Rama menatap tajam tangan kekar yang berada dibahu Meiska. Entah mengapa emosinya langsung naik melihat apa yang dilakukan Sandi. Namun, Rama tahu tempat jika dia marah sekarang maka Meiska juga yang terkena masalah.
"Dia cewek gue," katanya kalem. "Lo bisa kan, singkirin tangan lo?"
Sandi tersenyum lantas dia menuruti perkataan Rama. Dia kemudian menatap Meiska sejenak, dipastikannya perempuan itu tidak mengalami luka yang serius kecuali rasa terkejutnya.
"Lo gagal jadi, manager tim basket." Sandi serta merta memutuskan. Membuat Meiska mendongak dan menatapnya kosong.
Alis Sandi sedikit terangkat saat melihat raut wajah Meiska, perempuan itu tampak pucat. Dia sendiri tidak yakin dengan apa yang membuat perubahan pada raut wajah Meiska.
"Gue yang bakal ngomong ke Adit kalau lo ngundurin diri," kata Sandi lagi mengakhiri percakapan mereka. Laki-laki itu pun beranjak pergi dari lapangan basket.
Rama menghela napasnya, dia berjalan mendekati Meiska. "Mei-"
"Kita sudah selesai, Ram." Suara kecil yang terdengar seperti gumaman itu membuat Rama berhenti mendekati Meiska.
Keduanya terdiam cukup lama. Meiska berusaha mencari ketenangan dalam dirinya, perempuan itu berupaya terlihat setegar mungkin.
"Gue-"
"Gue balik," potong Meiska cepat. Dia kemudian buru-buru berjalan ke tepi lapangan meskipun rasa sakit dilututnya masih terasa untuk mengambil tas ranselnya. Setelah itu dia segera melangkah menuju gerbang sekolah tanpa menoleh ke belakang lagi.
🌺
"Gimana maksud lo? Gue benar-benar gak paham." Bisma yang duduk dikursi belajarnya menatap Rama bingung.
"Gue jadian sama Sella." Rama mengatakannya dengan santai. Beberapa menit lalu Kokoh heboh dengan pesan dari grup kelas yang menanyakan instastory dari akun milik Sella.
Di instastory tersebut Sella mengupload fotonya tengah bersandar dilengan Rama.
Bisma membuka mulutnya lebar-lebar sementara Kokoh sudah pura-pura pingsan di spring bed milik Bisma.
"Lo, maksudnya, elo, Sella?"
Rama memicingkan matanya pada Bisma. Laki-laki itu tidak habis pikir menjadi pacar Sella membuat temannya seterkejut ini. "Ngomong apa sih, lo?"
Kokoh melempar bantal pada Rama. "Ini Sella loh, Ram."
"Iye." Rama yang duduk di bawah beralaskan karpet melemparkan kembali bantal pada Kokoh. "Kenapa? Ribet bener."
"Iyalah, woy!" Kokoh bergabung dengan Rama, laki-laki itu duduk bersila dihadapan temannya yang menurut dia perlu diruqyah. "Itu cewek kerjaannya kalau gak pamer shopping, dugem, nge-vape, nge-bully dedek gemay, sekolah gak bener ..."
"Emang lo udah bener?" Potong Bisma.
Kokoh berdecak. "Ya, sudah pasti nggak bener!"
"Nah!"
"Tapi, gue gak dugem tiap hari Bis! Enak aja lo."
"Buyut lo yang dugem tiap hari!" Bisma kemudian ikut bergabung dengan dua temannya yang duduk di bawah. "Siapa yang bilang lo dugem tiap hari sih? Emosi gue!"

KAMU SEDANG MEMBACA
That Guy
Teen Fiction[ C o m p l e t e ] Namanya Rama, kalian pasti ngeri kalau ketemu orangnya. || Copyright, 2019. Nabila Wardani - All Rights Reserved. Cover by vii_graphic