Malam telah tiba kini Bagas, Devan, dan Gilang tengah bersiap-siap dengan helm, jaket dan sarum tangan. Mereka akan menjalankan rutinitas malam yang selalu dilakukan.
"are you ready? "
"am ready! "
"are you ready? "
"yes am ready! "
"let's go 1.....2.....3 "
Breng
Pletak pletok pletak pletok
"awas woy minyak mulai nyerang, siapkan amunisi! " ucap Devan.
"itu ayam goreng-nya dibalik ntar gosong. " kata Bagas.
"bentar woy gw juga takut nih ngeri bos minyak-nya ganas. " kata Gilang yang bertugas memegang spatula.
Bagas, Gilang, dan Devan mengunakan Helm, jaket, dan sarum tangan sebagai perlindungan diri agar terhindar dari cipratan minyak panas yang dihasilkan saat memasak ayam goreng, mereka sedang memasak ayam goreng yang sebelumnya telah disiapkan oleh Bela dilemari pendingin sebelum dirinya dan juga Arin pergi meninggalkan rumah untuk berangkat ke Padang karena Bela akan membuka cabang toko kue barunya disana.
Mungkin kalian berpikir bahwa mereka ber3 akan melakukan balap motor liar dijalanan, tapi kalian salah besar karena Bagas, Gilang, dan Devan bukanlah anak yang seperti itu menyia-nyiakan masa remajanya dengan pergaulan bebas dan semacamnya.
Bagi kalian yang biasa memasak pasti taulah gimana susahnya masak ayam goreng. Disini Devan bertugas untuk memasukkan ayam kedalam pengorengan yang sudah berisi minyak panas, Bagas yang memberi tahu jika ayam sudah matang, dan Gilang yang bertugas membalik dan mengangkat jika ayam sudah matang.
"kenapa kita gak beli MCD atau KfC aja sih? Ribet gila." kata Gilang.
"ya elah ini kan udah tradisi kita kalo nginep dirumah si santan Kara." balas Devan
Bagas yang tak terima dipanggil 'santan kara' dengan mudahnya memukul helm yang tengah dikenakan oleh Devan, "nama gw Bagaskara bukan santan kara! "
"untung pake helm jadi aman. " kata Devan sambil mengacungkan jempolnya.
Gilang yang sudah mengangkat ayam segera pergi menuju meja makan meninggalkan Bagas dan Devan yang sedang mempermasalahkan santan kara.
"woy lu berdua mau makan atau adu bacot? Kaya cewe aja lo. "
Devan segera berlari meninggalkan Bagas menuju meja makan, "jangan gitu dong kita kan masak bareng-bareng jadi makan juga harus bareng biar romantis. "
"Romantis = rokok, makan, gratis." ucap Bagas yang baru saja tiba di meja makan.
"banyak bacot lo berdua, buruan makan. "
Ya itulah Gilang kadang waras kadang juga kaga, ia bisa jadi Gila jika sudah berduaan dengan Devan tapi diwaktu yang sama mereka juga sering bertengkar, lain hal dengan Devan dan Bagas mereka biasa bertengkar mempermasalahkan hal-hal kecil seperti tadi lalu bisa berubah menjadi sepasang kekasih, dan diantara mereka bertiga Gilang lah yang paling Dewasa dan waras.
🎵🎵🎵🎵🎵
Gw sebebernya lagi libur buat nulis tapi berhubung gw kasian sama para readers yang harus menunggu lama jadinya gw update untuk hari ini:v
Masih dengan trio bebek nih:v
Jangan lupa Vote dan Comment ya:)
salam, Rigel✌
KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love
Novela Juvenil"Gue Bagaskara Alvonso berjanji ditempat ini, akan berjuang untuk mendapatkan hati lo, Annisa Andriani." -Bagaskara Alvonso "Maaf, karena perjuangan lo hanya akan menjadi butiran pasir dipantai. " -Annisa Andriani Ketika cinta menyatukan kedua makhl...