Andika Menghentikan Mobilnya Tiba-tiba saat memasuki sebuah komplek perumahan. Pikirannya berkecamuk, ia benar-benar mengalami hari yang buruk hari ini, ia baru saja Memutuskan Hubungan Dengan Sandya dan setelah ia sampai dirumah ia malah di berikan kenyataan pahit Bahwa ayah Kandungnya akan menikah lagi.
Andika Mencoba untuk tidak menyetujui Keputusan ayah nya, namun ayahnya tetap keras kepala hingga akhirnya pertengkaran terjadi. Ia benar-benar berang, akhirnya ia keluar dari rumah lalu mengemudikan mobilnya dengan cepat dan tak tentu arah. Hingga akhirnya ia terhenti beberapa saat setelah memasuki komplek perumahan yang tidak jauh dari jalan raya besar. Ia menoleh ke kanan, ada taman besar di komplek itu, dan itu cukup sepi karna waktu telah menunjukkan pukul setengah 6 sore, saatnya anak-anak pulang sebelum Maghrib tiba.
Ia keluar dari mobil lalu berjalan pelan menyusuri taman itu, beberapa menit ia mengitari taman tersebut sampai ia menghentikan langkahnya ditepi kolam besar ditengah taman. Terlihat ikan- ikan mas berenang bersama satu sama lain dengan bebasnya membuatnya teringat akan semuanya
Sandyaa..
Dindaa..
Chacaa..
Ayahnya..
Ia terduduk lesu. ia benar-benar tidak tau harus menumpahkan masalahnya kemana, Hubungannya dengan sandya sudah berakhir dan ia rasa Chaca Tidak akan mau bertemu lagi dengannya setelah kejadian di mall tadi.
Ia hanya terus duduk terdiam di tepi kolam sambil menundukkan kepalanya, berharap rasa sakitnya akan hilang dan masalahnya segera membaik. Tanpa ia sadari waktu sudah berjalan dan ia sudah berada disana selama dua jam namun Andika tetap tidak merubah posisinya sedikitpun. Bahkan ketika hujan turun dengan derasnya ia tidak merasa terusik. Karna ia masih sibuk dengan pikirannya dan hatinya yang berkecamuk.
Hingga ia merasakan Langkah Seseorang mendekatinya. Ia masih tetap pada posisinya, Sampai kedua kaki itu berhenti di dekat kedua kakinya dan air hujan tidak lagi membasahi tubuhnya.
Ia mendongak.
"Chaca??"
Ia nampak terkejut dengan kehadiran Chaca. Namun semua keterkejutannya itu hilang tergantikan dengan rasa Bahagia dan lega karna Chaca masih Peduli dengannya. Chaca kini berada disisinya. Ia menatap kedua manik bola mata chaca dengan lekat. Perempuan yang ia sadar sudah berulang kali disakiti olehnya itu hanya diam menatapnya datar, ada rasa sakit yang terlihat dimatanya.
Ya, Chaca kembali setelah mencapai setengah jalan pulang, ia khawatir dengan keadaan Dika, tekadnya untuk tidak perduli dengan Dika akhirnya kalah, ia memutar balik tubuhnya dan Kembali ke tempat Andika, memayungi Andika Dengan Payung yang kebetulan ia Bawa di Handbag nya.
"Ntar lu sakit, sono pulang" Ucap Chaca Ketus. Datar. Dan dingin. Dika tau Chaca sudah sakit hati dengannya. Tak pernah Chaca secuek itu padanya. Tp ia tak perduli, ia sangat memerlukan chaca saat ini.
Andika menarik tangan Chaca, membuatnya terduduk tiba-tiba. Chaca masih berusaha untuk menjaga sikapnya. Jangan terbuai cha!. Batinnya dalam hati.
Tapi detak jantungnya kembali kencang saat Andika menatapnya lekat, chaca takut ia terlihat salah tingkah di depan Andika, ia mencoba bersikap cuek.
"Cha" panggil andika dengan suara Serak dan bergetar.
"...."
"Chaa.."
"..." Namun Chaca masih membuang mukanya. Ia tak mau kelihatan mudah untuk di rayu.
"Chaa"
"Apaan sihh!?" Bentaknya ketus. Akhirnya Chaca kesal lalu balik menatap Andika Tajam. Namun itu tidak berlangsung lama saat melihat wajah andika yang pucat dan berantakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Prince
Ficção Adolescente"Lo tau gak? Gua Suka Sama Sahabat Cowok Gua, aneh ga? dia anak baru yang Dingin, Jutek, dan Dia gamau Ngomong sama siapapun selain sama gua. Dan Gua Tau Dia Suka juga sama gua. Gua tau. Tapi Itu Ga Lama, Semenjak Ada Dia... Semuanya Berubah." -R- "...