12

2.2K 478 178
                                    

Ini cerita emang nggak berkualitas, KBBI eror, dan receh-menyeh-ala-ala. 

                JIMIN ITU SUKANYA udah pake banget ke Christa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                JIMIN ITU SUKANYA udah pake banget ke Christa. Semenjak Christa muncul di apartemen Seok Jin, Jimin ngerasa hatinya berdebar secara tiba-tiba; Jimin yang sejak lama sering gonta-ganti cewek, berpetualang dari satu ranjang ke ranjang yang lain, mendadak ngeliat masa depan percintaannya yang cerah di diri Christa. Seakan dia yakin kalau Christa itu adalah jodohnya ...

... atau memang sebenarnya Jimin yang memaksakan kehendak bahwa Christa harus jadi jodohnya.

Mau bagaimana, Jimin suka. Jimin cinta. Jimin bahkan bisa langsung bergairah dan ereksi hanya dengan melihat gadis itu.

"Bagus, ya. Jam segini belum pulang." Christa acuh tak acuh, memutar bola mata jengah. Jimin tentu jadi kesal dibuatnya. "Baju siapa? Parfum siapa itu? Cowok? Tas kamu mana?"

"Lo bukan soal ujian yang musti gue jawab, kan?" Inilah salah satu sifat Christa yang nggak Jimin suka, "Mobil lo parkir di mana?"

Jimin hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan Christa yang seenak udel. Dengan semena-mena ia berjalan menuju parkiran sebelum sempat menjawab pertanyaan Jimin.

"Seragam kamu ke mana, Christa? Kamu ngapain aja?"

Christa yang baru duduk di mobil menghela, "Ya menurut lo jam segini belum pulang ngapain di rumah cowok? Indehoylah."

"Kamu jangan mancing kemarahan saya, ya."

"Siapa juga yang mancing kemarahan lo. Mau gue indehoy kek, mau gue haha-hihi kek, bukan urusan lo!"

"Sekarang jadi urusan saya!"

Jimin beringsut ke arah Christa, membalik badan gadis itu agar saling bersipandang. Sejemang Christa menahan napas; rahang Jimin begitu keras, tatapannya tajam, disertai napasnya yang naik turun.

"Gue nggak──"

Deg

Bibir tebalnya menjamu bibir cherry milik Christa, bibir yang selama ini menjadi candu untuk dirinya. Bukan hanya menjamu, lelaki itu juga menjelajah seluruh isi milik si gadis, berusaha menunjukan sisi dominannya sebagai laki-laki.

Bergelut, berdecak, diiringi desahan bersentimentil; membawa permainan mereka ke tahap yang lebih panas. Tidak sampai di situ, tubuh Christa pun entah sejak kapan sudah berada di atas Jimin─di dalam pangkuan lelaki itu.

Tangan mungil Christa mengalung di leher Jimin, menjambak lemah rambut si pria. Sedang si jantan sendiri, dengan kelihaian jari-jemarinya menyelusup ke dalam kaus kebesaran Christa; menjamah, menggelitik dan menelusuri tiap lekuk telanjang punggung gadisnya.

"Eugh ... Jim."

Jimin ikut menggeram, merasa ngilu dan bergairah di puncak. Ia lepas pagutan mereka, menelisik tatapan Christa dengan dalam dan hangat.

"Look at me." Christa membisu, hanya menatap dua biji berkabut di depannya. "Saya serius waktu saya bilang saya suka kamu." Kemudian lelaki itu menciumi bibir Christa yang bengkak akibat ulahnya berulang kami.

"Sekarang saya mau kamu, Christa. Di dalam saya. Kamu. Kita. Ranjang. Panas dan membara."



>>>

Om Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang