🍀 36. He's Too Precious for Her

3.4K 330 69
                                    


Masih pukul tujuh dan Song Hye Kyo telah berada tepat di depan pintu kamar Sehun dan Chanyeol.

Ia telah menelepon Chanyeol yang mengatakan bahwa Sehun masih tidur.

Wanita itu masuk setelah menempelkan kartu khusus pada bagian gagang pintu.

Ia telah minta ijin pada Chanyeol untuk masuk ke dalam kamar.

Kamar kedua anak laki-laki itu agak berantakan.

Beberapa baju tergeletak di beberapa tempat, sepatu yang tak jelas pasangannya, bekas bungkus makanan yang sepertinya baru mereka makan tadi malam pun masih berada di atas meja di depan televisi.

Naluri keibuan Song Hye Kyo muncul.

Meskipun ia jarang sekali melakukan hal ini ketika masih tinggal bersama Sehun, namun ia langsung membereskan beberapa barang yang bisa ia bereskan.

Setelah beberapa barang telah ia rapikan, ruangan tersebut setidaknya menjadi sedikit lebih rapi.

Wanita itu membuang bekas bungkus makanan terakhir ke dalam tempat sampah, dan mencuci tangannya.

Menepuk tangan pelan dengan puas dan membetulkan rambutnya yang agak terurai jatuh.

Tirai jendela yang berada di samping ranjang belum dibuka.

Ia pun menarik tirai itu perlahan membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamar.

Lalu bergegas membuka pintu menuju balkon luar.

Udara yang terasa menyejukkan seketika masuk ke dalam kamar.

Song Hye Kyo menelepon ke bagian lobby, meminta sarapan untuk ketiganya di antar ke kamar Sehun.

Setelah selesai menelepon, Song Hye Kyo berjalan menuju ranjang di mana Sehun terlihat masih bergelung.

Hanya nampak bagian kepala Sehun yang menyembul keluar.

Seluruh tubuhnya masih terbalut selimut.

Song Hye Kyo duduk di samping ranjang.

Lalu menaikkan tubuhnya berbaring menyamping menghadap sang anak.

Ia masih belum membangunkan Sehun.

Diperhatikannya wajah sang anak yang nampak damai dalam tidurnya.

Sudah begitu lama rasanya ia tak melakukan hal tersebut.

Memandang wajah putra semata wayangnya yang telah tinggal jauh darinya.

Diusapnya dengan lembut surai rambut Sehun yang agak berantakan.

Lalu memperhatikan setiap detail wajah sang anak yang terasa begitu familiar baginya.

Mengingatkannya pada sosok dirinya kala ia masih remaja.

Sehun adalah gambaran dirinya dalam versi laki-laki.

Wanita itu tersenyum.

" Kau memang anakku..."

Belaian lembut itu membuat Sehun terbangun.

Ada rasa hangat yang menyentuh kulitnya.

Anak itu membuka mata perlahan.

Menurunkan selimut yang menutupi tubuhnya hingga ke batas dagu.

Ia mengeluarkan tangannya, lalu mulai menggeliat perlahan.

Sehun  mengerjap-ngerjapkan matanya perlahan.

Agak sedikit kaget saat pandangannya terpaut pada mata sang ibu yang tengah berbaring memandanginya.

" Eomma!!" suaranya sedikit parau.

Invisible : Dying for Your LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang