Bagian Dua Puluh Enam

15K 1K 178
                                    

Kuota nipis, gak sempet edit, jadi maafkan saja kekhilafan melakukan typo😊✌

Happy Reading
Maaf Typo
______________________

Dia Yang Tak Dikenal
______________________

• Alle POV •

Hari itu aku tidak tahu apa maksud dari kedatangannya ke rumahku. Karena yang kutahu dia sudah berhasil menambahkan penderitaan pada hidupku. Tidak cukup puaskah dia? Tetapi pada akhirnya aku mengerti maksud dari kedatangannya ke rumahku. Dia tak membawa Ocha kepadaku tetapi membawaku pada Ocha.

Aku sangat senang mendengar dia menyebut nama anakku, yang mana itu berarti bisa jadi kabar bahagia bagiku ataupun justru kabar baik untukku. Yah walau pada akhirnya aku harus berhenti cemas saat melihat keadaan anakku.

"Ocha!!" teriakku. Betapa terkejutnya aku melihat anakku kini tengah berbaring di atas ranjang dengan dahi diberi kain. Dan ku yakin anakku sekarang ini sedang deman. Aku bahkan melangkah lebih dahulu memasuki kamar meninggalkan Tina dan Roy dibelakang, karena saat ini sibuk memperhatikan Ocha.

Karena teriakan itu pula Ocha bangun dari tidurnya. Mungkin dia terganggu dengan suara ku yang menggema. Dan mata kami akhirnya bertemu.

Aku mempercepat langkah lalu secepat kilat aku memeluknya erat bahkan di keadaannya yang bisa ku bilang tidak dalam keadaan sehat. Aku merasa rasa rindu yang menyakitkan ini pada akhirnya tersalurkan. Sungguh rasanya teramat senang bila bisa meluapkan kerinduan pada orang yang tengah kita rindukan karena rasa lega yang akan menghampiri kita saat tercapai sudah rasa rindu itu.

"Bunda rindu sekali sama Ocha. Rindu..." aku mengeratkan pelukannya namun teringat kondisi fisik anakku, langsung saja ku renggangkan pelukan di antara kami. Aku menatapnya yang juga ikut membalas tatapanku.

Matanya yang biasanya bersinar dan bulat itu kini sayu, biasanya aura bersemangat selalu keluar dari dalam tubuhnya tapi sekarang anakku tampak begitu lemah dengan kondisinya sekarang. "Ocha kenapa, Nak?" tanyaku lirih.

Rasanya tenggorokan ku terdekat saat tanganku tak sengaja menyapu poninya kesamping, sepertinya tebakan ku bahwa anakku kini sedang sakit demam itu benar adanya. Sebenarnya apa yang kini sedang terjadi sampai Ocha sakit begini? Apakah ibu tirinya menyiksa dia? Atau malah anak tiri Pak Roy yang bernama Sisil itu juga ikut menyakiti anakku? Oh Ya Allah jika itu memang benar terjadi maka aku tak akan segan untuk membawa anakku unyuk kembali pulang. Sudah cukup baginya tersiksa di rumah besar ini.

"Nda... hiks hiks..."
Aku kembali memeluk anakku mencoba merasakan apa yang kini tengah ia rasakan. Rengekannya membuatku makin yakin ada yang tak beres.

Kepalaku berputar menghadap dia yang ada di sebelahku. Aku sedikit mendongak karena dia yang berdiri. Mataku berkilat, dan berusaha mempertanyakan apa yang terjadi pada anakku selama ini kepada dia.

"Nanti akan saya jelaskan. Sebaiknya Anda menidurkan Ocha saja." setelah mengatakan itu dia melenggang pergi begitu saja dengan sikapnya yang masih saja otoriter terhadapku.

"Mba!" setelah selama perjalanan menuju rumah ini Tina sempat membungkam mulut, ia akhirnya bersuara. Matanya menatapku bergantian menatap Ocha juga. Aku mengangguk lalu sedetik kemudian dia menghamburkan pelukan ke dalam pelukan Ocha. Aku yang sudah melepaskan pelukan pada Ocha, melihat antara adik dan anakku ada rasa haru yang memasuki rongga dadaku. Betapa Tina menyayangi Ocha seperti keluarganya sendiri begitupun sebaliknya. Mereka begitu saling mencintai satu sama lain.

Tak lama setelah itu aku menidurkan Ocha seperti apa yang dikatakan dia padaku. Dan menggantikan kompres di dahi anakku agar dia cepat sembuh dan segera ku bawa ke rumah.

Dia Yang Tak Dikenal | SelesaiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang