Chaca Berlari menuju Lapangan Parkir. Bahunya Bergetar Menahan Tangis yang ia tahan sedari tadi, air matanya perlahan Turun. Ia sangat malu diperlakukan seperti itu. Kata-kata sandya langsung melucuti harga dirinya hingga tak bersisa
Ia segera menghapus air matanya, menghampiri Motornya, menaikkan standar lalu mengambil Kunci motor dari Handbag miliknya. Namun sesaat kemudian benda itu meleset jatuh dari tangannya.
"Aish, sial" umpatnya sambil berusaha menggapai kunci motornya dengan kesusahan, ia hingga nekad berjinjit dengan posisi kepala kebawah. Saat Kunci Motor sudah bisa digapainya
"Ehh, ehh, miring, miring" ia kehilangan keseimbangannya Diatas motor dan terjatuh, sedangkan motornya yang dalam posisi tanpa standar Miring ke arah sebaliknya dimana Chaca Jatuh.
BRUKK!
Ciiiitt
Suara Mendecitnya terdengar menyakitkan di telinga saat ujung stang Motor Cha Menggores pintu Mobil Yang ada disampingnya.
BiippBiippBiippBiipp~
"Yaahh.. yaah.. mobil orang lecet, bunyi lagi.. aaaa elaaah apes banget dah gua, mimpi modol apa ya gua semalem" Ucap Chaca Frustasi.
****
Aldi Berlari mengejar Chaca sampai Ke lapangan Parkir, namun gadis yang ia cari tidak juga terlihat. Tak lama kemudia ia mendengar seseorang berteriak marah-marah dan suara Tangis perempuan yang tidak asing baginya, ia pun berlari menghampiri sumber Suara.
"Kamu Tuh Gimana sih!!?? Ini Uangnya Tidak Cukup!!! Bagaimana saya bisa perbaiki Mobil saya kalau uangnya kurang!!!"
"Hikks.. maaf pak tapi saya bawa uangnya cuma sisa segini, Saya gak bawa uang banyak dari rumah pak.. hiks" Ucap Chaca Sambil Sesegukan. Aldi pun mengambil ancang-ancang dan menghampiri keduanya.
"Assalamualaikum Selamat siaang..." Ucapnya setelah ia dengan tiba-tiba merangkul Chaca seperti kekasihnya.
"Duhhh.. sayang Kamu kenapa nangis ada apa sih?" Ucap aldi dengan lembut sambil menghapus air mata chaca membuat chaca melongok menatapnya.
"Ini Mba Nya Bikin Lecet Mobil Saya!! Giliran Disuruh ganti Uangnya malah Kurang" omel bapak itu. Sedangkan Aldi hanya diam sambil menatap seragam dan name tag kerja bapak itu beberapa saat.
"Memang dia ngasih uangnya berapa pak?" Tanya aldi
"500 ribu"
"Seharusnya?"
"800 ribu"
Aldi Pun mengambil 3 lembar 100 ribuan dari dompetnya dan memberikannya pada si bapak. Tak lama kemudian Aldi bertanya pada si bapak.
"Bapak Bekerja di Tcorp?" Tanyanya yang dibalas tatapan sinis si bapak.
"Iya kenapa? Iri? Saya baru diterima diperusahaan besar itu" omel si bapak sambil menyombongkan diri. Aldi yang jengah Pun akhirnya mengeluarkan Handphonenya lalu memotret Name tag si bapak tanpa diketahui pemiliknya. Lalu tak lama kemudian ia Memutar arah meninggalkan si bapak sambil terus merangkul Chaca yang masih Terdiam. Sesaat kemudian Aldi menelpon Orang kepercayaannya.
"Aku sudah mengirim Name tagnya, kurangi Gaji karyawan itu, lalu ingatkan dia untuk mengenali Dimana dan dengan siapa ia bekerja dan juga ingatkan dia untuk tidak membentak seorang wanita" ucapnya tegas lalu menutup telponnya.
Aldi Pun mengantar Chaca Pulang kerumah menggunakan Mobilnya. Matahari sudah terbenam dan hari menjadi Gelap. Dalam perjalanan pun Chaca tak Cerewet seperti biasanya. Ia hanya diam, ia pun tak bertanya Mengapa dan Bagaimana ia bisa menyelamatkannya di tempat itu, hatinya sedang berkecamuk, rasa kesal, sedih, dan frustasi sedang dialaminya. Yang keluar dari mulutnya hanyalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince
Novela Juvenil"Lo tau gak? Gua Suka Sama Sahabat Cowok Gua, aneh ga? dia anak baru yang Dingin, Jutek, dan Dia gamau Ngomong sama siapapun selain sama gua. Dan Gua Tau Dia Suka juga sama gua. Gua tau. Tapi Itu Ga Lama, Semenjak Ada Dia... Semuanya Berubah." -R- "...