Chapter ▪ 07

1.9K 196 36
                                    

Rama berlari kecil di sepanjang koridor sekolah, rambutnya yang mulai memanjang itu sesekali bergoyang karena angin. Garis senyumnya tidak bisa hilang saat beberapa langkah lagi dia akan sejajar dengan perempuang yang dikejarnya. Senyum Rama makin terlukis jelas sebelum akhirnya panggilan namanya membuat dia harus berhenti melangkah. Rama menoleh ke belakang, mendapati Sella tersenyum ke arahnya kemudian berlari dan bergelayut manja dilengannya.

"Hai, sudah makan belum?"

"Hm," katanya kemudian kembali menatap koridor sekolah, perempuan yang dikejarnya sudah hilang.

Sella menggerakan lengan Rama, meminta cowok itu memusatkan perhatian untuknya. Rama menurunkan pandangannya pada Sella. "Lo belum makan?"

Sella melepas tangannya, mata perempuan itu berubah menajam. "Aku-kamu, oke?" tegas Sella.

Rama mengangguk pelan sampai akhirnya Sella kembali bergelayut ditangannya dan menarik Rama menuju Kantin sekolah.

Mata demi mata sudah mengintai keduanya dari Sella memanggil nama Rama. Mereka sudah siap menyebar gosip yang pagi ini sudah menjadi gosip paling hangat satu sekolah.

Sella, cewek bar-bar yang sejak masa orientasi sudah mentargetkan bahkan mengklaim Rama sebagai pacarnya kini selangkah menuju kenyataan. Tinggal menunggu bagaimana cara picik perempuan itu untuk mendapatkan Rama.

🌺

Meiska meremas kotak susunya sebelum memasukkan ke dalam tong sampah. Perempuan itu kemudian melangkah masuk ke dalam kelas sambil membenarkan ikat rambutnya.

"Siang Meiska," sapa Bisma begitu Meiska berhadapan dengannya di ambang pintu. Meiska mengernyit kemudian tersenyum sekilas sebagai jawaban atas sapaan Bisma tadi. "Meis?" panggil Bisma menghentikan langkah Meiska.

"Iya?"

"Itu ..." Bisma mengusap tengkuknya, laki-laki itu terlihat bingung sejenak kemudian menggeleng cepat dan berkata, "habis ini pelajarannya Bu Siska kan?"

Meiska mengernyit lagi. "Iya, kenapa? Ada tugas?"

Bisma menggeleng. "Enggak, cuma pastiin aja, hehe."

"Oh." Meiska mengangguk pelan meskipun dalam dirinya menganggap Bisma sedikit aneh. Meiska kemudian kembali berjalan dan duduk dibangkunya. Perempuan itu langsung bertanya pada Fani. "Fan, Bu Siska ada tugas?"

Fani yang sibuk dengan ponselnya tidak mau repot menoleh pada temannya yang baru datang itu. "Enggak, tuh."

"Kalau kuis?"

"Enggak ada."

"Ulangan?"

"Enggak ada juga." Fani kemudian menatap Meiska. "Kenapa? Ada gosip-gosip Bu Siska ngadain ulangan dadakan, ya?"

Meiska menggeleng. "Tanya aja gue."

Sementara itu jarak beberapa meter dari tempat Meiska duduk, Kokoh dan Bisma terlibat dalam pembicaraan serius.

"Gimana sih, lo Bis, ah!" Bibir Kokoh mendadak mengerucut. "Kita kan, punya visi dan misi menyatukan hati dua sejoli!"

"Ya tahu gue nyet!" Bisma menghela napasnya kesal. "Tapi, gak semudah itu."

"Mudah! Orang dua-duanya masih saling suka!"

Alis Bisma terangkat sebelah. "Atas dasar apa lo bilang kayak gitu?"

"Nih ya, dengerin gue." Raut wajah Kokoh berubah menjadi serius. "Menurut pengamatan gue semenjak pelajaran pertama sampai istirahat tadi, dua orang itu selalu curi-curi pandang gitu. Yang cewek sok-sokan ambil bulpen di kolonglah."

That GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang