya mengangguk.
Ocha, dia tertidur, mungkin karena lelah dan juga suasana mobil yang ber-ac membuatnya nyaman tidur dalam dekapanku.
Sesampainya di jalan menuju rumahku, aku meminta Erik menurunkanku di depan gang, karena memang di gang sana rumahku. Lagi-lagi ia mengangguk. Aku menjadi bingung, apakah aku membuatnya menjadi risih? Apa menurutnya aku akan membuat mobilnya kotor?
"Terimakasih." ucapku. Aku membuka pintu mobil dan keluar dari mobil.
Tak kusangka Erik ikut berjalan dibelakangku. Aku menoleh ke arahnya, menatap bingung dengan apa yang sedang ia lakukan dengan ikut berjalan.
"Ada apa?" katanya juga menatapku.
"Kenapa? Kenapa kamu mengikutiku?"
"Siapa yang mengikutimu? Kamu percaya diri sekali Alle," nada bicaranya seakan tengah mencibirku. Aku menunduk merasa malu. Kenapa aku menjadi percaya diri mengatakan dia mengikutiku? Ah, bodohnya kau Alle.
"Maaf," ucapku. Aku kembali berjalan. Lalu menatap Ocha yang sepertinya terusik setelahnya membuka mata menatapku dengan mata hitamnya.
"Nda.." Ocha membelai wajahku, aku memejamkan mata sebentar.
"Iya sayang, iya."
"Tu..." tunjuknya kepada seseorang si belakangku. Seakan memberi tahukan ada seseorang di belakangku.
"Apa sayang? Hm,"
Ia menggeleng, menenggelamkan kepalanya diceruk leherku.
Aku berhenti sejenak saat melihat warung di dekat rumahku. Tina. Nama gadis itu terlintas di benakku. Aku lupa untuk membelikan makanan. Kuputuskan untuk ke warung itu, membeli beberapa jajanan, telur, dan membayar hutangku tentunya.
Ah, ngomong-ngomong tentang hutang, aku menjadi teringat ayahku yang dulu memiliki hutang. Hal itu sudah lama membuatku tidak menghubungi dengan ayahku. Semenjak aku kabur, aku tak melupakan mengirimkan uang pada ayahku hingga sekarang. Tapi ayahku tak pernah lagi menelponku semenjak dua tahun terakhir ini. Aku bingung saat menelponnya, nomor yang biasa dipakai tidak dapat dihubungi sama sekali. Entahlah bagaimana keadaan ayah sekarang, aku merindukannya meskipun dia banyak melimpahkan hutangnya padaku sampai aku sendiri ikut berhutang.
Seperti sekarang, aku berniat membayar hutang dengan uang seratus ribu tadi, yang kuingat hutangku tinggal dua ratus enam puluh lima ribu, meskipun hutangku tidak banyak tapi itu menjadi beban tersendiri untukku. Dan hutang ayahku yang mungkin akan lunas beberapa bulan lagi.
"Susu kaleng satu bu," aku menoleh ke arahnya. Erik. Dia masih ada disini?
"Erik," aku terkejut mendapati dirinya masih ada disini. Dia tidak menjawab ucapanku, seakan aku ini tak ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dia Yang Tak Dikenal | Selesai
ChickLitAku tak mengingat siapapun dia, tapi yang kuingat sekarang adalah aku bahagia karena dapat memiliki sosok yang akan menemaniku seumur hidup. Started : Thursday, March 1st 2018 Finished : Monday, December 31th 2018