chapter 34

14K 554 12
                                    

Lay merasa sikap Adele berbeda dari sebelumnya. Usia kehamilan Adele sudah menginjak 6 bulan.

Pukul 03.00 dini hari Lay terbangun karena merasakan Adele bergerak gelisah. Tangan kirinya dibuat bantalan Adele. Tangan satunya untuk mengelus punggung Adele dengan lembut agar tidur dengan tenang.

Melihat Adele bergerak gelisah. "Ada apa sayang?". Bisik Lay membuat Adele membuka matanya.

Adele menggeleng kepalanya. "Tidak apa apa"

"Kau menginginkan sesuatu?". Tanya Lay memastikan.

Adele hanya menelan ludah dengan kasar. Ya ia menginginkan sesuatu namun takut mengatakan dengan Lay.

"Adele". Bisik Lay dekat telinga Adele.

Adele menatap Lay. "Jika aku mengatakan apa kau mau melakukan?". Tanya Adele membuat Lay bingung.

Lay mengangkat salah satu alis. "Katakanlah. Apa yang kau inginkan?". Lay menatap istrinya dengan serius.

"Dirimu". Jawab Adele.

Lay tertawa. "Adele. Kau sedang ngigau ya?sudahlah tidur lagi ya".

Adele cemberut percuma saja ia menginginkan tidak dikabulkan.

"Ya sudah". Ucap Adele ketus. Ia memejamkan mata dengan perlahan.

Lay tersenyum melihat istrinya mulai merajuk. Tangannya mulai mengelus punggung Adele dengan lembut.

Lay menunduk dan mendekati wajah Adele. Ia mencium bibir Adele dengan lembut membuat Adele tersentak kaget.

Ciuman menjadi menuntut dan Adele membalas ciuman Lay. Mereka bercumbu dengan mesra dan lembut.

Lay melepaskan dan membiarkan Adele mengambil nafas. "Sudahkan sayang. Sekarang jangan cemberut lagi. Sekarang tidur lagi". Ucap Lay dengan lembut.

Adele menjawab hanya mengangguk. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagia.

Adele mulai terpenjam lagi sambil berpeluk Lay dengan erat. Tangan lay memgelus punggung Adele agar bisa tidur.

Pagi hari suara ketukan pintu membuat mereka terbangun.

Lay terpaksa turun dari ranjang dan berjalan sempoyongan karena masih mengantuk.

Ia buka pintu dengan rasa kesal. Didepan ada seorang lelaki tinggi dan berparas tampan.

"Lama sekali!!". Suara Arya membuat Lay tersentak kaget.

Lay menghela nafas hendak bicara namun Arya langsung masuk kamar begitu saja.

Arya menggeleng kepalanya. Ia menghampiri Adiknya sedang tidur pulas.

Arya memandang wajah Adele. "Kau sungguh cantik sekali Adele". Tanpa sadar ia memuji didepan Lay membuat terasa panas.

Arya merapikan rambut Adele yang sedang berantakan. "Dear...bangunlah kakak bawa makanan kesukaanmu". Bisik Arya didekat telinga Adele.

Adele terbangun dan mengucek matanya. "Kakak..sejak kapan disini?".

"Baru saja..cepat bangun dan mandi. Kakak bawa makanan kesukaanmu. Dibawah ada Keisha dan Vivi". Ucap Arya

Lay memutar bola mata dengan malas. Ia baru saja menonton romantis antara adik dan kakak.

"Tunggulah dibawah. Kami bersiap-siap dulu". Suara Lay membuat mereka menoleh arahnya.

Arya terkekeh. "Oke. Jangan lama. Aku masih merindukan adikku".

"Aku juga merindukanmu kak. Aku mandi dulu tunggulah dibawah ya". Kata Adele.

Arya mengangguk dan tersenyum. "Baiklah dear..".

WEDDING HURT  [COMPLETED] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang