Let's be honest

38 5 3
                                    

  Dari tadi Bobby seperti tak nafsu makan, beberapa kali dia berhenti mengunyah lalu kembali mengunyah dan menelan makanan dengan hati-hati, apa tenggorokan nya sedang sakit? Apa makanannya tidak enak? Apa dia tak cocok dengan makanan pantai seperti ini?
       "Gwaenchanha?" tanya ku. Bobby menoleh.
       "Ya... tentu saja aku baik-baik saja... wae?" tanyanya. Raut wajahnya tak menunjukkan tanda-tanda adanya ketidak sukaan pada sesuatu yang ada disini. Lalu dia kenapa?
        "Ah... anieo... aku hanya ingin bertanya saja" dia menganggukkan kepala sembari memakan makanannya lagi dengan perasaan yang sama seperti tadi.. aku tak berani bertanya.. tapi haruskah?
       "Apa tenggorokan mu sakit?" tanyaku lagi. Bobby kembali menoleh.
       "Tidak, aku baik-baik saja" katanya. Mendengar jawabannya yang begitu singkat entah kenapa aku jadi sangat malu dan reflek menundukkan kepala menyembunyikan wajah memerah ku. "Wae... nan gwaenchanha... jeongmal" katanya sekali lagi lalu menyentuh tanganku. "Kenapa? Apa ada yang salah? Apa aku terlihat seperti orang yang sakit?" Aku mengangguk pelan. Bobby tertawa lalu mengacak-acak rambutku membuatku mendongak sebal.
       "Yya.. kau_"
       "Rae in-ah... ya tuhan... hei aku baik-baik saja... aku tidak termasuk orang yang gampang sekali jatuh sakit, kalau jatuh hati padamu mungkin iya... tapi aku bukan tipe orang seperti itu... percayalah padaku" aku kembali terdiam, wajahku memanas ketika dia mengatakan jatuh hati padaku... apa aku bodoh? Apa aku tak salah dengar? Rae in sadarlah.. bangun... dia tak mungkin jatuh hati pada gadis brengsek seperti mu.








  Cara membaca namaku itu bukan bobi (보비), tapi babi (바비), tapi sepertinya aku lebih pantas dipanggil babo (bodoh) daripada Bobby... apa yang kukatakan tadi... ya tuhan.. untung saja Rae in hanya tertawa dan menganggapnya sebagai lelucon, kalau tidak mungkin ku sudah tak berani menatap wajah bahagianya yang memandangi pantai malam. Yah setelah makan malam kami berjalan-jalan disekitar pantai melihat kedamaian pantai meskipin ombaknya terlihat besar. Rae in terlihat sangat bahagia, entah kenapa.. tapi dia tak mau, maksudku benar-benar tak mau terkena ombak.. kata dia itu menakutkan, dia takut terseret kedalam laut membuatku tertawa karena kupikir itu sangat lucu. Tapi ada yang aneh dengannya ketika aku berusaha mengajaknya lebih mendekat ke pantai, raut wajahnya seakan memohon dan hampir menangis, mengatakan dia benar-benar tak mau melakukan hal tersebut, jadi kuputuskan untuk hanya berjalan-jalan saja disekitarnya kemudian kembali ke kamar hotel.
       "Ah... lelah sekali" kataku. Rae in hanya diam dan duduk diatas ranjang, meluruskan kakinya, terlihat sangat lelah. "Mau berenang tidak?" tawar ku, dia menatapku aneh.
       "Kau mau berenang? Malam-malam?"
       "Ummm" aku mengangguk berjalan kearah kolam renang yang ada si balkon kamar. "Aku tak punya ide apapun" kataku sembari melepas semua pakaian iu kecuali celana pendekku, aku tak peduli Rae in melihatku atau tidak... aku hanya ingin merilekskan otot dan perasaan lelahku.
       "BYURRR" dan aku menceburkan diri kedalan kolam, seketika rasa penatku hilang bersamaan dengan rasa segar dan dinginnya air yang menyentuh kulit. Aku menyembulkan kepala mendapati Rae in yang berdiri di pintu menatapku heran.
       "Yatuhan... kukira kau sudah mati tadi karena tak muncul dari air" katanya sambil menghelabnapas panjang. Aku tertawa melambai padanya.
       "Kemarilah, airnya tidak terlalu dingin... ini sangat menyegarkan" kataku. Dia menggeleng. "Eih... kenapa? Ayolah.. kau terlihat lelah, ini menyenangkan, kemari"
       "Shireo"
       "Wae... apa kau malu? Anggap saja kita sedang bermain" Rae in terlihat memikirkan sesuatu. "Aku akan menjagamu.. kemarilah"
       "Anieo... geunyang..." aki menunggunya berbicara, berenang ke tepian kolam. "Aku tak bisa berenang"
       "Nde?" Rae in terlihat gelisah. Perlahan berjalan dan duduk di kursi dekat kolam, menghadapku.
       "Aku... aku pernah hampir tenggelam di sungai Han"
       "Ye? Bagaimana... apa yang kau lakukan"
       "Sebenarnya ketika sekilah dasar dan sekolah menengah pertama aku adalah perenang handal yang selalu dipersiapkan untuk beberapa lomba antar sekolah, bahkan aku mempunyai 3 medali emas dan perak karenanya, tapi saat itu.. aku dan teman-teman sedang bermain sepeda di pinggiran sungai Han, itu malam tahun baru dan aku sangat ingin melihat kembang api, tapi entah kenapa tiba-tiba saja sepeda yang ku naiki tergelincir dan aku terjatuh kedalam sungai Han yang sangat dingin. Tubuhku kaku dan aku mengalami koma selama tiga hari" aku tercengang dengan ceritanya. Apa itu benar terjadi pada gadis ini? "Makanya aku takut melihat air seperti itu" bahkan dia tak mau mandi di bak mandi, gumamku. Ah... aku jadi sedih.
       "Kau tak mau mencoba berenang lagi?" tanyaku. Dia menggeleng. "Bukankah kau suka datang ke akuarium?" tanyaku lagi.
       "Itu masalah lain, disan aku masih bisa bernafas, maksudku aku tak benar-benar berada didalam air..."
       "Ah..." aku menganggukkan kepalaku.
       "Tapi... aku pernah mencoba sekali memasukkan kepalaku kedalam bak berisi air, kukira aku akan baik-baik saja"
       "Lalu apa yang terjadi?"
       "Aku menangis, entahlah... hampir mati tenggelam di sungai Han ketika malam membuatku benar-benar trauma dengan air yang banyak" aku memandangnya yang terlihat sedih. Mengingat diriku sendiri pun pernah hampir mati tenggelam di kolam renang jika saja wanita gaib itu tidak menolongku. Aku mengulurkan tangan tanpa sadar.
       "Duduklah disini, biasakan kakimu saja... kau tak akan tenggelam, aku akan berenang di dekatmu" kataku. Rae in mengangkat alisnya bingung. Menarik mundur kaki telanjangnya secara otomatis.
       "Aku takut" katanya sambil memegangi kakinya. Aku tersenyum hangat.
       "Kau tak akan mati, tak akan berubah jadi puteri duyung juga.. tak usah memegangi kakimu" kataku. Rae in memajukan bibirnya membuatku tertawa. "Kemari.." aku menepuk-nepuk tepian kolam renang yang ada di depanku. Rae in terlihat ragu-ragu ketika dia berpindah dari kursi dan berjongkok didepan kursi. Aku kembali mengulurkan tangan, dan dengan hati-hati Rae in menyambut uluran tanganku, berjalan dengan perlahan dan duduk tepat didepnku membuatku tersenyum. "Masukkan kakimu kedalam kolam"
       "Ye?"
       "Oh ayolah... ini menyenangkan, masukkan saja kakimu" Rae in benar-benar takut, tangannya menggenggam erat jemari ku ketika mulai memasukkan kedua kakinya satu persatu kedalam kolam. Aku menggeser badanku agar kakinya bisa langsung masuk kedalam kolam. Ketika kakinya sudah masuk sempurna wajah Rae in memerah. "Gwaenchanha?"
       "Nde? A... nde... nan gwaenchanha" tapi suaranya bergetar hebat, dia hampir menangis.
       "Hei dengar.." aku menggenggam satu tangannya yang lain. "Aku ada disini... kau ingin tau sebuah rahasia tidak?" Rae in diam mendengarkan tak bergerak. "Mari saling jujur untuk malam ini. Karena kau sudah menceritakan banyak hal padaku tadi, aku akan menceritakan hal yang tak pernah kuceritakan pada orang lain" dia mengangguk pelan.
       "Sebenarnya aku tak bisa makan seafood" kataku mengingat Rae in yang beberapa kali menanyakan apakah aku sakit atau tidak tadi.
       "Jadi tadi... ke- kenapa tidak bilang apapun padaku, seharusnya tadi kita bisa memesan yang lain dan..."
       "Aku hanya tak ingin merusak hari baik seseorang, dan kau terlihat begitu senang tadi"
       "Bobby..."
       "Lalu aku juga pernah hampir mati tenggelam"
       "Ye?! Benarkah? Bagaimana bisa kau..."
       "Dulu ketika Jiun hyun mengajakku untuk berenang di kolam renang bersama teman-temannya aku tenggelam, aku lupa apa yang terjadi sebelumnya tapi yang bisa ku ingat sampai sekarang adalah seorang wanita yang menarikku keluar dari dalam air"
       "Lalu... apa yang dia lakukan padamu? Apa Jiun oppa memarahimu setelah itu?"
       "Ani... setelah aku keluar dari kolam wanita itu menghilang. Jiun hyung bertanya padaku apakah aku baik-baik saja dan ketika aku bertanya tentang wanita itu Jiun hyung menatapku heran dan berkata "aku tak melihat siapapun, aku hanya melihatmu seperti berusaha kelur dari kolam renang tapi tak bisa"" Rae in menahan nafasnya.
       "Lalu..."
       "Lalu aku selamat, aku ingat dia memegang pergelangan tanganku untuk menarikku dan aku masih merasakannya ketika Jiun hyung mengkhawatirkan diriku ketika itu, makanya aku bersyukur masih bisa berenang kembali saat ini"
       "Woah... kau bohong ya" katanya.
       "Yya... untuk apa aku berbohong, aku benar-benar..."
       "Apa benar hantu bisa menolong manusia.. kau pasti mengarang cerita, ya kan"
       "Yya aku tidak_"
       "Aku tidak percaya..." aku menatapnya jengkel. Terlihat senyum jail dibalik kata-kata menyebalkan nya.
       "Kau mau ku tarik kedalan kolam renang?"
       "Nde? Anieo.." aku menarik tangannya sedikit dan Rae in mulai berteriak merengek. "Shireo.. Bobby.. ah... andwae andwae.. aaaah jangan" dan aki tertawa sangat keras.
       "Aku akan menarikmuuuu"
       "BOBBYYYYYY"
       "MAKANYA KAU HARUS PERCAYA"
       "SHIREOOOO"























  Setelah puas bermain di kolam renang bersama Rae in tadi meskipun aku gagal membuatnya kembali berenang, Rae in langsung tertidur setelah mandi. Aku menatap wajah polos tanpa make up nya, tertidur pulas dengan posisi memiringkan tubuhnya. Rambut panjangnya sebagian menutupi wajah cantiknya. Aku naik keatas ranjang perlahan agar take membangunkannya. Menatapnya seperti ini membuatku damai. Apa aku harus jujur kepadamu akan hal lain lagi, Rae in-ah? Aku menyisipkan rambutnya di telinganya. Merendahkan posisiku menyamai posisinya agar dapat melihat wajahnya dengan lebih leluasa. Nafasnya begitu teratur, mengingat dua hari lalu Rae in yang menangis aku jadi bersyukur dia ikut denganku ke Virginia.
  Aku mengusap lembut rambutnya, menggumamkan lagu yang selalu dinyanyikan ibuku dulu ketika aku masih kecil. Berusaha membuatnya nyaman dan perlahan akupun mulai tertidur, siap menghadapi hari esok yang akan datang.


















Waaaaah akhirnya update episode (eak) yang baru... maaf ya teman-teman... membuat menunggu dan mungkin kalian sudah bosan...
Oh ya jangan lupa komen dan vote ya biar akunya tau kurangnya dimana, kalian boleh kok kalo mau ngasih masukan apapun...
Maafkeun typo bertebaran yaaaa
Slow update dan semoga satu chapter ini bisa membuat kalian memaafkan daku wkwkwk
Selamat menunaikan ibadah puasaaaaa...

Xoxo from me

IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang