Hanya untuk memastikan saja

83 10 0
                                    

#yg pgn enjoy mungkin, smbil ndengerin lg.a big bang yg flower road, klo punya sih 😂

Pagi ini aku enggan untuk membuka mata, tidur ku benar-benar nyenyak tadi malam, rasanya tak ingin bangun, jadi aku mengeratkan pelukan ku pada sesuatu di sampingku. Tapi... tunggu sebentar.. aku membuka mataku, mendapati kepalaku tak berada di atas bantal tapi malah di dada seseorang dan hal itu membuatku menyadari sesuatu. Aku mendongak perlahan, dan benar saja.. aku kembali memosisikan kepalaku.
" Apa aku sudah gila? Omo.. eotteohkhae...".
Meskipun tak terjadi apapun antara aku dan Bobby tapi tetap saja memalukan. Perlahan aku mulai mengangkat tangan dan kepalaku bersamaan, berharap dia tak akan bangun karena pergerakanku.
" Umm..." igaunya sambil memelukku, membuatku kembali meletakkan kepala ku secara tiba-tiba. Aku menghembuskan nafas. Bagaimana ini? Bagaimana caranya aku melepaskan diri?.
Untuk beberapa menit aku merasa ingin tidur kembali, pelukannya terlalu nyaman, terlalu hangat, terlalu menenangkan, terlalu... sebentar, apa yang baru saja ku lanturkan? Terlalu lama bersama lelaki ini membuatku tak bisa berpikir jernih, apa karena aku terlalu merindukan Nam Joon? Ah molla! Aku kembali mencoba melepaskan diri dan kali ini berhasil, tapi kurasa untuk hari ini aku tak bisa mengembangkan senyumku..
" Kau mau kemana?" tanya Bobby dengan suara seraknya yang entah mengapa terdengar seksi. Kurasa aku benar-benar sudah gila. Eomma......

Untuk beberapa saat aku terus terdiam, merasakan nafas Rae in yang terdengar teratur. Entah mengapa aku tak ingin ini cepat berlalu, aku ingin terus seperti ini, menghirup aroma tubuhnya yang manis. Tapi mungkin itu hanyalah angan yang tak akan terwujud, tak akan pernah. Tiba-tiba aku merasakan pergerakannya, Rae in mengeratkan pelukannya padaku membuatku kaget dan langsung menutup mata. Kurasakan dia terdiam sebentar lalu mendongakkan kepalanya, kurasa dia melihatku, lalu kembali memposisikan kepalanya.
" Apa aku sudah gila? Omo.. eotteohkhae..." gumamnya membuatku tersenyum samar. Beberapa menit terdiam dia akhirnya mencoba bangun. Aku tak berbohong dengan tak ingin ini cepat berlalu, jadi aku pura-pura mengerang sedikit dan memeluknya, membuatnya kembali meletakkan kepalanya di dadaku dan aku kembali tertidur. Tak selang berapa lama Rae in kembali berusaha melepaskan diri dariku dan berhasil. Ayolah Bob, ini tak sulit, tahan lagi, sebentar lagi..
    " Kau mau kemana?" tanyaku dengan suara serak. Tenggorokan ku benar-benar sakit setelah minum banyak tadi malam. Rae in berhenti lalu menoleh dengan wajah  'oh tidak, jangan sekarang' yang sayangnya terlihat cantik.
    " Aku... umm..", aku benar-benar tak tahan melihatnya, jadi aku bangun dari tidurku mendekat ke arahnya dengan jarak sedekat-dekatnya, membuatnya sedikit memalingkan wajah. " Kenapa kau ada disini? Apa tadi malam kita tidur bersama?" goda ku.
    " Ummm itu... kita_"
    " Aish!" umpat ku. Kepalaku berdenyut kuat. Kurasa ini efek wine yang ku minum tadi malam. Sudah lama aku tak minum wine.
     " Oh! Gwaenchanha?" tanyanya khawatir reflek menatapku. Mata kami bertemu, Rae in menelan ludah nya kasar dan langsung kembali memalingkan wajah. " Ehem, akan ku buatkan kau teh ginseng" katanya sambil berdiri, tapi aku menarik tangannya kemudian mengecup bibirnya sekilas, membuatnya membulatkan mata indahnya.
    " Morning kiss?" kataku sambil tersenyum, " Aku akan istirahat kembali, sebelumnya.. gomawo, sudah mau membuatkan ku teh ginseng, kkayeo". Wajahnya terlihat merah padam lalu pergi tanpa mengatakan sepatah kata pun. " Awal yang bagus , Bob.. kau bisa melewati ini, pasti.."






   Apa dia sudah tak waras?! Bagaimana bisa dia senaif itu, seakan-akan aku memang ingin tidur dengannya! Apa dia lupa jika semalam dia mabuk berat dan melantur bahwa... aish! Jeongmal!. Aku terus mengaduk teh yang kubuat berharap amarah ku akan larut bersama dengan sari ginseng yang ku masukkan.
  Aku tak habis pikir bagaimana bisa orang dengan kepribadian sopan dan hormat seperti Bobby bisa berubah menjadi bajingan berandal penggoda wanita dalam semalam dan sesudahnya hanya karena mabuk? Kepalanya terbentur sesuatu atau apa sampai dia berubah menjadi seperti itu? Apa memang sifat aslinya....
    " Kau sedang apa?". Aku terlonjak kaget reflek menoleh kebelakang, mendapati Bobby sudah rapi dengan setelan jas nya. " Jika kau mengaduk nya seperti itu dan memberikan penekanan sedemikian rupa pada gelasnya, gelasnya akan pecah nanti"
    " Kau mau kemana?" tanyaku tanpa menghiraukan pertanyaannya. Bobby mengerucutkan bibir nya membuatku gemas ingin menonjok nya.
    " Umm, pergi bekerja" katanya, aku mengerutkan kening.
    " Sepagi ini? Kenapa?". Bobby menatapku aneh.
    " Apa kau masih merindukan ku?"
    " Mwo?"
    " Bahkan kita tak melakukan apapun tadi malam"
    " Nde?"
    " Aah.. apa kau ingin aku melakukan_"
    " Kka.." kataku dengan nada datar sedatar datarnya. Bobby memandangku tanpa ekspresi, mendekatiku seperti singa kelaparan, membuatku tersudut tak bisa kemana-mana.
    " Neo.." katanya. Suara seraknya masih tersisa, membuatku yang baru menyadari betapa segar dan manly aroma tubuhnya tak bisa bernafas dengan benar. Dia mulai mendekatkan wajah padaku, tapi kali ini aku tak bisa berpaling.
    " A-apa yang... k-kau mau apa?"
    " Aku..." Bobby menggantung perkataannya, terus mendekatkan wajahnya membuatku menutup mata, takut. " Selamat pagi" bisiknya. Aku langsung membuka mata, mendapatinya tersenyum sangat senang karena berhasil mengerjaiku. " Aku berangkat kerja dulu, hmm? Teh nya akan kuinum nanti atau kau bisa membuangnya. Kkanda.. annyeong..". Lalu dia mengacak-acak rambutku kemudian pergi.
    " ouch! Jeongmal! Apa dia.. aish! Eommaaaaaa"








IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang