Chapter ▪ 21

1.2K 113 1
                                    

Meiska tahu ada yang salah dari sikap Sandi. Saat Sandi meminjam ponselnya dengan alasan untuk menghubungi orang karena baterai ponsel Sandi habis dan hingga kini belum dikembalikan. Dan saat cowok itu berkali-kali menghela napas.

"Kak?"

Sandi menoleh pada Meiska. Tepat saat itu bel masuk berbunyi. "Tunggu lima menit baru kita turun."

"Hp gue bawa aja deh." Katanya kemudian berdiri dan beranjak ingin turun namun tangan Sandi segera menahannya. "Kenapa sih, Kak?"

Sandi kembali menghela napasnya. "Sumpah Meis, turutin gue sekali aja."

Meiska menatap Sandi lamat, dia kemudian menarik tangannya. "Apa apa sih?"

Sandi kembali meraih tangan Meiska kemudian menuntunnya untuk duduk di sampingnya lagi. "Gue gak tahu bahas ini dari mana, gue juga gak tahu berita itu benar apa enggak."

"Berita apa?"

"Lo sama Rama."

Kening Meiska berkerut begitu mendengar nama Rama disebut. "Rama?"

"Iya. Lo ... pernah tunangan sama Rama?"

Meiska tidak menjawab. Cewek itu justru menanyakan hal lain seolah takut fakta tentang dirinya yang ia sembunyikan rapat dari tiga tahun yang lalu terkuak begitu saja. "Terus apa lagi?"

"Perihal nyokap lo." Sandi menarik napasnya dalam-dalam. "Sama Pak Anta."

"Maksudnya?"

🐥

Bukan tidak ada alasan bagi Sella untuk bersama Rama. Cewek itu punya alasan yang kuat begitu menemukan sosok Rama yang menariknya dari dunia yang bisa menghancurkan masa depan Sella.

Laki-laki yang ia temui ditahun pertama mereka masuk ke SMA Gharda, saat-saat dimana Sella bergantung pada alkohol, nikotin, dan pergaulan bebas karena keluarga yang sudah tidak memperdulikannya. Sella bisa sekolah sampai sekarang pun karena bantuan dari pamannya.

Maka, saat Rama berani memecahkan botol vodka yang baru dia beli dan akan diminumnya itu, Sella jatuh cinta pada Rama. Sella memang memaksa Rama untuk bisa bersamanya, mulai selalu mengganggu cowok itu dengan berbagai alasan meski berujung Rama marah padanya.

Dan sekarang saat Sella merasa menemukan kunci untuk menjadikan Rama sebagai miliknya, dia justru merasa Rama akan benar-benar menjauh darinya.

"SELLA!" Suara bass milik cowok yang tengah dipikirkannya itu menggema membuat semua penjual yang ada di kantin menoleh pada mereka.

Rama dengan tangan terkepal menuju kearahnya. Serta merta dia melemparkan ponselnya kepada Sella begitu saja. Bunyi retakan sekaligus jerit tertahan milik Sella segera terdengar.

"Ambil vidio lo." Rama berusaha mengatur napasnya yang memburu. "Jangan ganggu Meiska lagi."

Saat cowok itu akan berbalik, Sella cepat-cepat menahannya. "Gue suka sama lo Ram!"

Rama mendengus kecil. Dia berbalik dan menyerigai. "Lo pikir dengan lo kasih vidio lo ke gue, gue bakal suka sama lo? Atau dengan lo ganggu Meiska gue bakal tunduk sama lo?"

Rama berdecak pelan menatap Sella yang juga menatapnya namun dengan mata bergetar menahan tangis. Saat ini Rama benar-benar tidak peduli, jika dulu dia kasihan dengan keterpurukan Sella sekarang dia justru menyesal pernah menolong cewek itu.

"Gue suka sama Meiska dari dulu, dan asal lo tahu Sel, perasaan itu gak pernah berubah sedikit pun!"

Tangis Sella langsung pecah. Bahkan saat punggung Rama menjauh, cewek itu masih bertekad untuk memenuhi keinginan hatinya.

🐥

Meiska berlari menuju kelas, tujuan utamanya adalah Rama. Cewek itu tidak peduli berapa kali dia nyaris terjatuh dan berapa kali juga Sandi berusaha menghentikannya.

Sampai di tangga dekat kantin Meiska mempercepat langkahnya begitu melihat Rama baru saja lewat di depannya.

Tidak butuh waktu lama karena Rama saat itu tampak lesu. Dalam hitungan detik Meiska menarik lengan cowok itu hingga membalikkan badannya. "Maksudnya apa?"

Rama yang tampak bingung menghadapi Meiska mendadak lidahnya menjadi kelu. Tak lama Sandi terlihat dengan napas tidak teratur, cowok itu menggeleng saat bertatapan dengan Rama.

"Ram?" Panggil Meiska dengan suara bergetar.

Rama masih bingung darimana dia harus menjelaskan. Belum lagi ini menyangkut keluarga Meiska, Rama benar-benar merasa tidak punya hak untuk berbicara.

"RAMA!" Bentaknya bertepatan dengan suara langkah kaki mendekat. Itu Anta baru saja keluar dari ruangannya dengan wajah terlihat tenang.

"Meiska?" Panggil Anta. Tiga orang di sana serempak menoleh. Anta berdeham sebelum berkata, "ikut saya, jangan bikin keributan. Ini masih jam sekolah."

🐥

Sudah satu jam lebih Meiska ada di dalam ruangan Anta. Dan satu jam lebih juga Rama dan Sandi berjongkok menunggu Meiska keluar di depan ruangan Anta.

"Yang dimading, itu serius?" Tanya Sandi dengan suara pelan.

Rama hanya bergumam sebagai jawaban dan dianggap Sandi dengan kata iya. Laki-laki itu kemudian mengehela napas berat. Dia tidak menyangka akan serumit ini masalah Meiska.

Sandi merasa dia tidak harus ikut campur masalah dua keluarga ini. Lantas cowok itu memberikan ponsel Meiska pada Rama. "Kasih ke Meiska, gue mau ke kelas."

Rama mengangguk setelah menerima ponsel Meiska. Setelah Sandi pergi barulah Rama menghela napasnya kuat-kuat. Tidak tahu harus berbuat apa tapi Rama hanya bisa berdoa agar Meiska baik-baik saja.

Beberapa menit kemudian, pintu terbuka. Rama buru-buru berdiri dan menatap Meiska tegang.

Meiska tampak pucat begitu keluar dari ruangan Anta. Cewek itu bahkan tidak menampakkan apa-apa saat melihat Rama.

"Hp gue," kata Meiska begitu melihat ponselnya ada ditangan Rama.

Rama memberikan ponsel itu. Meiska kemudian melihat secarik kertas yang ada ditangan kirinya. Rama sedikit terkejut saat mengetahui kertas itu adalah sebuah kartu nama yang persis dengan pemberian Ibu Meiska tempo hari.

Tangan Meiska bergetar saat menekan sederet nomor pada layar ponselnya. Dia kemudian menempelkan ponsel itu ketelinganya.

Nada sambung membuat dada Meiska sesak. Dan puncaknya saat suara lembut yang selalu dirindukan Meiska terdengar. "Iya, hallo?"

Meiska membekap mulutnya, air matanya mengalir deras. Cepat-cepat dia menjauhkan ponsel dari telinganya. Suara tangis Meiska pecah saat Rama menarik Meiska ke dalam pelukkannya bahkan saat Rama mengucap kata maaf, Meiska makin terisak hebat.

To be continue 🐥

Truth be honest .. cerita ini banyak missnya yah. Mulai dari Sella ada terus ilang, cerita tentang masa lalunya Rama - Meiska, dll. Jadi untuk Sella aku ceritain dipart selanjutnya.

Semoga suka, semoga alurnya gak maksa wkwk. Karena aku sendiri merasa ini cerita alurnya maksa banget so, maafkan aku ❤

That GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang