10# Can't(?) *Part2

129 7 0
                                    

"Aku Pergi ya, Love You" Ucapnya seraya mengecup pipiku. Aku bagai Tersetrum listrik. Dan seperti tiba2 ada Petasan Mercon meledak di dadaku. Kencang sekali. Aaaaa rasanya aku ingin sekali teriak.

"Love You Too" ucapku pelan sambil tersenyum kecil. Dia melenggang pergi. Main basket. Aku menoleh ke pika.

"Udah kelar Pacarannya?"

****

Author Pov :

"KRIIING!!!!"

Bel Terakhir berbunyi, Anak2 kelas X pun berhamburan Otw Pulang. Aku dan pika mengambil tasnya masing2 dan bersiap pergi. Namun Sesaat Sebelum Mreka Cabut Chaca Terdiam menatap Lurus Ke Depan. Melihat sesuatu. Memerhatikan sosok yang tadi baru saja Menggenggam tangan Sekaligus mencium pipinya. Ia melihat dari kejauhan tapi Matanya tak berbohong. Ia bisa melihat jelas Dika Berdiri menunggu seseorang di salah satu Koridor dekat tangga. Lalu segerumbulan Cewek adek kelas pun datang menghampirinya dan Salah Satu dari mereka hendak Nyelonong pergi namun dihentikan Oleh Andika Yang menggenggam Pergelangan tangan tuh cewek dan menggenggamnya erat.

Deg.

Chaca  menahan nafasnya. Matanya serasa memanas melihat adegan drama Munafiknya. Tubuhnya serasa lemas dan Air Mata Sudah menumpuk di kelopak mata. Lalu ia melihat Dika menoleh ke tempat dia berdiri berdiri.

Settt

Chaca melongokkan kepalanya keatas seolah mencari seseorang. Ia bisa merasakan dari ujung matanya kalau dika masih memperhatikannya lalu membuang pandangannya hingga fokus ke cewek tadi.

Chaca kembali memperhatikannya. Dan terlihat Cewek2 lainnya bersorak gembira. Dan Perempuan itu mengangguk dan Andika Tersenyum kemenangan Dan ia lihat Adegan Mesra Andika merangkul Cewek Itu di depan matanya. Dada chaca serasa sesak. Dan entah bagaimana air matanya sudah mengucur deras sedari tadi tanpa dia sadari. Lalu chaca merasakan bahunya di tepuk pelan seseorang.

"Udah Gausah diliatin, malah makin sakit.. Mendingan kita Pulang aja yuk" Ucap Pika Lembut. Chaca yakin pika juga melihat semuanya dengan jelas.

Chaca berbalik dan melihat Pika Menatapnya Lembut dan tersenyum. Tapi itu malah membuat air matanya keluar sejadi-jadinya. Air mata chaca mengalir deras tanpa henti bagai air keran Namun ia menangis tanpa Isakan Kecuali Rintihan kecil. Pika Menghapus Air Mata Chaca.

"Udah, udah, jangan nangis.. Cowok kayak gitu kok ditangisin, Nanti Juga Dapet Karmanya sendiri kok" chaca mengangguk.

"Mendingan Lo Ikut Gue Deh, Beli Es Krim Goreng, ngapain disini liatin cowok muna kaya dia? Udh yuk"

Pika Menggaet tangan chaca dan membawanya pergi. Dan chaca sempat melihat dari ujung matanya kalau Andika sempat memperhatikannya saat ia pergi. Hm.. yaudah lah yaa.. Mau dibilang Nyesek ya Nyesek, Mau Dibilang Kuat ya gak Kuat *ApaanSiChaApaan-,-?*

****

"Enak Gak?" Aku Tersenyum Kecut dan mengangguk. Lalu melenggang meninggalkan Pika.

"Cha"

"Hmm"

"Udh bayar"

"Yodah yuk"

"Bukan"

"Trus"

"Lu udh bayar"

"Blom"

"Lah, Bayarlah"

"Lo aja Yang bayar, gua pelit" Aku masih meninggalkan pika yang melongo kaya sapi ompong.

My PrinceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang