To: Annisa Andriani
From: Razka AbinayaHello my dear............
Saat kamu baca surat ini, tandanya aku udah tidak bersama kamu lagi
I'm sorry..........
Aku tahu ini akan menjadi hal tersulit dalam hidup kamu saat tahu bahwa kenyataanya kita gak bisa bersama untuk selamanya, maafkan atas diriku yang tidak bisa menepatkan janjiku, Tuhan punya rencana lain untuk kamu dan juga diriku.Menurutku bagian terberat dari sebuah perjalanan adalah perpisahan.
Selalu ada pertanyaan tentang bagaimana nanti? bagaimana masa depan dan bagaimana akhirnya? Tahukah kamu kalau semua pertanyaan itu berhubungan dengan takdir. Tak ada yang bisa mengatur takdir selain tuhan dan inilah takdir yang kita dapatkan.Aku ingin kau tahu bahwa,
Kau adalah alasanku untuk tersenyum
Kau adalah alasanku untuk tertawa
Kau adalah alasanku untuk bahagia.
Kau adalah alasanku untuk percaya akan cintaTerimakasih karena hadirmu membuat ku mengerti akan arti cinta, kau membuat ku merasakan bahagia walau tak untuk selamanya.
Belajarlah dari semua yang telah terjadi, mengertilah bahwa tak selamanya terus bertahan, melainkan dengan melepaskan genggaman untuk sebuah lembaran baru di masa depan.
I love you Annisa Andriani
🖊🖊🖊🖊🖊
Secarik surat yang diberikan Reynand dari Razka telah dibaca oleh Annisa sesampainya ia dirumah, surat yang ditulis tangan langsung oleh Razka berisikan sebuah kalimat perpisahan sehingga air mata Annisa membali meluruh untuk kesekian kalianya lagi, lagi, dan lagi.
"Lo jahat udah ninggalin gue sendiri disini dengan rasa sakit yang amat perih Razka! Lo jahat! "
Begitulah sedikit rasa dihati yang dapat Annisa keluarkan, seandainya hati ini bisa berbicara sudah dari lama hati ini akan mengeluh dan berteriak mengeluarkan semua yang dirasakan oleh sang pemilik hati.
Sebuah rasa sakit yang tak dapat diungkapkan oleh kata-kata ketika seseorang yang kau sayang secara tiba-tiba pergi bersama semua cinta dan kenangan yang telah dibangun bersama.
"Seandainya waktu bisa ku putar ulang kembali, aku tak ingin mengenalmu Razka Abinaya! "
Air bening yang berjatuhan dari kedua bola mata Annisa semakin deras hingga membuat bantal yang sedari tadi ia peluk menjadi basah, rambut yang tadinya tertata rapih telah berantakan.
Klek
Pintu kamar Annisa terbuka menampilkan sesosok bidadari tak bersayap dengan setelah khas orang akan pergi tidur, memasuki kamar Annisa.
"Mah... "
Annisa berlari menuju mamahnya yang masih berada didepan pintu yang belum sembat ia tutup kembali. Kehadirannya disini karena ada sebuah firasat yang tak enak terhadap anak gadis satu-satunya ini dan ternyata benar apa yang dikatakan oleh firasatnya ini, anak gadisnya ini sedang menangis seorang diri dikamar dengan lampu yang dimatikan.
"Hei....kenapa kamu nangis sayang?" ucap Sofi sambil mengelus-elus punggung Annisa.
"Razka jahat mah Razka jahat. "
Tangisan Annisa semakin menjadi membuat baju Sofi basah akibat ulah dari Annisa. Sofi pun membawa Annisa menuju kasur dan mendudukkannya disana tetapi sebelumnya ia menyalakan lampu terlebih dahulu.
"Sekarang kamu cerita ke mamah kenapa sampe kamu nangis kaya gini?" ucap Sofi yang kini duduk berhadapan dengan Annisa.
Annisa memberikan secarik kertas yang barusan ia baca hingga menyembabkan cairan bening ini kembali tumbah. Sofi pun menerima surat itu lalu membacanya.
"Ada sebuah pesan yang ingin Razka sampaikan melalui surat ini, tapi kamu gak mengerti akan apa yang Razka tulis disini. "
Annisa yang mulai tenang pun menatap dengan tatapan tanya kepada kedua bola mata indah milik sang mamah, "Maksud mamah apa? "
"Didalam surat ini Razka ingin kamu membuka sebuah lembaran baru dan melupakan masa lalu mu karena dia pingin liat kamu bahagia walau bukan bersama-nya. "
"Tapi aku gak bisa tanpa Razka, dia bukan hanya sekedar pacar, dia yang jagain aku layaknya seorang adik yang dilindungi, dia juga seperti sahabat bagiku yang selalu menerima semua keluh-kesah ku, dia segalanya mah segalanya. " ungkap Annisa dengan sangat lemah dan frustasi akan apa yang harus ia lakukan untuk kedepannya.
"Terus mau sampai kapan kamu kaya gini Annisa? Bahkan Razka sendiri yang menginginkan kamu melupakan dirinya dan hidup bahagia walau tanpanya. Mencoba membuka lembaran baru bukanlah hal yang sulit, yang kamu butuhkan adalah sebuah seinginan dari diri kamu sendiri dan sebuah tekad bahwa kamu bisa melewati hal ini. "
Sofi tidak ada bosannya memberitahu Annisa bahkan memarahinya bahwa hidup bukan hanya tentang cinta, ia tidak menyalahi Razka akan hak ini hanya saja Annisa yang terlalu berfikir bahwa ia tak bisa hidup tanpa Razka. Annisa masih memiliki masa depan yang panjang bahkan masih banyak cobaan hidup lebih berat dan penuh lika-liku melebihi hal ini yang akan ia hadapi, tapi baru seperti ini saja ia sudah menyerah.
"Pikirkan omongan mamah tadi baik-baik, sekarang semua terserah sama kamu, mamah udah cape denger kamu nangis tiap malam. Sekarang kamu tidur ini udah hampir tengah malam. "
Annisa pun menuruti perintah dari Sofi, ia pun membaringkan tubuhnya dikasur dengan bantu mamahnya yang menyelimuti dirinya. Sofi pun mencium kening Annisa lalu berkata, "Mamah sayang sama kamu Annisa, mamah ingin yang terbaik untukmu. "
Setelah itu Sofi pun pergi meninggalkan kamar Annisa, sedangkan Annisa tidak dapat tidur ia merenungkan setiap kata per kata yang dilontarkan oleh mamah nya yang membuat dirinya terus berfikir manakah yang terbaik dan harus ia pilih.
🎵🎵🎵🎵🎵
Yuhuuuuu
Gue balik lagi nih:v
Gimana chapter hari ini?
Baper kah?
Atau
Laper kah?Jangan lupa Vote dan Comment yoo
salam, Rigel✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love
Novela Juvenil"Gue Bagaskara Alvonso berjanji ditempat ini, akan berjuang untuk mendapatkan hati lo, Annisa Andriani." -Bagaskara Alvonso "Maaf, karena perjuangan lo hanya akan menjadi butiran pasir dipantai. " -Annisa Andriani Ketika cinta menyatukan kedua makhl...