"Hah... akhirnya selesai juga" kataku seraya meregangkan otot-otot tangan ku. Bobby tertawa melihatku yang kelelahan duduk di sofa.
"Mau membeli sesuatu?" tanya Bobby. Aku mengerucutkan bibir sambil berpikir, lalu Donghyuk-ssi turun dari tangga.
"Sudah tertata rapi, Kim-sajangnim" katanya pada Bobby.
"Ah... gamsahamnida.. kau mau makan dulu?"
"Ah... anieo.. saya harus kembali ke kantor..."
"Pulanglah" sela Bobby.
"Ye?"
"Kau bisa pulang karna telah membantuku disini, lagi pula... Yunhyeong sudah memerintahkan seseorang untuk menangani kantor" Donghyuk terlihat sedikit ragu.
"Pulanglah... tak apa membolos sehari dengan atasan mu" kataku, Donghyuk tersenyum memamerkan gigi putih ratanya.
"Kalau begitu..." dia membungkuk hormat. "Saya akan pulang, gamsahamnida, Kim-sajangnim" Bobby tersenyum lalu mengangguk dan Donghyuk pun pergi.
"Mau makan sesuatu?"Kami pergi berjalan-jalan keluar berdua setelah membereskan sisa-sisa kekacauan yang telah kami buat selagi membereskan barang-barang Bobby tadi. Jadi setelah mandi dan sebagainya kami pergi ke Busan untuk mencari makanan, kalian tau? Aku lapar sekali.
Tak banyak hal yang kami lakukan selama perjalanan ke Busan, Bobby hanya bertanya apa yang ingin ku makan, dan aku menjawab apapun itu pokok nya panas.
"Soju dan ayam?" tanyanya. Aku tertawa, entah kenapa padahal tak lucu.
"Menyetir sajalah... kau membuatku tambah lapar" Bobby tertawa.
"Ye ye.. arasseo arasseo.." dan kami melaju.
Jujur saja ini adalah pertama kalinya aku pergi dengannya hanya berdua dan kehendakku sendiri, maksudku aku yang mengajaknya tadi ketika kami masih duduk lemas dan kelaparan di ruang tamu. Entah kenapa aku hanya ingin tertawa malam ini setelah kejadian tak menyenangkan selama aku tak ada dirumah, dan kupikir Bobby adalah satu satunya orang yang bisa membuatku tertawa tanpa harus berusaha keras. Yah.. daripada mengajak June, lebih baik aku memberinya waktu untuk mendekati Rosanné... lagipula aku ingat dulu ketika masih SMA, Appa pernah bekerja sama dengan YG corp ketika mereka sedang mengadakan acara di salah satu hotel ayah di Gapyeong, makanya aku sedikit familier dengan wajah Rosanné dan Jisoo unnie, kurasa aku pernah bertemu dengan mereka dulu, jadi aku tak keberatan jika June mendekatinya karrna dia gadis yang baik. Bagaimana dengan Lalisa? Jujur saja aku tak pernah bertemu dengan gadis imut itu jadi aku tak tau.
"Kita sudah sampai... selamat datang di Busan" kata Bobby dan lagi-lagi aku tertawa, aneh.
Kami mulai menyusuri jalan di Nampo station, melihat banyak makanan enak yang dimasak dijalan membuat perutku semakin lapar.
"Mau beli sesuatu?" tanya Bobby. Aku mengangguk.
"Tapi ini banyak sekali... apa yang harus kita beli?" Aku menoleh padanya. Bobby terlihat berpikir akan sesuatu.
"Apa yang paling kau inginkan?"
"Semuanya"
"Nde?" Aku tertawa melihat ekspresi terkejutnya. "Kau harus memilih... memangnya perut kecilmu muat memakan semua yang ada disini"
"Jika tidak muat kan ada kau yang menghabiskan" kataku sambil tersenyum manis. Bobby menghela nafas.
"Ayo jalan saja kalau begitu, dingin sekali jika hanya diam berdiri disini" lalu Bobby meninggalkan ku membuatku tertawa dan mengikutinya.Musim gugur hampir selesai dan akan berganti dengan musim dingin, tapi malam ini hatiku menjadi sangat hangat, juga diriku. Pergi keluar bersama Bobby, hanya berdua, tak memikirkan masalah sedikitpun, aku merasa sangat bahagia. Aku ingin mengatakan semua hal yang kurasakan padanya saat ini, aku ingin mengatakan kalau aku bahagia, aku ingin mengatakan terima kasih karena sudah mau menerima ku kembali, bahkan meskipun dia berkali-kali sakit karna ku, terima kasih karena selalu memberiku cinta yang sangat besar yang bahkan diapun tak tau apakah aku bisa membalasnya dengan cinta yang serupa atau tidak. Karna aku tak bisa mengatakan itu semua jadi aku hanya bisa memandangnya dari jauh ketika dia bersama anak-anak dijalan yang sedang mengamen, membantu mereka dengan bernyanyi, membuatku beberapa kali tertawa karna tingkah lucunya.
"Kau sudah selesai?" tanyaku ketika Bobby menghampiriku. Dia mengangguk.
"Aku haus" dan aku kembali tertawa dan kami kembali berjalan mencari kedai yang menjual air minum diantara pedagang makanan.
"Ahjumma.. bisa pesan minuman ini?" tanyaku.
"Itu apa?" bisik Bobby, aki mengangkat bahu.
"Dua?"
"Nde..."
"Uhm... ahjumma... ini minuman apa?" tanya Bobby sopan.
"Ah... ini perasan anggur hangat"
"Anggur?" Bobby menoleh, menggerakkan bibirnya membentuk kata wine dibibirnya, aku tersenyum lebar dan kembali mengedikkan bahuku.
"Jja.. ini.." kata ahjumma tadi lalu memberikan 2 cup putih anggur hangat pada kami, lalu aku memberikan uang kepadanya dan saat itulah beliau berkata. "Kalian sepasang kekasih yang paling serasi yang kulihat malam ini"
"Ye?" Tanyaku dan Bobby bersamaan. Kami berpandangan lalu kembali menatap si ahjumma. Beliau tertawa.
"Apa kalian hanya teman?"
"Ah.. animnida, kami suami istri" jawab Bobby. Entah kenapa hatiku berdebar.
"Ah... begitu... kalian terlihat sangat manis berdua"
"Gamsahamnida" kata Bobby sambil membungkuk, kemudian aku mengikutinya.
"Berbahagialah terus, eoh?"
"Nde..." kataku dan Bobby bersamaan lalu kami pergi sambil meminum anggur hangat yang ternyata manis itu.
"Bobby..." panggilku ketika kami berjalan agak lama. Dia menoleh. "Gomawo" kataku. Dia tersenyum.
"Cheonma" jawabnya. Perlahan aku berjalan ke arahnya, dan hal memalukan yang terjadi adalah ketika aku tiba-tiba berjinjit mengalungkan tanganku pada lehernya dan mencium bibirnya pelan, itu sangat sangatlah memalukan.Selama Rae in mau tertawa seperti ini aku mau melakukan segalanya, asalkan dia tertawa bahagia dan tak akan pernah menangis lagi. Setelah kami membeli minuman anggur hangat tadi Rae in tak banyak berbicara, dia hanya menyesap minumannya sambil terus tersenyum, jadi akupun akan diam, membiarkannya tersenyum seperti ini, membiarkan diriku melihatnya dan menyimpan kenangan indah malam ini bersamanya.
"Bobby" panggilnya, aku menoleh. "Gomawo" katanya, aku tersenyum mengangguk.
"Cheonma".
Lalu Rae in berjalan perlahan kearahku, tiba-tiba melingkarkan tangannya di leherku mencium bibirku pelan. Aku tercengang, mataku menatap raut lembutnya yang tengah menutup mata, merasakan hangat dan manis anggur bibir kami yang bertemu, membuatku akhirnya ikut menutup mata, melingkarkan tangan ke pinggangnya dan membalas ciuman lembutnya. Kau tau Rae in-ah... tak banyak yang ku inginkan darimu, aku hanya ingin kau bahagia, bersamaku, dalam kurun waktu yang lama selama lamanya, sampai kapanpun itu."Tidurlah" kataku pada Rae in ketika kami sampai dirumah. Rae in mengangguk, tersenyum.
"Uhm.. kau tak tidur?" tanyanya.
"Ah... aku masih harus mengerjakan sesuatu sebentar, kau.. tidurlah terlebih dahulu" jawabku. Dia membuka mulutnya lalu mengangguk. "Tidurlah, sudah larut malam"
"Nde... aku... tidur dulu" aku mengangguk lalu Rae in menutup pintu kamar. Setelah menutup pintu aku menghela nafas panjang. Apa yang terjadi di Busan tadi entah kenapa membuatku sangat malu, kami bahkan tak berbicara sama sekali sampai aku mengantarnya ke kamar barusaja. Aish... aku merebahkan diri diatas sofa, mengusap bibirku perlahan.. apakah yang terjadi bukan mimpi? Apa kami benar-benar berciuman? Entahlah.. aku hanya ingin beristirahat dengan perasaan bahagia ini... Eomma... terimakasih atas doamu. Dan akupun tertidur.Hai hai annyeonghasseyo....
Akhirnya setelah amburadul beberapa hari aku nemu yang pas (what? ㅋㅋㅋㅋ) jadi ku mau post dua sekaligus malem ini menebus hausnya diriku (?) karna sudah lama ngga ngepos apapun... karna emang lagi sibuk kuliah ya... dan tang lain-lain pasti...
Semoga suka sama dua pos-an ku dan.. enjoy to read this story...
Bye bye....-xoxo,
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LOVE
Randomkumohon berhentilah, jangan siksa dirimu sendiri dengan mencintai ku seperti ini.. #Song Rae In aku tahu kau tak akan suka, aku bahkan tak ingin memaksamu, aku hanya ingin melihatmu tersenyum, itu saja. #Kim Bobby