Virginia, day 2

23 5 0
                                    

       "Kami pergi dulu... annyeong" kataku. Tadi pagi sebelum aku keluar dari kamar mandi Bobby mengatakan padaku bahwa Abeonim mengajak kami ke daerah dekat pantai untuk melihat-lihat lokasi yang akan dijadikan tempat pertemuan beberapa karyawan ditempat kerja Abeonim... ku pikir-pikir sudah lama sejak aku tenggelam bertahun-tahun yang lalu di kolam renang aku tak pernah pergi ke pantai, bahkan melihat bak mandi di hotel atau rumah aku selalu merinding... bayangan akan tenggelam dan hampir meninggal akan selalu terngiang dalam otakku, jadi ku pikir Bobby sudah membuatku tak takut rumah sakit dan sekarang dia bisa saja membuatku tak takut pada "air yang banyak".
  Selama perjalanan aku selalu berdecak kagum pada segala hal yang kami temui. Abeonim tertawa bertanya apakah aku tak pernah ke pantai sebelumnya? Aku hanya tertawa malu dan tak menjawab pertanyaan beliau. Sebenarnya agak sedikit tak enak juga ketika aku tak menjawab beliau, tapi daripada beliau menyesal mengajakku lebih baik aku diam saja dan menjadi anak baik-baik.
  Kami turun didekat pantai dan mengikuti Abeonim berjalan kearah sebuah gedung, tak begitu besar hanya saja terlihat elegan tapi santai dari luar.
       "Ayah mengadakan rapat disini kemarin"
       "Kemarin?" tanya Bobby. Aku masih melihat-lihat gedungnya.
       "Eoh, kemarin.."
       "Lalu tentang pertemuan itu.." Abeonim tertawa.
       "Itu sudah selesai kemarin... kalian benar-benar tak memperhatikan ayah ketika bercerita ya tadi malam?" Aku dan Bobby berpandangan. "Ya tuhan kalian ini... ayah kira kalian tak akan tertipu, ternyata... sudahlah" aku yang kebingungan hanya terdiam melihat Abeonim dan Bobby.
       "Ayah... lalu kenapa ayah membawa kami kemari?" tanya Bobby lagi.
       "Tidak ada.. ayah hanya ingin memberi kalian liburan di dekat pantai sini karena cuacanya hangat sekarang, jadi mumpung kalian ada disini ayah ingin memberi kejutan pada kalian berdua" kata beliau.
       "T tapi... Eomma.. apa beliau_"
       "Tentu saja Eomma kalian tau..." potong Abeonim. "Ayah sudah mengatakan ide ini kepada Eomma mu beberapa waktu yang lalu dan Eomma kalian bahkan mengingatkan ayah tentang hal ini... maka dari itu ayah mengajak kalian kemari.." aku terdiam. Lalu apa yang akan ku lakukan dengan Bobby selama berada disini?
       "Umm Abeonim lalu... apa yang akan... maksudku apa tak apa? Kami baru saja sampai di Virginia kemarin dan harus pergi hari ini dan..." Abeonim kembali tertawa.
       "Sudahlah Rae in-ah... tak apa... ayah tau kau tak enak dengan kami semua... tapi lebih baik kalian menginap disini tiga hari setelah itu ayo kembali ke rumah dan bersenang-senang sepuas kalian... bagaimana?"
       "Appa... kami_"
       "Ayo melihat kamar kalian" lalu Abeonim mengiring ku masuk kedalam gedung yang ternyata mini hotel ini.
  Mini hotel yang ku maksud benar-benar tidak seperti mini hotel seperti biasa.. ternyata mini hotel ini adalah salah satu mini hotel berbintang lima yang ada di Virginia dengan pemandangan menghadap pantai, benar-benar indah. Interior setiap ruangannya benar-benar elegan dan simple, membuat siapa saja yang masuk kedalam sini langsung jatuh hati dan merasa nyaman apalagi dengan taman bunga mini buatan berisi bunga dandelion putih kuning dan tulip ungu membuat suasana bertambah segar dan menyenangkan. Ayah mengambil kunci kamar yang sudah dipesan nya untuk kami kemudian kembali mengiring kami naik ke lantai 5, memberi tahu sebuah kamar indah dengan pemandangan pantai yang sangat cantik yang akan menjadi kamarku dan Bobby untuk tiga hari kedepan. Setelah semuanya beres Abeonim benar-benar meninggalkan kami berdua, hanya berdua didalam kamar hotel dengan keadaan yang sangat canggung dan aneh. Jujur saja ku merasa aneh karena bahkan setelah menikah kami tak pernah melakukan bulan madu meskipun Eomma memaksa untuk sesekali bepergian berdua.
       "Daripada pergi dengan Bobby hanya berdua lebih baik aku pergi sendirian, biarkan dia hidup dengan caranya sendiri, jangan memaksa kami Eomma" celetukku suatu hari. Ketika itu kami baru saja melangsungkan pernikahan satu minggu yang lalu sebelum akhirnya Bobby mengerti kalau aku benar-benar membencinya. Jadi tak heran jika sekarang kami merasa canggung di tempat asing, hanya berdua tanpa ada seseorang pun yang kami kenal.
       "Ummm, kau... apa kau mau jalan-jalan? Maksudku... daripada kita hanya berdiam diri disini... mungkin kau..." Bobby berusaha mengatakan sesuatu padaku untuk mencairkan keadaan, tapi aku hanya diam menatap sekeliling jadi kurasa dia sudah gagal melakukan pendekatan denganku.



















  Entah apa yang harus kulakukan pada Rae in. Setelah Appa pergi tadi Rae in hanya terdiam di balkon dekat kolam renang menatap pantai, aku tak tau apa yang dia pikirkan tapi aku juga tak bisa bertanya pada Jiun hyung, aku harus menyelesaikan masalah ku sendiri. Jadi setelah berpikir panjang aku berjalan ke arahnya berdiri tepat disampingnya.
       "Kau benar-benar tak mau melihat-lihat pantai dari dekat?" tanyaku. Aku sudah tak bisa berbasa basi lagi.
       "Aku... aku lapar" katanya membuatku tertawa seketika.
       "Kenapa tak bilang dari tadi? Aku kan bisa langsung mengajak mu turun dan membelikan mu sesuatu"
       "Aku baru saja lapar, jadi aku tak bisa memberitahu mu tadi"
       "Ya ya ya... kajja, kita turun dan mencari makanan dibawah"
  Rae in mengatakan kalau dia ingin makan seafood karena kami ada di dekat pantai pasti menyenangkan melihat matahari terbenam dengan makan malam bertemakan seafood sembari meminum air kelapa dan menikmati semilir angin malam. Tapi masalahnya adalah aku tak bisa makan seafood.
















Hai hai... maafkeun segala ketypoan dan apalah-apalah yang bertebaran... aku cuma mau cepet post part ini soalnya kepalaku udah ga bisa mikir part ini.. so yah... maaf kalo banyak salah dan agak gak jelas... maafkan akuuuu
T.T

IN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang