Aku terbangun dengan perasaan hangat dan bahagia. Aku begitu menikmati malam ku bersama Rae in dan terbangun dengan hati yang cerah. Sekarang pukul 9 lewat dan aku merasa sangat segar. Tapi aku tak menemukannya dimanapun. Aku sudah mencarinya kemanapun bahkan mencoba menelfonnya, ponselnya ia tinggalkan di kamar.
"Apa dia kabur?" gumam ku. Aku menghela nafas. "Kurasa aku harus mencarinya terlebih dahulu" aku pun bersiap-siap untuk pergi keluar ketika pintu kamar terbuka dan Rae in masuk dengan wajah bersinar.
"Oh! Kau sudah bangun?"
"Kau darimana saja? Aku menghawatirkan mu" kataku berjalan kearahnya lalu memeluknya. Entah kenapa aku ketakutan. Dia terdiam untuk beberapa saat sebelum berkata kalau dia hanya ingin mencari angin segar pagi hari disekitar hotel. "Kau bangun jam berapa?" tanyaku.
"Jam tujuh..."
"Apa kau nyenyak tadi malam?"
"Eung... tentu saja aku nyenyak sekali" aku mengangguk.
"Ummm Bobby-ah..."
"Wae?"
"Aku lapar" katanya membuatku langsung tersenyum.
"Mau keluar lagi mencari makan? Atau sarapan dibawah?" Rae in terdiam berpikir. "Apa mau diantar ke kamar?" Dan seketika mengangguk bersemangat sambil tersenyum lebar membuatku tertawa. "Baiklah... akan ku pesankan pada layanan kamar, kau mau apa?"
Seharian itu kami ada dikamar melakukan apapun yang bisa dilakukan, maksudku setelah sarapan kami datang kami hanya bermain ponsel tanpa berbicara satu sama lain. Aku seperti biasa berkonsentrasi pada game ku, ntah apa yang dilakukannya aku hanya ingin menyelesaikan level ku yang ini dan melanjutkan dengan level permainan yang lebih tinggi.
"Ah... bosan sekali" kata Rae in sambil membaringkan tubuh. Aku menoleh.
"Mau jalan-jalan?" tanyaku.
"Kemanaaaa" Rae in menatapku melemparkan ponselnya kearah lain.
"Tentu saja ke pantai... aku akan menunjukkan sesuatu yang lain padamu selain pemandangan pantai" ujarku lalu berdiri. Aku begitu terkejut dan bersemangat mendapati diriku sendiri ingin melihat pantai.
"Aah... aku malas..." rengek nya.
"Yya... ayo bangunlah... kau ini... ayo bangun.. kemarin kau hanya melihat matahari terbenam kan? Aku akan memperlihatkan sesuatu yang lain... ayo"Aku tak tau apa yang lebih bagus dan menakjubkan daripada matahari tenggelam, kamibsudah ada di dekat pantai dan tak melakukan apapun. Bobby terlihat begitu senang, ada apa dengan orang ini?
"Yya... kita mau melakukan apa?" Bobby menoleh.
"Mendekatlah" katanya. Aku menggelengkan kepala secara instan. "Wae? Ini tak berbahaya... kau tak akan tenggelam karena ombak laut setenang ini.." aku mengerutkan wajah ku tersenyum masam.
"Tidak, terima kasih"
"Yatuhan gadis ini.. sini, pegang tangan ku" Bobby mengulurkan tangannya padaku, berusaha meyakinkan ku agar menyambut uluran tangannya. Aku menatap tangannya ragu. "Ayolah... aku berjanji kau tak akan pernah terluka jika bersamaku.." aku menatapnya. "Aku akan menjagamu, aku janji" lalu dia tersenyum, senyum yang selalu bisa membuat jantungku berhenti entah sejak kapan. Aku menghela nafas, meyakinkan diriku bahwa aku akan baik-baik saja, dan aku tak akan tenggelam, lagi pula sepertinya menyenangkan berada di air.
Aku melangkahkan kakiku perlahan kearah Bobby sambil mengulurkan tanganku. Bobby menyambut tanganku dengan lembut menggenggam nya erat seakan meyakinkan ku aku tak akan terjatuh bahkan jika ada ombak besar menghantam. Ku beranikan diri mendekat dan ombak pelan menerpa kakiku membuatku terkejut takut.
"Gwaenchanha..." kata Bobby sambil kembali tersenyum ketika kedua tanganku reflek berpegangan padanya. Nafasku memburu, aku melihat sekeliling, ombak perlahan datang dan pergi menyapa kaki kami. "Dia tak akan menelan mu," katanya. "Karena kau bersamaku" aku menoleh, menatapnya yang juga menatapku lembut. Untuk beberapa detik kami saling menatap, tapi aku menghirup udara dan kembali menatap sekitar, entah kenapa wajahku terasa panas.
"Apa... apa sudah selesai? Ayo kesana" kataku menunjuk tempat yang lebih kering dan jauh dari ombak.
"Eih kau ini... ayo lebih dekat ke laut"
"Ah ah aku tidak mau.."
"Ayolah... ini menyenangkan.." aku kembali menatapnya, memohon. Tapi Bobby malah tersenyum dan menggiringku berjalan lebih jauh kedalam air.
"Bobby...! Ku mohon aku tidak mau.." rengekku semakin mendekat kearah nya dan menggenggam kaosnya erat. Bobby malah tertawa.
"Tutup matamu, rasakan saja ombaknya, mereka baik" bisiknya. Aku menurut, menutup mataku, merasakan ombak lembut yang perlahan menerpa kakiku. Awalnya aku merasa sangat takut, kembali teringat jantungku yang berhenti berdetak dan nafas yang tak lagi kurasakan, tapi Bobby memeluk ku, mengusap lenganku pelan, menenangkan pikiranku. "Rasakan ombaknya, percayalah padaku, kau akan baik-baik saja" dan Bobby perlahan melepasku. Aku tetap menutup mata dan kembali mencoba merasakan apa yang dikatakan olehnya.
Perlahan ketenangan merayapi hatiku, rasa takut yang kurasakan sebelumnya hilang bersamaan dengan kata-katanya yang terus terngiang di kepalaku. Aku akan baik-baik saja selama dia bersamaku, aku tak kan merasakan sakit selama dia berada di dekatku, aku akan selalu bahagia selama dia berada sejauh mataku memandang.
"RAE IN-AH!!" aku membuka mata, melihat Bobby dari kejauhan melingkarkan tangan diatas kepalanya. "I LOVE YOU!!!""Memalukan!" aku menutupi wajahku. Rasanya begitu memalukan ketika dengan tak sadar aku berjalan ke arahnya dan memeluk Bobby begitu saja hanya karena dia mengatakan jika dia mencintaiku. Itu sangat kekanak-kanakan... ya tuhan apa yang terjadi denganku.... Aku mengangkat kepalaku. "Kurasa aku sudah gila! Apa yang kau pikirkan tadi Rae in... bisa-bisanya kau tak berpikir terlebih dahulu... dasar bodoh! Bodoh! Bodoh!"
"Siapa yang bodoh?" aku terlonjak kaget sampai kepalaku membentur sandaran ranjang. Bobby yang melihatku kesakitan langsung menggosok kepala belakang ku pelan. "Aigooo hati-hati... apa sakit? Apa aku mengagetkan mu?" tanyanya. Aku memundurkan tubuhku agar tak terlalu dekat dengannya.
"Gwaenchanha... nan gwaenchanha.." kataku meyakinkannya. Bobby menatapku tajam.
"Benarkah?" aku mengangguk cepat. "Kau tak berbohong kan?" aku mengangguk kembali. "Kau kaget ya?" aku menggeleng, kurasa dia menyadari tingkah aneh ku. Bobby pun menaiki ranjang mendekat ke arahku. Aku yang panik terus memundurkan tubuhku.
"Wae?" tanyanya.
"Eum.. aku.. aku hanya.." Bobby memegang punggung ku, semakin mendekatkan wajahnya membuatku menutup mata.
"Jangan menghindar, kau akan jatuh nanti" bisiknya. Aku membuka mata lalu melihat kearah belakang dan baru kusadari aku sudah di tepi ranjang. Aku kembali melihatnya.
"Terimakasih" dia tersenyum.
"Sama-sama" lalu memundurkan dirinya memberi ruang untukku bernafas. Kurasakan nafasku memburu entah kenapa. Bobby hanya tersenyum dan bersandar pada sandaran ranjang lalu menoleh kearahku. Aku yang takut ketahuan karena melihatnya refleks melihat kearah lain. "Ch! Dasar alien"
"Apa?" tanyaku langsung menoleh.
"Anieo.. aku hanya menggumam kan sesuatu, wae?" aku menelan ludah lalu kembali melihat kearah lain. "Kau kenapa sih?" tanyanya lagi.
"Tidak ada, aku baik-baik saja" jawabku.
"Kenapa menghindar?" aku menoleh.
"Aku tidak menghindar" Bobby kembali tersenyum membuatku kembali memalingkan wajah.
"Yya... tadi.. ketika di pantai... maafkan aku" katanya. Aku bergeming. "Aku hanya... yah... ntah lah..." aku menoleh perlahan, mendapati nya sedang menatap ponselnya sambil tersenyum kecut. "Aku sangat malu" sambungnya.
"Untuk apa malu? Kau hanya sekedar mengatakannya kan?"
"Hmmm... ketika kau memelukku tadi.."
"Yya..." potongku. Bobby tertawa lalu menoleh.
"Kau benar-benar membuatku malu"
"A... aku... aku hanya.." aku tergagap. Bobby menatapku sambil tersenyum mengejek. "Aku tidak melakukan hal yang salah"
"Hmm.. kau memang tak melakukan hal yang salah, tapi kau membuat ku malu..." aku mengerucutkan bibirku.
"Kau yang membuatku malu.. berteriak dengan mengatakan hal itu didepan umum... kau pikir aku tidak malu?"
"Tapi pada akhirnya kau berhasil masuk kedalam air kan tadi?" katanya. Aku terdiam mengingat aku benar-benar mendatangi Bobby yang berdiri ditengah air sepinggang.
"Pokoknya kau membuat malu" sanggah ku.
"Aish.. aigooo lihat siapa yang berbicara, bukankah aku tadi yang mengatakan kalau aku yang malu?" godanya membuatku mengerutkan wajah.
"Yyaaaaa"
"Waeeeee?"
"BOBBYYYY"
"MWOO? Mwo mwo? Mwoya?" aku memukuli dadanya.
"Aih.. jangan menggodaku..."
"Aw aw aw.. ya ya ya.. aku tak akan menggodamu... ya tuhaaan" lalu dia tertawa. Menyebalkan!
"Aku mau pulang" rengekku.
"Wae? Kau marah?"
"Kau menyebalkan! Sangat!"
"Aaaah jangan... aku masih ingin berada di Virginia..."
"Siapa bilang aku mau pulang ke Korea?" Bobby mendekat, menatapku dengan serius.
"Kau tidak pulang ke Korea?" aku menggeleng. "Lalu maksudmu kau mau pulang ke rumahku?" aku mengangguk.
"Aku merindukan eomma dan Raon" kataku.
"Ah.. oke kalau begitu, besok ya, kita istirahat saja dulu disini" lalu Bobby menarik ku kedalam pelukan nya dan mendekap ku erat.
"Yyaaaa lepaskan..."
"Jaljjaaa"
"BOBBYYYYYYYYY!"
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LOVE
Randomkumohon berhentilah, jangan siksa dirimu sendiri dengan mencintai ku seperti ini.. #Song Rae In aku tahu kau tak akan suka, aku bahkan tak ingin memaksamu, aku hanya ingin melihatmu tersenyum, itu saja. #Kim Bobby