Prolog

274 32 21
                                    

      Dimalam yang sangat sunyi ini diriku sulit sekali memejamkan dan tidur, diriku yang sulit untuk tidur hanya bisa bersantai sembari menikmati suasana malam hari. Sulit tidur dimalam hari itu memang sungguh menyiksa, namun memang itu tercipta dari kebiasaan diri sendiri juga. Mungkin ini kebiasaan dari ayahku yang sering sekali tidur larut malam di masa remajanya, yahh mungkin hingga sekarang dia begitu jika tidak dimarahi dan dipaksa mamah mungkin dia akan terus terbangun hingga dini hari.
      Mamah, walaupun dia sering membuat ayah marah tapi dia adalah orang yang sangat disayangi oleh ayah, dan yang sangat kuingat saat ayah meledeki mamah ke diriku saat malam tahun baru, ayah bilang kalau mamah itu orangnya polos, ceroboh, gapeka, bahkan ayah bilang mamah mah gaada daya tariknya. Seketika mamah langsung ngamuk dan menjewer ayah begitu pula diriku kena imbasnya tetapi setelah itu kita bersenang-senang menikmati malam tahun baru bertiga, sebagai keluarga kecil
      Ayah dan mamah selalu menasihatiku, dan ada sebuah kalimat yang sangat kusuka dari mereka ucapkan kepadaku. "Ibaratkan air dan minyak yang tidak bisa bersatu, tetapi mereka masih bisa berdampingan selalu bersama" , mereka mengucapkannya dengan wajah yang bahagia dan ku tahu, bahwa mereka sendirilah air dan minyak itu.
      Aku adalah anak pertama dari ayah dan mamah, aku akan menceritakan kisah mereka berdua. Yahh aku tau kisah mereka karena mereka sangat sering sekali bercerita tentang mereka kepadaku dan bahkan aku pun tau dari buku-buku diary mereka dari yang mereka masih remaja hingga seperti sekarang

      "Mereka adalah inspirasi hidupku".

Air dan MinyakTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang