29

1.4K 422 54
                                    


                SALAH SATU PETUGAS yang tengah berjaga merasa iba melihat Christa yang enggan duduk barang sedetik. Gadis itu kocar-kacir di tempat, solahnya persis cacing belingsatan.

"Dek, nggak mau duduk dulu?"

Christa menoleh sekilas, kemudian mengecek jam tangannya sejenak sebelum tersenyum maklum. Bos TY tak kunjung datang, dia benar-benar ingin meledak.

Hanya saja, tiba-tiba kehadiran tiga orang yang baru masuk membuat tubuh Christa kaku; Seok Jin, Ayu, dan Jimin. Mampus, batin Christa. Bergerak gesit, Christa memilih untuk duduk membelakangi selagi mereka masuk dan melapor ke petugas untuk mengunjungi seseorang─pasti orang itu Yoongi.

Selagi mereka memasuki ruang jenguk, Christa melangkah keluar. Diam-diam tanpa Christa sadari seseorang menoleh ke arahnya dengan senyum tipis.


© ikvjou ©


"Kita sama sekali nggak nemu titik salahnya di mana." Seok Jin mendengus, "Kalau mereka niatnya ngejebak kita, rapih banget."

Yoongi berdeham, "Nggak usah dipikirin. Barusan Detektif Bona ke sini, sebentar lagi bakal kebongkar siapa yang salah."

Dahi Ayu mengerut, "Cewek?" Yoongi mengangguk, "Kita nggak pakai detektif cewek, Yoon," balas Seok Jin.

"Iya. Dia anak buahnya Detektif TY."

Jimin mengulas senyum (secara diam-diam), "Gue keluar sebentar, ya."

"Mau Ayu anterin, Kak?"

Menggeleng, "Nggak usah. Di sini aja kalian. Sebentar, kok."

Jimin lantas melangkah keluar, menghampiri meja petugas. "Pak, lihat Detektif Bona?"

"Barusan keluar, Pak."

© ikvjou ©


"Untung nggak ketauan. Mampus aja gue!"

Christa yang berada di dalam minimarket yang tak jauh dari kantor polisi dari tadi ngoceh; antara lega, kesel, dan mau marah-marah. Sehabis mengambil satu botol susu pisang, ia tancap sedotan begitu saja sebelum menegaknya. Merasa lega, ia hendak ke meja kasir untuk bayar. Sayangnya ia terantuk pada dada seseorang ketika berbalik.

"Maaf," balas Christa lemah, lalu mengangkat sedikit ujung topinya "Saya─lo?! NGAPAIN DI SINI?"

Christa bergerak mundur dengan perasaan gelisah, nyaris menubruk rak-rak di belakangnya jika saja tangan Jimin tidak lebih dulu sigap menahan. "Kamu yang ngapain di sini, Ta."

"Beli susu pisang!" Christa menunjukan botol susu pisangnya yang sisa setengah. "Lo ngapain, Om?"

"Jenguk temen saya. Sama Seok Jin juga."

Christa menelan ludah, "O."

"Kamu juga dateng nemuin temen saya, kan?"

"Nggak, tuh!"

"Dasar pembohong," gumam Jimin, membuat Christa membelo. "Nyeduh mie sebentar, yuk. Saya laper."

"Kerjaan lo tuh makan mulu!" Meski kesal, Christa tetap jalan menuju rak mie instan. "Lo mau mie─eh!"

Sewaktu ia berbalik, tiba-tiba saja Jimin bersandar lemas di bahu Christa. Christa merasa jengah, menggoyangkan bahunya. Tetapi, Jimin urung merespon.

"Nggak lucu, Om!" desis Christa, "Cepet pilih mienya, gue yang bayar dah."

Jimin tak menjawab, hanya memandang Christa kosong dengan dahi penuh keringat. Gugup, Christa mengecek kening Jimin, "Bego! Badan lo panas banget, Om!!!"



>>>

Om Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang