30

1.4K 428 61
                                    


                CHRISTA MENGHELA UNTUK yang kesekian kalinya. Ia sangat ingin marah pada Jimin, namun tidak tega karena lelaki itu tergolek lemah di atas ranjang.

Kejadian di minimarket tadi begitu cepat, membuat Christa bingung. Pertama kalinya ia melihat Jimin tidak berdaya, sampai ketakutan setengah mati. Untung saja Bos TY dan Mark datang tidak lama. Sehingga ia meminta bantuan pada Mark untuk membawa Jimin pulang.

"Gue balik ya, Ta." Mark memegang pundak Christa sekilas, "Lo jagain aja tuh om kesayangan lo."

"Taiii!" maki Christa kesal, "Yaudah gue anter sampe bawah──"

"Nggak usah," potong Mark. "Kasihan ditinggal sendiri. Om Seok Jin belum dateng, kan? Gue bisa sendiri, kok."

"Makasih banyak, Mark."

Mark terkekeh, mengusuk gemas surai Christa, "Iya, Ta. Santai aja sih."

Kemudian Christa mengantar Mark sampai ke pintu keluar. Melihat lelaki itu berjalan dan menghilang di pintu lift barulah Christa masuk dan menutup pintu kembali. Berjalan ke arah Jimin yang tak berdaya.

old jokes : jimin gapapa, kan?
old jokes : gw sama ayu otw balik

"Hufttt ...." Ada helaan yang terasa sesak. Christa nggak suka sama Ayu, itu mutlak.

Bukan karena Ayu berbuat jahat, justru karena Ayu adalah orang yang sangat baik, yang sangat lembut, dan begitu membuat Christa iri. Semua hal yang ada pada Ayu sama sekali tidak bisa ditiru oleh gadis itu. Makanya, Christa nggak suka sama dia.

"Uhuk ... uhuk ...." Atensi Christa teralihkan pada Jimin yang berbaring di atas ranjang. "Makasih."

"Nggak usah banyak drama, istirahat yang bener."

"Kamu juga, Dek. Jangan sampai sakit," pesannya parau. "Sekarang kamu istirahat, besok kamu upacara. Jangan bolos, belajar yang bener. Kalau udah selesai, langsung pulang ke rumah."

Hening.

"Kamu denger ucapan saya, Dek?"

"Hmmm."

"Jangan kebanyakan ngebantah, Dek."

"Lo tuh sakit masih aja cerewet. Pantes aja bibir lo jebew."

Jimin terkekeh, matanya terpejam damai. Sementara Christa berdecih, memerhatikan Jimin dengan lebih intens.

"Dasar bawel," bisiknya lembut, sekilas mencium pipi Jimin sebelum melangkah keluar kamar.

Diam-diam Jimin tersenyum, "Justru salah kalau saya nggak bawel sama kamu, Dek."


>>>


Om Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang