Pengisi Acara

97 12 1
                                    

Seluruh anggota eskul musik dan termasuk para calon anggota, mereka semua dikumpulkan oleh bu Fitri didalam aula sekolah dikarenakan ada sebuah pengumuman yang akan disampaikan oleh beliau.

"ok langsung saja ibu akan memberitahukan kepada kalian semua bahwa dalam waktu 2 minggu lagi sekolah kita akan mengadakan acara pentas seni, baru saja ibu selesai rapat bersama kepala sekolah dan beliau meminta agar ada perwakilan dari eskul musik sebagai pengisi acara untuk acara pentas seni tersebut. "

'paling juga ujung-ujungnya gw lagi. ' ucap Bagas dengan sombongnya tapi ungkapan itu tidak ia suarakan hanya sebatas didalam hati saja.

"dan untuk itu semua ibu telah memiliki calon yang akan menjadi pengisi acara, untuk yang namanya ibu panggil silahkan maju kedepan."

"Bagaskara Alvonso dan Annisa Andriani. "

Bagas dengan santainya ia maju kedepan, seperti yang sudah ia duga sebelumnya bahwa dirinya akan menjadi calon yang akan dijadikan pengisi acara. Sedangkan Annisa ia masih terpaku ditempatnya berdiri masih enggan untuk berjalan kedepan.

"Annisa, kenapa kamu tidak maju kedepan? " tanya bu Fitri kepada Annisa.

"maaf bu sebelumnya, tapi saya masih calon anggota belum manjadi anggota tetap dalam eskul musik. "

"kamu memiliki bakat alami dalam diri kamu, ibu suka dengan suara kamu yang lembut dan memiliki karakter yang kuat, kemarin saja waktu kamu nyanyi Bagas terus mandangin kamu, kayanya dia kehipnotis sama suara kamu deh. " bu Fitri tersenyum penuh arti sambil mengalihkan pandangan kearah Bagas.

"asik pak ketua bentar lagi lepas status jomblo nih. " kata Fani si wakil ketua.

"weh enggak mana ada bohong aja tuh bu Fitri. " suara pembelaan diri dari Bagas mulai terdengar.

"alah kamu ini Bagas ibu itu kenal sama kamu bukan cuman sehari dua hari doang, ibu udah paham betul dengan sifat dan sikapmu. Annisa, kamu sudah ibu terima sebagai anggota tetap dari eskul musik, dan ibu pengen kamu bersama Bagas berkerja sama untuk menampilkan penampilan yang terbaik dari kalian berdua. Ibu pingin kalian keluarkan kreatifitas kalian dalam berkolaborasi. Dan satu hal lagi tolong buatlah kemistri diantara kalian berdua kerena dalam bernyanyi kemistri dan penjiwaan itu sangat penting. "

"bu, untuk anggota yang lain gimana? " tanya Fani.

"ibu sudah persiapkan, untuk anggota yang lain kita akan membuat sebuah paduan suara dan Fani saya minta tolong sama kamu untuk ambil catatan murid yang sudah terpilih untuk menjadi anggota tetap eskul musik dan nannti kamu umumkan.  Mungkin itu saja untuk saat ini nanti akan ibu jadwalkan kembali pertemuan kita. Silahkan kalian kembali ke kelas masing-masing. "

"Annisa tunggu!. " ucap Bagas sambil berlari menghampiri Annisa yang sudah berada diluar aula.

'ahhh kamvret mau apa lagi sih?! ' Geram Annisa.

Bagas sudah berada tepat dihadapan Annisa. "gw mau minta kontak WA lo biar bisa ngomongin soal pensi. "

"ngomong langsung juga bisakan? " jawab Annisa dengan jutek.

"kalo gw mau ngebahasnya malem-malem gimana? Gw harus ke rumah lo?. "

Bagas yang melihat HP milik Annisah yang berada disaku bajunya langsung saja mengambil HP itu tanpa permisi.

"balikin HP gw sekarang! "

"ntar dulu nanggung, salah lu sendiri yang susah buat dimintain nomer WA. "

Setelah selesai Bagas mengembalikan HP itu kepada Annisa. "nah selesaikan? Dari tadi dong sayang, kan gw jadi gak ribet. " setelah itu Bagas mengelus puncak kepala Annisa dan segera pergi menuju kelasnya.

Sedangkan Annisa masih berdiri ditempat yang tadi, seluruh badannya terasa sangat kaku dan sulit untuk digerakkan. 'rasa itu? Kenapa sama persis seperti dia? ' tanpa sadar Annisa meneteskan air matanya dan segera berlari entah kemana yang terpenting saat ini jangan sampai ada orang yang melihatnya sedang menangis.

🌈🌈🌈🌈🌈

Seperti biasa Defan, Gilang dan Bagas sekarang sudah berada dikantin dengan makanan yang sudah tersaji didepan mereka ber-3.

"Van ambilin gw sambel. " suruh Gilang kepada Devan.

Devan yang sedang mengaduk mangkuk baksonya menghentikan sejenak kegiatannya. "ambil sendiri punya kaki dan tangan kan? "

"Devan anaknya pak Supri yang baik hati, ganteng dan tidak sombong ambilin ya." pinta Gilang sekali lagi kepada Devan dengan sedikit pujian yang diselipkan olehnya.

"dari tadi dong kan gw jadi semangat ngambilinnya. " Devan pun berdiri untuk mengambil sambal yang berada dimeja sebelahnya.

"temen lo bukan? " tangan Bagas.

"atas berkat rahmat Allah yang maha pengasih lagi maha penyayang, sayangnya dia temen gw. " Gilang menundukkan kepalanya diiringi dengan rauh wajah sedih.

"yang sabar ya. " Bagas menepuk-nepuk punggung Gilang seakan memberikan kekuatan kepadanya.

"nih sambelnya, abisin biar kenyang. " Devan kembali dan menaruh sambal itu didepan mangkuk milik Gilang.

"Makasih ganteng. " ucap Gilang.

"Sama-sama JELEK. " balas Devan dengan menekankan kata pada akhir kalimat

🎵🎵🎵🎵🎵

Jangan lupa Vote dan Comment ya:)

salam, Rigel✌

Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang