Semuanya menunggu didepan ruang IGD dengan berselimutkan rasa cemas, bagaimana tidak saat Bagas dibawa ke rumah sakit oleh Devan menggunakan angkutan umum yang ia berhentikan paksa ditengah jalan keadaan Bagas sudah tak sadarkan diri. Beruntungnya Devan tengah melintasi jalanan tempat Bagas kecelakaan sehingga Devan lah yang membawa Bagas ke rumah sakit dan langsung menghubungin teman-temannya dan Bella selaku ibunda dari Bagas.
Gilang, Qila, dan Annisa langsung pergi kerumah sakit saat mendapatkan kabar dari Devan. Bella lah disini yang paling terpukul atas kecelakaan anak cowo satu-satunya ini, sedari tadi Bella terus berdoa dan berdoa untuk anaknya. Annisa sedari tadi bersandar pada tembok dengan padangan yang kosong dan Qila pun sedari tadi mengelus-elus punggu Annisa seakan memberikan kekuatan pada sahabatnya itu.
Devan berjongkok untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Bella, ia memegang kedua tangan ibu dari sahabatnya itu. "Tante tenang ya, Devan yakin kalo Bagas bakalan baik-baik aja, Bagas kuat tan. "
Bella menitihkan air matanya, mengusap lembut rambut Devan. "Terimakasih ya kalian udah dateng kesini." ucapnya lalu menatap satu persatu teman-teman Bagas, anaknya itu sunggu sangat beruntung memiliki teman-teman yang sangat baik dan selalu ada untuk dirinya.
Klek
"Dokter, bagaimana keadaan anak saya?! " tanya Bella langsung saat pintu IGD terbuka.
"pasien mengalami patah tulang pada pergelangan tangan sebelah kanan akibat terkena benturan yang cukup keras sehingga pasien harus menggunakan gips untuk sementara waktu demi mengurangin pergerakan pada pergelangan tangan. Pasien akan dipindahkan keruang rawat inap setelah itu baru bisa dikunjungi oleh keluarga. Jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi saya permisi terlebih dahulu untuk memeriksa pasien yang lain. " tutur sang Dokter.
"Baiklah terimaksih dok. "
Bella akhirnya dapat bernafas lega setelah mengetahui kabar anaknya. "Syukurlah Bagas tidak mengalami kecelakaan yang serius, berhubung ini udah malem kalian pulang aja ya besok harus sekolah biar Bagas tante aja yang jagain."
"Ya udah kalo gitu kita pulang dulu ya tan. " ucap Gilang mewakili semuanya.
•••••
Keesokan harinya Devan, Gilang, dan Qila setelah pulang sekolah langsung pergi menuju rumah sakit untuk menjenguk Bagas sekaligus menjaganya hingga Bella kembali dari toko kue. Annisa tidak bisa ikut bersama mereka bertiga kerena tadi Annisa dijemput oleh Razka dan berkata akan menyusul kerumah sakit nanti.
Bagas sedang duduk diatas bangkar dengan tangan yang sudah dibalut oleh gips berwarna putih bersih.
"Yo yo yo gimana rasanya jadi pembalap jalanan. " canda Devan.
Bagas hanya membalas dengan senyuman tipis.
Devan mendekat dan duduk dikursi samping bangkar. "Satu sekolah gempar dengan kabar lu masuk rumah sakit karena kecelakaan, anjir segitu berpengaruhnya lu di sekolah. "
Bagas mengerutkan dahinya hingga kedua alis hitam tebal itu saling bertautan. "Siapa yang ngasih tau? "
"Gue. " ucap Devan dengan bangganya.
Bagas melihat botol kosong berukuran besar dinakas dan langsung mengambilnya dengan tangan yang tidak digips.
Pletak!
"Woy sialan lu! " amuk Devan.
"Ngapain lu kasih tau bego. "ucap Bagas tak terima.
"Si upil kuda bukan cuman ngasih tau tapi dia ngumumin dispeaker sekolah kalo lu kecelakaan." timbal Qila yang sedang duduk disofa bersama Gilang

KAMU SEDANG MEMBACA
Falling In Love
Teen Fiction"Gue Bagaskara Alvonso berjanji ditempat ini, akan berjuang untuk mendapatkan hati lo, Annisa Andriani." -Bagaskara Alvonso "Maaf, karena perjuangan lo hanya akan menjadi butiran pasir dipantai. " -Annisa Andriani Ketika cinta menyatukan kedua makhl...