Prolog

6.9K 400 222
                                    

Kamu kalau tahu Rama pasti ngeri.

Si jantan dari kompleks perumahan Anggrek dekat sekolah itu punya catatan hitam plus buku khusus plus lagi buku tulis biasa karena buku khususnya sudah habis.

Bolos.

Bolos.

Bolos.

Berantem.

Berantem.

Berantem

Bikin anak orang nangis.

Itu track rekor seminggunya Rama di sekolah. Dan lagi-lagi yang ditulis dibuku itu hanya yang terlihat oleh guru, kalau yang kasat mata sampai ikut terlihat, beuh 100 % Bu Tini langsung beli buku akutansi!

Belum lagi tingkah nyebelin, dan tidak pedulinya terhadap orang sekitar. Seperti sekarang, orang lagi sibuk mikir soal UTS fisika dan dia seenak jidat nyanyi lagunya Armada yang liriknya ia ganti, alhasil lagu itu jadi mesum.

"Buka bajumu .. bukalah sedikit untukku ... sehingga diriku bisa melihat anu mu.."

Suara cekikikan langsung terdengar dari belakang, suara-suara yang selalu mensupport kenakalan Rama. Siapa lagi kalau bukan dua anteknya Kokoh sama Bisma. Sebenarnya nama Kokoh adalah nama panggilan saja karena laki-laki itu punya mata sipit segaris bahkan kalau si Kokoh ini disuruh melotot masih kelihatan merem!

Terus si Bisma antek Rama yang anehnya adalah wakil ketua OSIS. Bisa bayangin nggak sih, punya waketos yang luar biasa sableng? Ancur-ancur deh, sekolah.

"Koh!" seru Rama keras hingga Pak Agus memelototi laki-laki itu. "lo gimana sih, lagi UTS malah tidur!"

Bisma tergelak tawa, sementara Kokoh mengangkat wajah kemudian menghadapkan mukanya pada Rama dan melotot. "Lo liat bangke! Ini sipit bukan merem!"

Rama kemudian menjauhkan wajah Kokoh dari hadapannya. "Sono ah! Ngeri gue lihat lo ngigo!"

Bisma sudah tertawa sekencang-kencang yang laki-laki itu bisa dan bersamaan dengan makin kencangnya suara tawa Bisma saat itu juga Pak Agus berdiri dari singgahsananya berderap cepat menuju tiga laki-laki itu, semua mata terpaku pada langkah Pak Agus dan bisa dipastikan detik kemudian gurunya itu marah besar.

"Kalian keluar!" Pak Agus mengambil lembar jawaban Rama kemudian merobek kertas folio bergaris itu dihadapan pemiliknya. Lalu bagaimana sikap Rama?

Santai kayak di pantai!

Bisma segera menyembunyikan lembar jawabannya di dalam baju, senakal-nakalnya laki-laki itu ia masih belum bisa merelakan telinganya untuk mendengar ocehan ibunya tujuh hari tujuh malam.

"Bisma," panggil Pak Agus tegas. "Kasih ke saya lembar jawaban kamu sekarang!"

Bisma meneguk ludahnya kasar, intonasi yang diberikan oleh Pak Agus membuat laki-laki itu secara perlahan memberikan lembar jawabannya, "maaf Pak."

"Kevin?"

Kevin nama asli Kokoh, gila nggak tuh nama keren seperti itu bisa disandang oleh cowok petakilan macam Kokoh.

Kokoh pun tanpa berat hati menyerahkan lembar jawabannya. "Kalian bertiga keluar sekarang!"

Semua mata di kelas ini mengiringi kepergian mereka, saking fokusnya aku pada Rama, aku sampai nggak sadar bahwa kaki ku keluar dari bangku dan membuat Rama tersandung.

"Alamak!" seru Kokoh kaget.

Aku buru-buru menarik kakiku, memasukan kembali ke bangku dan menatapnya takut. Saat Rama menoleh ke belakang terlihat sekali dari sorot matanya bahwa ia akan meledak namun, setelah dia mengetahui bahwa itu aku, Rama hanya menghela napasnya kemudian lanjut berjalan.

To be continue🌺

That GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang