"Kau tidak berangkat bekerja?" tanyaku pada Bobby yang masih memakai kaos pendek dan celana tiga perempat nya di jam sembilan ini. Setelah kejadian tadi malam sebenarnya tubuhku belum sepenuhnya segar, tadi malam Bobby benar-benar membuatku orgasme berkali-kali sampai menjelang pagi, tentu saja aku sangat lelah, bahkan rambutku juga Bobby masih basah, tidak.. kami tidak mandi bersama.. aku... yah... aku tak mau mengulanginya lagi, aku terlalu lelah meskipun rasanya menyenangkan saat hanya berdua bersamanya.
"Aku mengambil cuti tiga hari" katanya. Aku mengerutkan kening ku.
"Hanya karena tadi malam kau mengambil cuti?"
"Nde?" kami sama-sama terdiam lalu Bobby tertawa terbahak-bahak. "Aigooo kau ingin lagi?" godanya membuatku gelagapan menjawab pertanyaan darinya.
"A-aania.... aku kan hanya bertanya.. k-kenapa kau malah bertanya hal seperti itu?" protesku. Bobby tersenyum lalu memelukku menatapku dengan wajah jailnya.
"Aigo aigooo lihat siapa yang berbicara... bahkan tadi malam kau yang begitu bernafsu" aku membelalakkan mataku.
"Yya... kau yang mencium ku lebih dulu..."
"Tapi kau yang membuka kancing kemeja ku lebih dulu..."
"Bobby kau..."
"Omo!" kami terkejut dengan suara Eomma yang sudah berada di pintu dapur. Aku mencoba melepas pelukan Bobby tapi dia menahan pinggang ku.
"Selamat pagi Eommeonim" sapa Bobby.
"Bobby! Lepaskan tangan mu" bisikku dan tersenyum kaku kepada Eomma. Eomma yang masih melihat kami berpelukan tertawa.
"Ya tuhan... lihatlah bagaimana kalian bertambah hari terus menempel satu sama lain... ah... akhirnya aku akan mempunyai seorang cucu"
"Nde?!" kami berdua berteriak bersamaan. Bobby reflek melepas pelukan nya. Kami saling melirik. Apa tadi malam Eomma mendengarkan desahanku? batinku.
"Wae? apa ada yang salah?" tanya Eomma heran.
"A... ania... hanya saja..."
"Kan Eomma hanya mengutarakan isi hati Eomma... dan Eomma pun tidak tau apakah kalian melakukan hubungan sex apa tidak"
"Eommaaaa......""Aku ikut ya..." rengek Bobby yang duduk di tepi ranjang.
"Untuk apa? Aku kan ke toko" kataku sambil mengecek make up ku sekali lagi.
"Aaaah ayolah... aku bosan dirumah..." aku memutar bola mataku malas.
"Siapa suruh kau mengambil cuti?" sindir ku.
"Kan aku hanya ingin meluangkan waktu bersama... memangnya tidak boleh? hanya tiga hari Rae in..." pintanya. Aku menoleh.
"Memangnya kau bisa merangkai bunga?" Bobby terdiam terlihat sedang berpikir.
"Tapi aku bisa menemani mu atau membantu menyapa para pelanggan yang datang" aku menghela nafas. "Ku mohon...." rengeknya, membuatku sekali lagi menghela nafas. Aku mengambil tas ku.
"Bersiap-siaplah... aku tunggu kau dibawah." Lalu aku keluar kamar terlebih dahulu.
Bukan karena apa, aku juga sadar jika Bobby gampang menarik perhatian orang lain apalagi lawan jenis. Sikap gentle nya membuatnya terlihat seperti sedang menggoda banyak wanita, yah aku tau itu... apalagi senyum manisnya juga mata sipit nya yang menghilang ketika tertawa. Teman-temanku sendiri mengatakan padaku jika Bobby begitu tampan apalagi dengan setelan jas, bahkan hanya memakai kaos oblong saja bisa membuat gadis-gadis akan jatuh hati pada pandangan pertama. Makanya aku tak suka jika dia ikut denganku pergi bekerja.
"Ayo" aku menoleh.
KAMU SEDANG MEMBACA
IN LOVE
Randomkumohon berhentilah, jangan siksa dirimu sendiri dengan mencintai ku seperti ini.. #Song Rae In aku tahu kau tak akan suka, aku bahkan tak ingin memaksamu, aku hanya ingin melihatmu tersenyum, itu saja. #Kim Bobby