Burung berkicauan menandakan bahwa sang mentari telah menampakan wujudnya, sinar mentari pun mulai memasuki setiap celah dari tirai disebuah kamar tanpa terlewat sedikitpun.
Annisa terbangun dari tidurnya karena terganggu akan sinar-sinar kecil sang mentari yang tersebar dipagi hari, malam hari yang ia lewati dengan sebuah kebimbangan hati membuat dirinya tertidur dengan tidak nyenyak. Hingga sebuah keputusan telah Annisa ambil.
"Gue akan melakukan apa yang lo inginkan Razka, gue akan memulai hidup dengan sebuah lembaran baru dan semoga ini menjadi pilihan yang terbaik untuk kita, tapi perasaan ini gak akan pernah berubah untuk lo Razka. "
Semuanya akan berubah mulai pagi hari ini. Annisa akan kembali menjadi dirinya yang dulu, Annisa yang mudah tersenyum, ramah, dan friendly. Semoga apa yang Annisa pilih bukanlah hal yang salah dan semoga akan menjadi sebuah awal yang baik untuk dirinya.
Annisa menyibakkan selimut lalu segera bergegas untuk bersiap-siap menuju sekolah. Tak butuh waktu lama untuk dirinya bersiap-siap karena Annisa bukannya type cewe yang suka berdandan untuk pergi ke sekolah, ia hanya menggunakan lip balm sebagai pemanis dibibirnya yang sudah berwarna pink secara alami.
Annisa menuruni anak tangga dengan tas yang ia lampirkan dibahu sebelah kanan, bibirnya membentuk sebuah lekungan yang sangat manis jika dilihat dan akan membuat siapa pun terhipnotis oleh senyum manis yang sangat jarah diperlihatkan kepada dunia.
"Selamat pagi semua. " ucap Annisa dengan semangat dan senyuman yang belum ingin ia lepaskan.
"Pagi sayang, kayanya semangat banget nih."
"Ia dong pah harus semangat untuk memulai sesuatu yang baru. " Annisa pun langsung menarik kursi dimeja makan untuk ia dudukin
Sofi datang dari dapur dengan membawa 2 piring berisikan nasi goreng untuk Annisa dan juga suaminya, "Nah gitu dong semangat kan enak diliatnya, jangan murung terus, udah kaya kucing gak dikasih makan. "
"Ia mamahku sayang unchhh jadi pengen cium, " Annisa langsung saja mencium kedua pipi milik mamahnya.
"Oke papah gak dicium, uang jajan dipotong ya? "
Annisa yang uang jajannya tak ingin dipotong langsung saja mencium pipi kanan sang papah, "Udah kan? Nah uang jajan gak dipotong yes. "
"Udah-udah sekarang sarapan terus berangkat sekolah."
🌈🌈🌈🌈🌈
Suara deru motor sport terdengar diparkiran SMA Darma Jaya, membuat sang pengendara motor menjadi tontonan para murid yang baru saja sampai disekolah, siapa lagi jika bukan trio bebek yang berisikan cowo-cowo ganteng+gesrek disekolah.
Bagas, Gilang, dan Devan baru saja sampai disekolah menggunakan motor sport yang mereka bawa masing-masing, "Jono mantep kali kau, gak salah nih mamih gue beli si jono. "
Devan mengusap, memeluk, bahkan mencium motor sport kesayangannya itu yang iya beri nama jono. Bagas dan Gilang yang melihan tingkah laku Devan yang rada miring itu langsung saja pergi meninggalkan Devan seorang diri diparkiran.
"Mantep kan bro motor gue? "
Devan yang tak mendapatkan sahutan apa pun dari sahabatnya itu langsung menengok kebelakang dan mendapati tak ada seorang pun disana.
"Woy sialan lu berdua ninggalin gue. "
Devan pun bergegas untuk mengejar kedua sahabatnya yang sudah meninggalkan dirinya jauh didepan sana. Bagas dan Gilang jalan beriringan sambil membicarakan prihal pensi yang akan dilasanakan kurang lebih seminggu lagi.
"Band kita mau bawain lagu apa? " tanya Gilang.
"Gue udah ada ide ntar lo sama Devan tinggal ikutin aja. "
"Oke. "
Bagas menghentikan jalannya secara mendadak membuat Gilang kebingungan, "Ngapain lu berhenti? "
Gilang yang tak mendapatkan sautan apa pun melihat Bagas dan ternyata Bagas sedang memandang sesuatu lalu Gilang pun mengikuti arah pandangan Bagas, dan ternyata Bagas sedang melihat Annisa yang sedang berjalan kearah mereka berdua dengan sebuah senyuman yang menghiasa wajahnya.
"Hai Bagas. " sapa Annisa kepada Bagas saat dirinya melintas didepan Bagas dan Gilang.
"ha ha ha hai Nisa. " ucap Bagas dengan gugup karena baru pertama kalinya ia mendapatkan sapaan plus senyuman dari seorang Annisa Andriani.
Setelah itu Annisa pun berlalu untuk menuju kelasnya dan Bagas masih terdiam ditempat tanpa berkedip atau bergerak sekali pun.
"Kalian berdua jahat! Ninggalin cogan diparkiran. " ujar Devan yang baru saja sampai ditempat dimana Bagas dan Gilang berdiri.
"Cogan pala lu peang, noh liat temen lu baru aja disapa sama cewe yang waktu itu ketemu dikantin. "
"Oh Annisa? Tuh cewe cakep kan? "
"Lumayan kalo buat si jomblo abadi macem si Bagas ini. "
"Gue jatuh cinta. " ucap Bagas.
"Alhamdulillah." kata Gilang dan Devan secara serempak dan kencang.
Bagas yang mendengar ucapan kencang itu langsung berbalik dan menatap tajam kearah dua tuyul kesayangannya itu, "Bego jangan kenceng-kenceng! "
"Sorry bro kita lagi bahagia nih akhirnya seorang Bagas si Jomblo abadi akan segera punya yayang buat diajak endusel-endusel manjah. " kata Gilang.
Setelah itu mereka bertiga pun kembali jalan beriringan untuk menuju kelas dengan Gilang dan Devan yang terus menertawai Bagas.
🎵🎵🎵🎵🎵
Haiiiiiiiiiii
Ada yang kangen sama abang Devan gak nih?Btw gw mau minta do'a nya dari kalian semua ya, besok gw ada lomba semoga bisa memberikan yang terbaik dan dapat membanggakan kedua orang tua dan beberapa pihak yang terkait:)
Jangan lupa buat vote dan comment ya:)
salam, Rigel✌

KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love
Fiksi Remaja"Gue Bagaskara Alvonso berjanji ditempat ini, akan berjuang untuk mendapatkan hati lo, Annisa Andriani." -Bagaskara Alvonso "Maaf, karena perjuangan lo hanya akan menjadi butiran pasir dipantai. " -Annisa Andriani Ketika cinta menyatukan kedua makhl...