9

2.1K 462 117
                                    

                MENGEMBUSKAN NAPAS TERASA jadi menyebalkan bagi Christa saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

                MENGEMBUSKAN NAPAS TERASA jadi menyebalkan bagi Christa saat ini. Ia menghentak-hentak kaki sedari tadi, namun tidak cukup sanggup membuat Minhyuk─kekasihnya─peka.

"Kamu nyebelin!"

"U─h?" Minyuk menoleh seraya mengelap keringat yang membanjiri pelipisnya. "Kamu kenapa, Sayang?"

"Dari tadi ngacangin aku. Asyik ngobrol aja sama Kihyun." Christa menekuk bibirnya, "Pacar kamu itu Kihyun atau aku, sih?"

Minhyuk terkekeh, lantas ia merangkul bahu Christa dengan mesra. "Ya, kamu. Masa Kihyun. Emang aku maho."

Christa jadi tersenyum dibuatnya. Tanpa rasa enggan (karena tubuh Minhyuk sedang berkeringat sehabis main basket), gadis itu bergelayut manja di lengan lelakinya. "Temenin aku, yuk. Ada novel baru yang mau aku beli."

"Hari ini aku nggak bisa. Ada latihan sampe sore."

Mengembuskan napas berat, "Lagi?" Minhyuk menggangguk, "Aku tungguin, ya?"

"Ja─jangan!" Minhyuk berteriak setengah panik, "Aku nggak mau kamu nungguin aku. Lama soalnya."

Christa lagi-lagi harus menelan bulat-bulat rasa kecewanya. Punya pacar tapi merasa sendiri.


© ikvjou ©


"Eh ... ada Dek Tata." Jimin yang sedang mengemudikan mobilnya tidak sengaja melihat Christa, lantas memilih menepi. "Ngapain Dek? Mangkal?"

"Sekata-kata lo, Om!"

Dari balik jendela mobil, Jimin terkekeh. Christa itu imut banget, sih. Kalau ngeliat calon jodoh bawannya pengen ngejailin terus; apalagi kalau di atas ranjang.

"Ngapain di pinggir jalan gitu? Sini masuk!"

"Ogah!"

"Nggak ada om-om kaya yang bakal mampir lewat sini." Jimin akhirnya memilih untuk turun dan menghampiri Christa. "Mending sama saya. Masang tarif berapa kamu semalam, Dek?"

"Tai ya lo, Om!" Christa makin sewot. Dengan kesal ia mendorong tubuh Jimin menjauh, "Sana ... sana. Bikin orang makin kesel aja."

"Jangan muna kamu, Dek. Ingat, kamu mohon-mohon ke saya lho waktu itu buat disentuh──"

"Mau lo apa, sih?" tanya Christa, berkacak pinggang.

Senyum Jimin berkedut. Matanya membulat dengan jenaka, "Tidur sama Dedek Cantik."

"Najisss!" Menghela napas, "Kerjaan lo tuh numpuk di kantor."

"Itu bisa diselesain nanti," jedanya. Diam-diam dengan nakal merangkul bahu Christa, "Yang nggak bisa diselesain itu mencintai kamu seumur hidup saya."

"Jayusss."

"Yaudah yuk, masuk ke mobil om aja. Daripada naik grabbike; panas, berdebu, belum lagi kalau abangnya bau keringet."

Christa langsung menyembunyikan ponselnya cepat-cepat: sadar Jimin telah mengintip.

"Lagian kamu nolak pun saya tetep bakal maksa. Kamu tahu kan; yang dipaksa-paksa itu nikmat──"

"Ngomong mesum lagi nggak mau masuk!"

"Oke cinta." Jimin tersenyum sumringah, "Cintanya om mau ke mana?"



>>>

Om Jimin ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang