Sabar

93 8 3
                                    

"Terimakasih atas coretan tinta warna-warni yang tlah kalian buat."

🐒🐒


"Assalamualaikum, Kara pulang. "

Bagas masuk kedalam rumah, ia baru saja pulang setelah tadi dari rumah Annisa. Merasa tidak ada yang menyahuti panggilannya Bagas pun langsung saja menuju lantai 2 dimana letak kamarnya berada.

Dari tangga yang kini ia pijaki terdengar suara seseorang tertawa, hal itu membuat Bagas menjadi sedikit merinding, pasalnya ia sangat takut dan benci dengan hal yang berbau mistis. Bagas mempercepat langkah kakinya untuk menuju kamar tetapi suara itu malah semakin kencang, entahlah sepertinya suara itu berasal dari kamarnya sendiri.

'anjir ini kenapa suara asalnya dari kamar gw.'

Ia melihat ada sebuah tongkat biliar yang bersender ditembok depan pintu kamarnya, tanpa basa basi ia pun mengambil tongkat itu untuk berjaga-jaga.

Dengan sedikit keberanian yang ia kumpulkan dan sebuah tongkat biliar ditangan kanannya Bagas pun memberanikan diri untuk membuka knop pintu kamarnya itu.

Klek

Dengan perlahan ia membuka pintu sedikit demi sedikit, ia lebih nampak seperti seorang maling dibandingkan tuan rumah, pintu kamar pun kini sudah terbuka lebar.

Prang!

"AstaghfirullahAlAdzim."

Tongkat biliar itu jatuh dari genggamannya. Ia melihat disana ada 2 tuyul kesayangannya sedang asik tertawa dan duduk didepan tv dengan memegang stik ps dan beberapa kantung makanan ringan tergeletak disana.

"woy bro baru pulang lu? Ngapain lu bawa tongkat biliar? Sini gabung. " ucap Gilang tanpa mengalihkan pandangnya dari tv yang sedang menayangkan permainan sepak bola.

"ngapain lu berdua ada dikamar gw?! " tanya Bagas dengan sedikit emosi.

"biasa Devan yang ngajak katanya dia kangen sama ps dirumah lu, ya gak Van? "

Devan mengangkat ibu jarinya bertanda membenarkan ucapan Gilang.

'ngebunuh sahabat dosa gak? Ya allah tabahkan hati hambamu dari 2 orang ini. '

Bagas pun masuk kedalam kamar melempar tasnya keatas kasur dan segera mengambil pakaian ganti karena ia sudah gerah mengunakan serang sekolah sejak tadi.

"tadi Ibu bilang bakal pulang telat soalnya dia mau ke toko dulu. " ucap Gilang yang sedang menyampaikan pesan dari Bela, ibunya Bagas.

"Adek gw ada dimana?. " tanya Bagas karena ia belum melihat adiknya setelah tadi pagi ia mengantar sekolah adiknya itu.

"tadi Arin ikut sama ibu soalnya dia gak mau dititipin sama kita berdua. " sekarang Giliran Devan yang menjawab dengan raut muka yang dibuat menjadi sedih. Gilang yang disebelahnya menepuk-nepuk punggung Devan seakan memberikan kekuatan kepadanya.

Bagas pun langsung saja melenggang pergi kekamar mandi, ia sudah bosan melihat tingkah bodoh kedua sahabatanya itu, tapi tanpa mereka hidup Bagas takkan seindah dan sempurna seperti ini.

"terimakasih atas coretan tinta warna-warni yang tlah kalian buat. "

🎵🎵🎵🎵🎵


Piala dunia nih Belgia vs Inggis

Tim Belgia?

Tim Inggris?

Pendek? Iyalah kan ini gabungan antara shortstory+teenfiction+humor jadi wajar aja kalo pendek atau sedikit:v

Jangan lupa buat Vote dan Comment karena setiap vote dan comment dari kalian itu sangat berharga dan semakin buat gw semangat buat nulis:)

salam, Rigel✌

Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang