Setelah dikagetkan dengan aksi gencar Danu mendekatinya melalui pasukan khusus yang entah sejak kapan dibentuk, Faira kembali dibuat spot jantung kala mendapati Danu dan sebuket bunga mawar merah menyambut kedatangannya di lahan parkir. Faira dibuat mati kutu di tengah kerumunan siswa bak semut yang melihat tingkah manis Danu.
Faira merutuki seniornya dalam hati. Seolah urat malunya sudah putus atau rasa percaya dirinya terlalu tinggi sehingga nekat melakukan hal yang cukup menyebalkan bagi Faira. Berlutut di depannya dengan sebuket mawar merah dengan sorak–sorai dari siswa yang berkerumun, Faira hampir lupa cara bernafas.
Faira tidak begitu tertarik dengan Danu yang dalam pandangan Faira terlihat sok dalam bersikap, namun menolaknya di muka umum juga bukan pilihan yang tepat. Nama Faira akan kembali meledak jika dia nekat menolak Danu, predikatnya sebagai penggoda kakak kelas akan bertambah menjadi si sok kecantikan. Meski Faira memang merasa cantik di tingkat rata–rata.
Hari itu, dengan berat hati Faira menerima buket dari Danu yang dibalas senyum lebar oleh cowok itu. Lalu setelah melalui drama selamatan dari berbagai pihak yang ia lalui, Faira dan Danu kini berjalan beriringan menuju kelasnya. Hal yang bagi Faira tidak perlu dilakukan karena dia tidak akan tersesat. Namun Danu bilang itu wajar–wajar saja dilakukan oleh mereka yang berpacaran dan Faira hanya bisa manut–manut.
Anggap saja Danu sedang ingin berolahraga pagi dengan mengantarnya ke kelasnya yang terletak di pojok lantai satu, lalu kembali menaiki tangga menuju kelasnya sendiri yang berada di lantai dua. Sungguh merepotkan diri sendiri.
“Cie, yang udah resmi pacaran, bagi pajak jadian kali,” goda Uci saat melihat Faira mendekati meja mereka.
Shasa melirik ke arah pintu kelas dan menatap punggung Danu yang kian menghilang, lalu berbalik untuk mencibir Faira. “Gaya banget pake diantar segala, kayak bakal nyasar aja, lo.”
Faira hanya mendengkus kesal ke arah teman–temannya. Pusing deh jadi selebritas sekolah. Shasa dan Uci sibuk berceloteh mengatai Faira yang belum genap seminggu bersekolah namun kini sudah menggandeng Danu si senior populer sebagai pacar, beda dengan Nuga yang lebih banyak diam dengan sorot mata datar menatapnya.
“Apa lo? Mau minta pajak juga?”
“Setahu gue, lo nggak suka sama Danu. Kenapa bisa jadian?”
Rasa dongkol yang tadinya redam kini kembali mencuat kala Faira mendengar pertanyaan Nuga. “Kak Danu nembaknya di depan umum, gue nggak tahu gimana caranya nolak tanpa harus bikin dia malu,”
“Lagi?” Nuga tak habis fikir dengan jalan fikiran Faira. Sampai kapan dia harus mengutamakan perasaan orang lain di atas dirinya sendiri? Menurut Nuga, Faira butuh pertolongan dan hal pertama yang harus ditangani adalah rasa empatinya yang tak terkendali. “Lo tahu, baik sama bodoh kadang sulit untuk dibedakan.”
“I know,” lirih Faira sambil menenggelamkan kepalanya di lipatan tangan. Faira ingin sejenak saja pura–pura tuli agar tidak mendengar grasak–grusuk orang–orang di sekitarnya. Hati dan otaknya sedang bernegosiasi, otaknya ingin Faira berteriak lantang berkata ‘tidak’ pada apa yang memang tidak ia sukai, namun hatinya tak bisa menemukan cara bagaimana melakukannya tanpa harus meninggalkan luka di benak orang lain.
Di saat Nuga hanya bisa menatap Faira dengan beribu tanya dalam diam, Shasa dan Uci hanya bisa menepuk bahu Nuga untuk menguatkan. Faira bukan orang yang mudah ditaklukkan, keras kepalanya sudah tak lagi bisa dianggap remeh. Ribuan kali Shasa dan Uci membujuk Faira untuk mencintai dirinya sendiri di atas kepentingan orang lain bahkan orang tua keduanya juga ikut terlibat. Namun batu di hati Faira tak kunjung mengikis, simpati tak manusiawinya menjadi penghalang utama untuk Faira bisa lepas dari belenggu balas budi tak berperikemanusiaan.
.
.
.
“Nggak ke kantin?”
Faira hanya menggeleng malas menanggapi ajakan Uci. Kelas yang sepi tempat paling nyaman untuk telinganya yang tak bisa diajak kompromi. Mendengar hal yang mengurangi nafsu makan itu hal bodoh yang selalu Faira lakukan. Sekali saja, Faira ingin mencoba menghindar jika semesta merestui
“Lo menghindar dari pajak jadian?” tebak Shasa mendelik tajam ke arah Faira yang masih bersandar di tembok dengan mata tertutup serta tangan terlipat di dada, tak ketinggalan kedua kaki pendeknya yang sudah diselonjorkan di kursi Nuga, posisi paling bossy. “Kita bercanda, ya. Meski nggak sekaya orang tua angkat lo, orang tua gue masih sanggup bayar makanan seisi kantin.”
“Berisik! Sana lo, makan yang banyak. Jangan lupa beliin gue siomay nanti.”
Faira kembali fokus pada semedinya kala mendengar langkah kaki terhentak kuat kian menjauh hingga tak lagi tertangkap rungunya. Faira menikmati kesendirian berteman angin sepoi–sepoi yang menyelungsup masuk melalui jendela hingga mengenai tengkuk lehernya. Sejemang, Faira membuka mata, merogoh tas sekolahnya lalu mengeluarkan headphone juga ponselnya. Setelah memilah lagu yang hendak ia dengar, Faira memasang headphone di telinganya lalu kembali menyamankan posisinya seperti tadi.
Suara merdu dari Jungkook BTS seketika menyapa rungunya. Lagu Korea berjudul My Time, Faira pilih untuk menemaninya menghitung detik demi detik yang ia lalui untuk dunia damai yang tak bisa dia dapat setiap waktu. Menenangkan hatinya dan menentramkan kecamuk otaknya.
24 nuguboda deo ppalli eoreuni doen geonman gata
My life has been a movie all the time
Hae tteuneun goseuro dallyeosseo every single night
Nuguui naeire gabwatdeon geotdo gata
On sesangi neomu keotdeon geu sonyeon
Keep on runnin' errday mic jabadeureo
Friends ridin' subway, I'll be in the airplane mode
Jeon segyereul rock on I made my own lotto
But neomu ppareun geonji nochyeobeorin heunjeogi
Don't know what to do with
Am I livin' this right?
Wae naman dareun sigonggan sogin geolkkaOh I can't call ya I can't hol' ya
Oh I can't
And yes you know yes you know
Oh I can't call ya I can't touch ya
Oh I can't
Let me know
Can I someday finna find my time
Finna find my time
Someday finna find my timeOh I think I was in yesterday
Cuz everybody walk too fast
Nado moreuge keobeorin eorin na
(Gireul ileobeorin eorinaicheoreom)
This got me oh just trippin'
Seoseongdaeneun i neukkim
Don't know what to do with
Am I livin' this right?
Wae naman dareun sigonggan sogin geolkkaOh I can't call ya I can't hol' ya
Oh I can't
And yes you know yes you know
Oh I can't call ya I can't touch ya
Oh I can't
Let me know
Can I someday finna find my time
Finna find my time
Someday finna find my timeHingga sapaan seseorang merusak kedamaian yang hanya bisa Faira rasakan dalam hitungan detik.
“Sayang, kenapa di sini?”
Akh, kopetlah!
Konawe Selatan, 29 Agustus 2022
Irma
KAMU SEDANG MEMBACA
Whats Wrong With Me?
Teen FictionFaira, terjebak dalam hutang budi dan empati tak manusiawi. Gadis muda yang perlahan mati rasa perihal takdir yang tak pernah memihak. Dia sekarat, namun malaikat maut tak kunjung menghampiri. Apa yang salah dengannya? Tak cukup terlahir sebagai an...