Jangan Membuat Ku Merindukan Mu

29 4 0
                                    

  Pagi sekali sekitar jam delapan kau dan Bobby baru saja selesai membereskan barang-barang kalian. Yah... hari ini penerbangan kalian dijadwalkan akan berangkat pada pukul sembilan empat puluh enam menit dan akan sampai di Korea sekitar jam sebelas malam, tak tanggung-tanggung Bobby harus kembali terbang ke Itali sesaat setelah kalian turun dari pesawat membuat Bobby kembali mengurusi penerbangan selanjutnya dan sukses membuat mu hampir menangis.
       "Hanya tiga minggu.. aku janji tak akan lama" katanya ketika kalian sudah berada di Korea. Kau yang entah kenapa merasa takut tak ingin lepas dari pelukan Bobby yang mulai kau sukai. Eomma menyentuh pundak mu pelan membuat mu menoleh.
       "Bobby harus pergi..." kata Eomma. Kau menatap Bobby yang tersenyum menenangkan. Rasanya ini tak adil! Kenapa kau harus selalu bertemu seorang laki-laki yang membuat mu jatuh cinta dan akhirnya menghilang dalam artian yang lain? Bahkan Bobby.
       "Sajangnim... kita sudah hampir telat" Donghyuk menyela. Bobby hanya mengangguk kemudian meminta untuk beberapa waktu lagi bersamamu, dia ingin mengatakan sesuatu hanya berdua. Lalu Eomma dan Donghyuk pun menjauh. Bobby kembali menatapmu.
       "Hei... apa kau marah padaku?" tanyanya. Kau hanya diam membisu, bukan karena apa.. kau hanya tak ingin menangis lagi. Bobby yang tak mendapatkan respon memeluk mu erat, membungkuk memeluk pinggang mu dan bersandar pada bahumu. "Jangan keluyuran malam, jaga makan mu, jangan merepotkan Eomma, tahan semua emosi mu.." pasannya. Matamu mulai memanas. "Jangan sampai sakit. Aku tak mau tau sakit apapun itu, entah panas, sakit perut, sakit gigi" aku tertawa pelan. Bobby menelusupkan kepalanya dilehermu. "Yang terpenting jangan sampai kau sakit gara-gara dia" gumamnya. "Aku tak suka" dan perkataan terakhirnya sukses membuat mu mengalungkan tangan mu ke lehernya, menghilangkan jarak yang tersisa. Bobby semakin memelukmu erat, dalam hati dia juga ketakutan... apakah dia bisa meninggalkan mu? Apakah dia bisa bersabar lagi jika harus "kehilangan mu" untuk waktu yang tak sebentar?
       "Sajangnim..." panggil Donghyuk dan Bobby pun melepaskan pelukan nya mengusap kepala mu lembut.
       "Aku pergi dulu" dan dia berjalan menjauh. Rasa sakit mulai menyebar keseluruh dada mu. Nafas mu mulai berat dan kau baru menyadari bahwa hari-hari berat sebenernya baru saja akan dimulai.

  Airmata ku menetes ketika aku mulai menaiki tangga pesawat. Aku sangat takut, melihat Rae in begitu rapuh seperti tadi itu membuatku...
       "Sajangnim... tempat duduk kita..."
       "Aku tahu Donghyuk-ah... jangan terlalu mengkhawatirkan ku. Aku baik-baik saja"






  Tak banyak berbicara, Eomma mengerti perasaan ku malam ini.. jadi beliau meminta Yunhyeong oppa yang sebenarnya ikut menjemput ku untuk membawakan persiapan bisnis Bobby juga membawakan barang-barang Bobby juga milikku mengantar ku ke kamar. Aku lesu, tentu saja.. bayangan Bobby yang akan membantu ku membawakan barang-barang kami membuatku kembali sesak dan membuatku berpaling hanya untuk menyadari kalau Yunhyeong oppa sudah memeluk ku begitu aku menoleh. Aku menangis.
       "Kau mulai mencintainya... aku tau itu" kata Yunhyeong oppa dengan suara teduhnya. Dia mengusap ujung kepalaku dan kembali berbicara. "Aku tau mengapa Appa tak pernah mempercayakan mu padaku.. kau sangat sulit..." aku mendengarkan seksama. "Hatimu juga sangat rapuh... maafkan oppa mu yang malah merepotkan dan tak bisa memahami perasaanmu..." aku menggeleng.
       "Ani... ini bukan salahmu.." Yunhyeong oppa mengeratkan pelukan nya.
       "Akan kutemani tidur... hmmm?" aku mengangguk dan dia mengantar ku berjalan ke atas ranjang. Menunggu ku berbaring lalu menyelimutiku. Mengusap kepala ku dengan begitu sabar sampai aku tertidur.
  Sesaat setelahnya aku kembali terbangun. Jam menunjukkan pukul tiga dinihari dan aku kembali tak bisa tidur. Aku mendongak mendapati Yunhyeong oppa tidur sambil duduk dengan tangannya yang masih menyentuh kepalaku. Memori ku kembali memutar ulang kenangan malam sebelum kami kembali ke Korea.

Flashback

       "Kau belum tidur?" tanya Bobby. Kau menggeleng pelan. Rasanya sulit sekali untuk tidur. Yah... Setelah percakapan singkat kalian didalam mobil tadi kau hanya ingin cepat-cepat kembali ke kamar dan tidur.. kau hanya ingin cepat menyimpan kenangan kalian berdua. Bobby mendekatkan tubuhnya mendekap mu dalam pelukan hangat nya. Kau diam dan hanya ingin mengingat seluruh aroma tubuhnya sebelum akhirnya dia pergi. Bobby meletakkan bibirnya di puncak kepalamu, ya... dia tak mencium mu, dia hanya menempelkannya disana. Nafas mu mulai teratur dan kau mulai mengantuk.
       "Aku mencintaimu..." gumamnya tanpa melepaskan bibirnya dari kepalamu. "Aku mencintaimu... aku mencintaimu...". Kau menutup erat mata mu.. kau tak bisa menjawabnya.. kau belum bisa...

IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang