Nangis

93 12 1
                                    

"Kau bagaikan pelangi yang datang hanya untuk sesaat. "

🌈🌈🌈


Annisa sedang menangis didalam kamar mandi, ia tidak tahan lagi jika harus menahan air mata yang memang sudah lama ingin keluar dari kedua bola mata indahnya. Bagas sangat mirip dengan seseorang dimasa lalunya, orang yang telah membuatnya merasakan indahnya jatuh cinta dan sekaligus merasakan sakitnya patah hati bahkan ditinggal pergi.

"kenapa? Kenapa kalian berdua memiliki banyak kesamaan? Hiks... Hiks... Hiks. " air mata Annisa semakin deras mengalir dari kedua bola mata indahnya.

"jika seperti ini, gw semakin gak bisa buat ngelupain lo. " Annisa memegangi dadanya yang terasa sangat sakit jika harus mengingat seseorang yang selama ini ia cintai.

"lo jahat udah ninggalin gw, mana janji lo selama ini yang telah lo ucapkan didepan gw?! Lo tega ninggalin gw sendiri disini dengan rasa sakit yang lo buat. "

Annisa yang sedari tadi berdiri didepan wastafel sambil melihat kearah cermin kini ia telah merosot terduduk dilantai dengan kedua kaki yang ia tekuk dan menengelamkan mukanya didalam sana. Ia semakin terisak, semua yang selama ini ia rasakan, beban yang selama ini ia simpan sendiri telah ia curahkan didalam tangisan ini.

Tok tok tok

"Nisa? Lo ada didalam? "

Terdengar suara Bagas yang memanggilnya dari balik pintu. "Nis, lo denger suara gw kan?."

"iya." jawab Annisa agar Bagas tidak bertanya lagi. Annisa pun lansung berdiri dan mencuci mukanya yang nampak sangat kacau sehabis menangis, setelah itu ia pun keluar dari kamar mandi nampak disana Bagas yang masih mengunakan seragam sekolah berdiri didepan pintu kamar mandi.

"lo habis nangis?. " tanya Bagas kepada Annisa, ia melihat kedua mata Annisa yang sebab dan sedikit kemerahan.

Annisa menjawab dengan gelengan kepala. "kita lanjut lagi latihannya. " Annisa pun berlalu dari hadapan Bagas dan berjalan kearah ruang musik.

Bagas pun mengikuti arah jalannya Annisa hingga sampailah mereka berdua didalam ruang musik, suasana berubah menjadi sedikit canggung karena sedari tadi Annisa hanya memandangi buku musiknya saja tanpa membuka lembaran demi lembaran seperti yang ia lakukan sebelumnya.

"are you okey? " tanya Bagas yang ingin memastikan keadaan Annisa.

"ya, i'm fine. " jawab Annis seadanya.

"lo udah ada ide untuk lagu yang bakal kita bawakan?"

Annisa tidak fokus ia hanya menatap kosong kearah buku itu, ia pun tidak sadar jika Bagas menanyakan sesuatu padanya.

"Sebaiknya lo istirahat, latihan kita lanjut besok aja. Gw pulang dulu." Bagas yang telah memakai tasnya segera keluar dari rumah Annisa, menurut Bagas sepertinya Annisa sedang tak enak badan dan akan percuma saja jika mereka berlatih, Annisa tidak akan fokus terhadap latihan nantinya.

Annisa memandangi pungung Bagas yang kokoh dari belakang hingga wujud Bagas tak terlihat lagi olehnya. "sorry. " lirih Annisa setelah itu ia pun kembali lagi menumpahkan air matanya dan kali ini nampaknya ia akan lebih lama untuk menangis karena tidak akan ada yang mendengar tangisannya didalam ruang musik yang kedap suara.

🎵🎵🎵🎵🎵


Mbaknya butuh tissue nih kayanya:v biasanya kalo abis nangis itu kalo gk tidur ya laper 😄

Jangan lupa Vote dan Comment :)

salam, Rigel✌

Falling In LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang