Aku menekuri meja kerjaku, apa yang terjadi? Kenapa Rae in tiba-tiba tak ada dirumah? Apa dia pergi ke suatu tempat? Tapi biasanya di mengatakannya padaku sebelum pergi... aaaargh ini benar-benar membuatku gila.. apa karena_
"Bobby" panggil Yunhyeong membuatku terperanjat lalu melihatnya. Wajahnya memerah karena marah. "Rae in.. kemana dia?" tanyanya seraya merapatkan gigi menahan kemarahannya.
"Aku... aku benar-benar tidak tahu.. aku_"
"Yya!!" teriaknya menarik kerahku sampai aku berdiri. "Kalau kau sampai membuatnya pergi menemui Nam Joon.. aku tak segan-segan membuatmu masuk rumah sakit, arasseo?" lalu mendorongku kemudian pergi. Aku memjamkan mata.. Rae in-ah... eodiya?."Kita mau kemana?" tanyaku pada Nam Joon. Hari ini aku pergi dari rumah tanpa memberi tahu Bobby, awalnya ku pergi ke kafe untuk menemui sahabat lama ku yang baru datang dari luar negri, tapi disana Nam Joon muncul dan menarikku masuk kedalam mobil, membawaku entah kemana. "Nam Joon... kita..."
"Kau akan senang, tenang saja" katanya. Aku benar-benar khawatir dengan apa yang terjadi nanti. Seharusnya aku mengatakan sesuatu pada Bobby tadi sebelum pergi, tapi bahkan ponsel ku disita oleh Nam Joon dan dia mematikannya. Otteohkae.. eomma.. appa... bagaimana ini...
Aku terus menatap keluar jendela, aku tak tau kemana jalan ini mengarah, aku tak pernah melewati jalan ini, ku ingin bertanya padanya sekali lagi tapi entah kenapa aku takut, jadi ku memutuskan untuk diam tanpa melihatnya sama sekali.
Sudah hampir dua jam kami di perjalanan dan aku mulai mengantuk karena tak melakukan apapun akhirnya kami berhenti di pinggir jalan.
"Aaah sudah sampai" katanya. Aku menegakkan duduk ku perlahan menatap sekeliling. Ini...
"I-ini dimana?" tanya ku.
"Kau suka pemandangan kan? Sebaiknya kau suka disini" katanya menampilkan smirk nya. Aku mulai panik, bagaimana pun caranya aku harus mengambil ponsel ku. Nam Joon membuka kancing jas nya, melepasnya lalu meletakkannya di belakang, dia mulai memutar lagu romantis membuat kepanikan ku bertambah, entah kenapa.
"Apa kau bahagia?" tanyanya.
"Nde? Ah... tentu saja, aku selalu bahagia bersamamu" kataku.
"Bukan itu, aku tahu kau akan selalu bahagia bersamama ku, bagaimama dengan laki-laki itu? Apa kau pernah melakukan hubungan intim dengannya?" Aku terkejut.
"Tidak, aku tak pernah melakukannya.." jawabku jujur.
"Hmmm ya ya, pasti dia tak bisa memaksa mu untuk melakukannya" dia tertawa. Aku menghela nafas tertahan, berusaha tersenyum. Kenapa aku masih mempertahankan hubungan ini? Kenapa aku masih memuja-muja lelaki yang dengan terang-terangan menyakitiku? Hhhh...
Aku tetap menatap keluar jendela, melihat pantai dari atas jurang seperti ini memberiku sedikit 'kebebasan untuk bernafas'. Dulu aku sering datang kemari dengan Nam Joon, ketika kami masih baru memulai hubungan yang selalu membuatku bahagia. Dulu dia selalu memperlakukan ku seakan-akan aku tak akan pernah tergantikan, entah sejak kapan Nam Joon mulai menampakkan sifat aslinya, sahabat dekatku sudah memberi tahuku tentang hal tersebut jauh-jauh hari, tapi tetap saja, buta karena cinta... aku selalu mempercayai tingkah lakunya, mempercayai kata-kata nya.. Oppa... mianhae...
"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Nam Joon memelukku dari belakang membuatku terkejut, aku reflek melepas pelukannya lalu menghadap kearahnya. "Wae? Kenapa kau melepas pelukan ku?"
"Aku.. aku hanya terkejut" kataku. Nam Joon menatapku datar. Kemudian dia menghela nafas dan bersandar pada kursinya.
"Kau mau pergi? Pergilah.." katanya lalu melemparkan ponsel kearahku, ponsel ku.
"A.. Nam Joon.. chagi-ah... bukan seperti itu.. aku... aku hanya memikirkan sesuatu tadi.. maafkan aku.. hmm?" bujukku. Dia kembali menunjukkan smirk nya.
"Keluarlah"
"Nde?"
"Kau tak dengar? Keluarlah dari mobilku"
"Tapi.. tapi aku tak tahu ini dimana dan_"
"Keluar" kemudian dia menutup matanya seakan-akan tak terjadi apa-apa. Aku hanya bisa membuka mulutku dan langsung keluar mobil membanting pintu lalu berjalan pergi dengan marah.
Aku menangis, aku tau.. tak sekali dua kali dua melakukan hal ini padaku, hampir setiap saat. Aku merasa aku adalah sampah... tapi kenapa... kenapa aku selalu mengharapkannya? Kenapa aku tak menyerah saja pada hatiku? Kenapa aku tak pernah mau mendengarkan Yunhyeong oppa? Apa yang akan terjadi pada eomma jika beliau tau aku seperti ini?... eomma... appa... maafkan aku...
Aku mulai menghidupkan ponselku, banyak panggilan tak terjawab, terutama dari Bobby.. hampir tujuh puluh panggilan tak terjawab darinya. Maafkan aku Bobby-ah... maafkan aku... aku terus menangis sembari mencari nomor tujuanku.
"Yeobosseo... Rae in-ah.. eodiesseo? Gwaenchanhayeo?"
"Hiks hiks.. June-ya..."
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LOVE
Randomkumohon berhentilah, jangan siksa dirimu sendiri dengan mencintai ku seperti ini.. #Song Rae In aku tahu kau tak akan suka, aku bahkan tak ingin memaksamu, aku hanya ingin melihatmu tersenyum, itu saja. #Kim Bobby