🍀 32. You're a Bless

4K 381 66
                                    

Titik-titik air hujan tak henti-hentinya menampar kaca jendela yang mulai berembun.

Hari itu baru menjelang sore, namun cuaca yg tiba-tiba mendung dan hujan, membuat waktu seakan berjalan lebih cepat.

Di luar bahkan terlihat gelap.

Ruangan perawatan khusus yang terletak di lantai empat tersebut terasa begitu lengang.

Di salah satu ruangan, nampak seorang anak laki-laki yang tengah berbaring menyamping menghadap jendela.

Anak itu tak bergeming sedikit pun menatap air hujan yang jatuh di luar jendela.

Hampir satu jam berlalu, namun anak itu tak merubah posisinya sama sekali, tak mempedulikan apapun.

Ia tenggelam dalam pikirannya sendiri.

Hujan yang tiba-tiba turun seakan-akan merupakan merupakan gambaran suasana hatinya saat ini.

Suram dan dingin.

Setelah kejadian yang terjadi sehari sebelumnya, anak itu tak mau merespon pada apapun.

Tak ada erangan kesakitan, tak ada tangis, tak ada satu pun kata yang keluar dari mulutnya.

Hanya tatapan kosong yang tak bisa dimengerti.

Anak itu bahkan menolak pemberian suntikan maupun obat yang hendak dilakukan oleh perawat.

Sang ibu hanya bisa menuruti keinginan anaknya yang baru sadar tersebut.

Wanita itu merasa tak punya tenaga lagi yang tersisa.

Sehun masih memunggungi ibunya.

Sang ibu duduk di sofa menatap anaknya dengan tatapan penuh pengharapan.

Berharap sang anak akan meluapkan perasaannya seperti biasa ia lakukan.

Kesunyian ini serasa menghimpitnya.

Ia tak tahan lagi.

" Hunnie...sampai kapan kau akan seperti ini..."

" Mengapa kau menolak obat dan suntikan itu...?"

" Mengapa kau seperti ini??" suara Song Hye Kyo memelas.

Sehun tak bergeming.

Sang ibu mulai kehabisan kesabarannya.

Ia berdiri dari tempat duduknya, berjalan menuju samping ranjang putranya.

Berdiri menghalangi jendela, tepat menghadap Sehun yang berbaring menyamping.

Ia merundukkan badannya, setengah berlutut.

Diperhatikannya wajah sang anak yang nampak pucat.

" Apa kau marah pada Eomma??"

Sehun menatap ibunya.

Wajah ibunya tampak begitu sedih.

Dalam hati Sehun merasa semakin tersiksa.

Hatinya sakit melihat ibunya seperti itu.

Tak ada lagi sinar kebahagiaan yang biasa terpancar dari sosok sang ibu.

Dirinya pasti telah menyedot habis semua sinar kebahagiaan itu dari dalam jiwa ibunya.

Sungguh memalukan.

Tak berperasaan.

Anak itu tak tahan lagi.

Sehun menutup matanya.

Sang Ibu semakin bingung.

" Hunnie, bila Eomma salah, tolong katakan pada Eomma..."

Invisible : Dying for Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang