Mata Adele terbuka secara perlahan-lahan dan dia melirik ruangan bernuansa putih. Dia mencium aroma seperti obat-obatan di ruangannya.
Sepertinya ia sedang di rumah sakit. Adele menengok ke samping. Ada seseorang tidur di sofa. Ya itu Orlaydo adalah suaminya.
"Sshhh..." Adele merintih kesakitan saat bangun sambil memegang kepalanya.
Suara itu membuat Lay terbangun dan menghampiri istrinya. "Apa masih sakit?" tanya Lay. Wajahnya terlihat sangat khawatir. Adele menggeleng pelan.
"Aku panggil dokter dulu ya. Sebentar saja" kata Lay lalu memencet tombol merah untuk memanggil dokter.
Setelah itu kemudian dokter itu datang masuk ke dalam ruangan. Dokter itu menghampirinya dan memeriksa Adele.
Dokter itu tersenyum pada Adele, "Apakah masih sakit?" Dokter bertanya dengan sopan.
"Hanya saja sedikit pusing". Ya Adele merasakan sedikit pusing dan nyeri di kepala
"Baiklah. Anda perlu istirahat dengan cukup. Anda memiliki trauma dan luka lebam serius ditubuh anda." jelas dokter itu. Adele mengangguk paham. Adele memang masih merasakan nyeri di sekujur tubuhnya yang lebam.
"Saya permisi dulu" pamit dokter itu.
"Terimakasih dok" ucap Lay.
Dokter itu tersenyum ke arah mereka lalu pergi meninggalkan mereka.
Lay menatap istrinya, "Apakah masih sakit ini?" tanya Lay lagi. Nada terdengar cemas. Tangannya mengelus sudut bibirnya Adele yang terluka. Dia mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga istrinya.
Adele menahan tangannya Lay. Dia menatap suaminya.
"Aku tidak apa-apa Lay. Cuma sedikit sakit kok". balas Adele. Ini memang terasa sakit namun ia tidak mau Lay khawatir dirinya.
"Sedikit sakit kau bilang? Ini sangat sakit. Lihat kau terluka seperti ini" ucap Lay geram.
Adele tersenyum. "Ini memang sakit. Tapi melihatmu rasanya sakit sudah menghilang"
Lay tidak percaya mendengar ucapan dari Adele. Dia menyesal pernah menyakitinya. Adele bener bener wanita yang kuat dan tegar. Melihat Adele terluka hatinya terasa sesak dan menyesal.
"Aku boleh bertanya?". tanya Adele membuyarkan lamunannya Lay.
Lay langsung sadar dan kaget, "Apa sayang?"
"Bagaimana kau bisa menemukanku di apartemen Kaindra". tanya Adele pelan. Lay tersenyum sambil mengelus rambut Adele.
"Aku menemukanmu dari Adam. Dia selalu mengikutimu kemana pun berada. Saat kau pergi ke apartemen Kaindra perasaanku tidak enak. Adam menyuruhku menghampiri di sana. Aku menemukanmu tergeletak di lantai dalam keadaan terluka dan hampir tertembak. Beruntung Adam sudah bersigap menembak Kai". Jelas Lay. Namun Adele tiba-tiba berpikir kondisi Kaindra.
"Tapi bagaimana kondisi Kai sekarang?". Adele tidak sengaja menanyakan kondisi Kai.
Lay mengangkat salah satu alisnya,"Kau khawatir keadaannya?" Ada rasa tidak suka istrinya menanyakan keadaan Lelaki brengsek itu.
Adele menutup mulut dengan rapat. Ia tidak sengaja menanyakan hal itu pada suaminya. Mungkin suaminya akan marah.Adele menggelengkan kepalanya. "Tidak.."
"Jangan mengelak. Kau terlihat khawatir. Baiklah aku antar ke ruangan dia"
Lay berdiri dan mengambil kursi roda. Adele menghela nafas nya. Dia tmengetahui suaminya sedang marah. Bodoh sekali mulutnya tidak bisa dikondisikan.
"Sini. Ayo aku gendong",
Lay mengulurkan tangan Adele. Lay menggendong Adele lalu memindahkan tubuhnya dari ranjang ke kursi roda. Lay mendorong kursi roda Adele menuju ke ruangan Kai.
Setelah sampai diruangan itu. Disana ada seorang wanita menyuapi Kaindra.
"Ehheemm". Lay berdehem membuat mereka menghentikan aktifitas nya. Mereka kaget melihat keberadaan Adele.
"Aku ingin bicara dengan Kai. Kalian bisa keluar sebentar". ucap Adele.
Lay mengangguk menuruti ucapan Adele. Dia men dorong kursi roda ke dekat ranjang Kai. Setelah itu Lay dan wanita itu keluar dari ruangan.
"Bagaimana keadaanmu?". tanya Adele.
Kaindra terlihat sinis. "Mengapa kau peduli denganku?". Kaindra menanyakan balik dengan nada datar.
Adele tersenyum. "Kenapa? Aku hanya khawatir padamu. Aku sungguh menyesal karena aku telah menyakiti perasaan mu. Aku mengerti sekarang kau sedang terluka karena aku. Maafkan aku telah menyakiti perasaanmu. Aku akan bilang Adam untuk membebaskanmu". Adele merasa bersalah dan telah menyakiti perasaan Kaindra. Mungkin Adele berharap Kaindra mendapatkan wanita lebih baik darinya.
Kaindra hanya diam mendengar ucapan Adele. Adele mendesah pelan lalu melanjutkan ucapan. "Aku berkunjung hanya minta maaf padamu. Cepet sembuh Kai."
Setelah mengucapkan itu. Adele memutarkan kursi rodanya namun ditahan Kai.
"Maaf. Tolong jangan tinggalkan aku. Aku masih membutuhkanmu. Maafkan aku telah menyiksa mu." Adele berhenti sejenak mendengar suara itu.
"Aku sudah memaafkan mu sebelum kau minta maaf". Adele menjawab. Namun tidak menoleh sedikitpun ke arah Kai. Dia tetap melanjutkan mendorong kursi roda nya hingga keluar dari ruangan Kai.
Kai menghela nafas menatap punggung Adele hingga menghilang dari pintu.
Lay berdiri dari tempat duduk di ruang tunggu saat melihat Adele keluar dari ruangan.
"Sudah?". tanya Lay. Adele hanya mengangguk. Lay mendorong kursi roda menuju kembali ke ruangan Adele.
Setelah sampai di ruangan. Lay mengangkat tubuh Adele ke ranjang. Tiba-tiba pintu terbuka menampilkan Adam disana.
Adam berjalan menyerahkan sebuah Berkas ke Tuannya. Adele melihat dengan bingung.
Lay menatap Adele. "Ini berkas sudah siap"ucap Lay.
"Apa ini?" Adele menatap sebuah amplop coklat.
"Ini surat penceraian kita. Bukankah kau ingin bercerai denganku. Aku sudah memenuhi keinginanmu. Sekarang sudah aku sudah tanda tangani. Sidang penceraian akan dilaksanakan 3 hari lagi". jelas Lay.
Adele hanya diam menatap berkas. Tangannya meremas berkas itu. Dia tidak menyangka Lay seperti itu.
Tanpa sadari air mata membasahi pipi Adele. "Kau meninggalkan ku? kau sudah tidak mencintaiku?" lirih Adele.
Lay menghapus air mata dengan lembut "Aku memang masih mencintaimu. Tapi aku sudah tidak pantas bersamamu lagi. Aku lelaki brengsek yang sering menyakiti mu. Aku selalu membuatmu menangis. Aku ingin kau bahagia tanpa ku. Maafkan aku selalu menyakiti mu. Maaf aku gagal menjadi suami yang baik". kata Lay dengan nada menyesal sambil menangkup pipi Adele. Adele hanya menangis dan diam.
Lay mendesah pelan dan berkata. "Ku harap setelah kau bercerai denganku. Kau akan menemukan lelaki yang lebih baik denganku". ucap Lay dengan senyum di wajah nya.
Lay menarik tengkuk Adele lalu mencium bibir nya dengan lembut. Mata Adele terpenjam dan menikmati ciuman yang diberikan Lay. Sudah beberapa menit Lay melepaskan dan menatap Adele
"Aku pergi dulu. Semoga bahagia setelah bercerai denganku". ucap Lay lalu mengecup bibir Adele dengan sekilas lalu pergi meninggalkan Adele.
Adele menatap punggung Lay sampai menghilang dibalik pintu itu. Dia meringkuk memeluk lutut nya seperti janin lalu menangis.
Adele tidak bisa berkata apa-apa. Mungkin ini terbaik buat dia berpisah dengan Lay.
.
.
.
.
To be continued.❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
WEDDING HURT [COMPLETED]
FanfictionMohon maaf belum sepenuhnya REVISI. Seorang wanita yang berparas cantik bernama Adele yang dipaksakan menikah oleh papinya. Bagaimana kehidupan rumah tangganya setelah menikah dengan seorang lelaki bernama Orlaydo Arsenio. Apakah adele bisa melewati...