1 part menuju ending
NGGAK TAU KENAPA Jimin enggan untuk melepaskan tangan Christa yang mau berangkat sekolah. Seok Jin di depan pintu udah misuh-misuh, tapi Jimin kekeh."Dek, nggak usah berangkat sekolah aja."
"Najiiis tau nggak lo, Jim," hardik Seok Jin, "Lo sakit nggak usah manja. Ayo Ta, sini!"
"Tau!" Christa ikut-ikutan. "Gue berangkat."
"Cium duluuu baru lepas."
"Om Seok Jin ...."
Seok Jin menghela, "Turutin aja, Ta. Gue tungguh di depan. Lima menit, nggak pake nambah." Lalu Seok Jin bergegas menuju ruang tamu.
Christa berdecih, sementara Jimin segera menarik Christa ke pelukannya. Bukannya mencium, Jimin memilih untuk memeluk Christa seerat mungkit. "Hati-hati, Dek."
© ikvjou ©
"Kira-kira kalau Jimin ngelamar lo, lo mau kagak nikah sama dia?"
Christa yang sedang main ponselnya tersentak, melirik sekilas Seok Jin yang tengah menyetir, "Mau kagak mau ya terpaksa mau."
"Gara-gara udah dijebol?"
"Ya, gitu, deh," ungkap Christa. "Kenapa emang?"
"Nggak ada perasaan suka atau gimana?"
"Hmmm ...." Christa berdeham, "Mungkin sedikit merasa nyaman. Kalau lagi normal, aslinya Om Jimin baik, sih. Nggak malu-maluin amat."
"Kalau dikasih waktu lebih lama, mungkin nggak lo jatuh cinta ke dia?"
"Mungkin aja."
"Kalau gue tanya, lo mau nggak kenal dia lebih jauh? I mean ... ngejalin relationship."
"Pacaran?"
Seok Jin mengangguk, "Yang lebih serius mungkin?"
"Hmmm ... ya, why not?"
Seok Jin tersenyum, Christa juga. Tapi, tanpa mereka sadari ada sesuatu yang melaju kencang ke arah mereka.
BRUKKK!!!
Kalau dikasih waktu lebih lama, apa lo bakal nurutin omongan Jimin buat nggak sekolah?
>>>

KAMU SEDANG MEMBACA
Om Jimin ✔
Fanfiction📌 FILE 1 : STOPED 📌 FILE 2 : FINISHED Apakah ini permainan waktu? Rasanya ia begitu dekat denganku. Rasanya, aku seperti mengenal dirinya. Kami bagai tak berjarak, selain waktu dan ingatan yang sama-sama lumpuh pada waktu yang tak t...