Menjelang malam Lay baru saja sampai di depan masion. Ia masih melihat ada sebuah kendaraan mobil milik Arya.
Ia hanya menghela nafas dengan kasar karena lelah bekerja di kantor. Terlihat gadis kecil berlari ke arahnya.
"Om Lay". Teriak gadis kecil. Lay berjongkok dan menangkap gadis itu yang bernama Viviana berusia dua tahun.
"Ada apa princes?". Tanya Lay sambil menggendong Vii. Vii hanya menggelamkan Wajahnya di leher Lay.
Lay terkekeh. "Princes..kau merindukanku".
Vivi memgangguk kepalanya sambil menggelamkan diceruk leher Lay.
Lay berjalan ke arah ruang tamu. Disana ada Arya dan Keisha sedang duduk santai di sofa.
Keisha berdiri dan menghampiri Lay. "Sini aku gendongin. Kau pasti lelah setelah bekerja".
Hendak mau menyentuh Vivi namun Vivi mengeratkan pelukan Lay seakan akan tidak mau melepaskan.
"Tidak apa-apa. Biar aku boboin keponakanku ini". Ucap Lay sambil mengelus punggung gadis kecil.
Keisha mengangguk pasrah. Vivi memang sayang dengan Lay. Karena Lay bersikap lembut dengan anak-anak.
Sudah 30 menit Vivi tertidur membuat mereka menggeleng kepalanya heran dengan tingkah Vivi.
Arya mendengus. "Vivi makin sayang denganmu padahal aku Papanya". Keluh Arya membuat semua tertawa.
"Om..bukankah aku sayang dengan om. Kau pasti tidak lupa denganku". Ucap Zeno
Arya mengacak rambut Zeno dengan gemas. "Pasti boy. Om tidak pernah melupakanmu". Ujar Arya.
"Baiklah. Kami pulang dulu ya. Sudah malam kalian harus istirahat. Adele lagi dikamar tuh". Kata Keisha sambil mengambil Vivi dari gendongan Lay.
Lay mengangguk. "Hati-hati. Terimakasih sudah menemani Zeno dan Adele".
Mereka mengangguk kompak dan tersenyum lalu pergi meninggalkan masion.
Setelah mereka sudah pergi. Lay melangkah ke kamar. Saat masuk kamar Lay melihat Adele keluar dari kamar mandi dan sudah berpakaian piyama.
Lay melangkah menghampiri dan memeluk Adele dari belakang.
Adele tersentak kaget. "Ya Tuhan..kau mengagetkanku". Adele memegang dadanya. Jantungnya berdetak kencang.
Lay hanya menyengir dan mengendus Leher istrinya.
"Lay.."
"Hmmm.."
Adele membalikkan badan dan menatap Lay.
"Ada apa sayang?". Tanya Lay sambil melingkar pinggang Adele.
Adele menggigit bibir bawah. "Emm..aku mulai gendut ya?"
Lay mengangguk. "Kau memang gendut sayang. Karena sedang mengandung anak kita"
"Gitu ya?". Lay mengangguk. "Kenapa kau bertanya seperti itu?". Lay melihat raut wajah istrinya seperti menekuk.
Adele menggeleng. "Tidak apa-apa. Sudahlah kau mandi dulu. Kau terlihat lelah"
"Tapi jawab dulu. Mengapa kau bertanya seperti itu?". Tanya Lay dengan serius.
Adele menghela nafas. "Aku takut".
"Takut?". Adele mengangguk
"Aku takut nanti kau bosan bersamaku. Aku udah gak seperti dulu. Karena aku sudah mulai gendut dan..". Air mata tidak bisa menahan lagi. Adele gak sanggup mengatakan lagi. Sepertinya dirinya mulai sensitif.
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING HURT [COMPLETED]
FanfictionMohon maaf belum sepenuhnya REVISI. Seorang wanita yang berparas cantik bernama Adele yang dipaksakan menikah oleh papinya. Bagaimana kehidupan rumah tangganya setelah menikah dengan seorang lelaki bernama Orlaydo Arsenio. Apakah adele bisa melewati...