LAST DAY

31 3 0
                                    

  Aku masih berdiam diri ditempat tidur sejak mendapatkan telfon dari Donghyuk, asistenku tadi pagi.
       "Sajangnim... besok malam anda memiliki jadwal penerbangan ke Itali, apakah anda bisa kembali hari ini ke Korea? Atau jika tidak memungkinkan besok?"
       "Apakah itu jadwal baru untuk bulan ini?" tanyaku seraya mengusap-usap wajahku, sedikit frustasi.
       "Nde... anda harus mendatangi lokasi yang ada disana, karena pemilik lahan ingin bertemu" aku menghela nafas panjang. "Sajangnim... gwaencanhasseoyo?"
       "Eoh.. gwaenchanha"
  Aku memandang Rae in yang masih tertidur pulas disampingku. Kemarin adalah hari yang luar biasa, aku seperti sedang berkencan dengan gadis disampingku ini. Berbelanja berdua, makan siang, bahkan seperti pasangan kekasih pada umumnya aku berani memberikan signal cinta padanya didepan anak sekolahan tanpa malu, bahkan acara ulang tahun pernikahan orangtuaku berjalan sangat lancar sampai membuatku bisa mengobrol lama dengannya tadi malam. Aku memandangi wajah cantiknya, kapan aku bisa memiliki mu seutuhnya, Rae in-ah? batinku. Menghela nafas adalah satu-satunya hal yang kubisa hari ini, bagaiman aku menjelaskan kepadanya bahwa besok kami harus kembali ke Korea? Rae in meregangkan tubuhnya lalu perlahan membuka kedua matanya.
       "Selamat pagi" gumamnya. Aku tersenyum membenarkan beberapa helai rambut yang menutupi wajahnya.
       "Tidur mu nyenyak?"
       "Eum..." dia mengangguk lucu. Kami saling menatap satu sama lain, rasanya aku tak ingin ini berakhir, pasti aku akak sangat merindukannya nanti. "Wae..?" tanyanya dengan suara lucu membuatku tersenyum.
       "Ania... aku hanya ingin melihat mu saja"
       "Eih... dasar" aku tertawa.
       "Hari ini... apa yang ingin kau lakukan untuk hari ini?" Rae in menggeleng.
       "Entah..."
       "Ayo jalan-jalan... akan ku tunjukkan banyak tempat menyenangkan padamu nanti"
       "Jeongmal?" aku mengangguk. "Oke" katanya lalu tersenyum lebar membuatku kembali tersenyum. Mungkin nanti, tapi sebelumnya aku ingin membuat kenangan dulu denganmu.

       "Eomma, Appa, kami berangkat dulu" kata Rae in.
       "Eoh... hati-hati..."
       "Nde..."
       "Jiwon-ah... jaga istri mu eoh?" Appa menimpali.
       "Nde... jawabku lalu kami pergi menaiki mobil menuju Norfolk.
  Butuh tiga setengah jam untuk sampai kesana. Sebenarnya aku hanya sekali pernah pergi kesana, dan hari ini aku ingin pergi kesana dengan Rae in untuk melihat sesuatu yang selalu membuatku takjub dan senang. Ada tempat wisata yang cocok dengan Rae in disana mengingat dia menyukai hewan. Jadi selama perjalanan aku mengatakan padanya untuk tak menanyakan apapun padaku tentang kemana dan akan melakukan apa di Norfolk. Tiga setengah jam kemudian kami sampai di Zoological Norfolk Park, tempat yang ku maksudkan tadi. Rae in begitu senang ketika kami sampai disana, bahkan dia memeluk ku lalu berlari masuk jika saja aku tak menariknya kembali untuk membeli tiket masuk terlebih dahulu.
        "Aduh... bagaimana ini... aku sudah tidak sabar untuk masuk kedalam" katanya, aku tertawa. Setelah membeli tiket kami masuk bersama dan hewan pertama yang kami lihat adalah malaysian tiger. Kudengar Rae in menahan nafas takjub, aku tersenyum gemas. Lalu kami menemukan Red Panda... (kalian bisa mencari tahunya kalau tidak tau), ada orang utan dan aku meniru nya tadi, hanya sekedar untuk bersenang-senang, ada juga bayi kangguru dan banyak bayi-bauo hewan lain yang membuatnya bergumam "bisakah kita membawanya?" dan reflek membuatku tertawa. Setelah banyak melihat hewan-hewan yang lain kami masuk kedalam sebuah ruangan luas berisikan macam-macam ular. Rae in terus saja berdiri dibelakang ku, mungkin dia takut.
       "Shireo?" tanyaku. Dia mengangguk. "Mau keluar sekarang?" dan mengangguk lagi, kemudian kami keluar dan menyelesaikan tour kecil kami ketika makan siang.
       "Bagian mana yang paling kau suka?" tanyaku ketika kami sudah berada dalam satu restoran diluar kebun binatang zoology dan memesan beberapa makanan lalu Rae in memikirkan jawaban atas pertanyaan ku.
       "Mmmm bayi kangguru" katanya.
       "Wae?"
       "Mereka begitu lucu! Lihat saja bagaimana cara mereka melompat-lompat dengan kaki kecil mereka... yatuhan... rasanya aku ingin membawa mereka pulang" aku tertawa. Tak selang beberapa lama makanan yang kami pesan datang dan selama makan aku sibuk berpikir bagaimana caranya memberitahu Rae in tentang besok sedangkan dia bercerita betapa menggemaskan bayi-bayi hewan tadi. "Ah... aku jadi ingin masuk kesana lagi" katanya.
       "Lagi? Apa kita harus membeli tiket lagi dan masuk?" Rae in tertawa.
       "Ania.... aku hanya mengatakannya saja, aku tak benar-benar ingin masuk kesana lagi"
       "Hmmmm bagaimana dengan ular nya?"
       "Urgh... menakutkan" aku kembali tertawa. Sebenarnya aku sedang memikirkan bagaimana caranya aku mengatakan pada Rae in bahwa besok kami harus kembali ke Korea, aku benar-benar tak bisa memikirkan sesuatu apapun, aku hanya takut senyum manis yang beberapa hari ini sering kulihat akan menghilang begitu saja, aku tak siap merindukannya. "Wae? Kau memikirkan sesuatu?"
       "Ah itu... " aku menatapnya ragu. "Ada... yah.. ada sesuatu yang ingin kukatakan padamu"
       "Eoh? Katakan saja... aku tak keberatan kok" katanya sambil terus memakan makan siangnya. Aku berdehem, dadaku mulai berat, bagaimana aku mengatakannya?
       "Ummm besok..."
       "Ya?"
       "Kita... kau tau... kita sudah lama..." aku menggantung kata-kataku membuat Rae in menatapku heran. "Yah... kita harus kembali ke Korea besok" ungkap ku pada akhirnya. Rae in menatap datar lalu sedetik kemudian dia tertawa nyaring.
       "Ahahaha apa ini april mop? Kenapa kau membuat prank padaku? Kau ini lucu sekali" katanya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya tetap tertawa.
       "Aku tak bercanda, Rae in-ah... aku mengatakan hal yang sebenarnya padamu" kataku datar. Tawanya terhenti seketika berubah menjadi hening kesedihan. "Aku harus mengurus pekerjaanku, besok malam aku harus pergi ke Itali menemui klien" Rae in tetap terdiam. "Mianhae" kataku pada akhirnya. Rae in hanya menunduk, entah apa yang dia pikirkan tapi dia tiba-tiba berdiri dan pergi meninggalkanku sendiri.









IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang