t.w.e.n.t.y.s.i.x

44 6 0
                                    

Hari ini telah kujalani bersama Taehyung dari waktu makan siang sampai makan malam tiba. Niat awalku hanya sampai pukul enam sore tapi sudah lewat. Biarlah. Untuk yang terakhir kalinya. Setelah ini aku akan meninggalkan semuanya, hanya tinggal kenangan. Aku akan merindukannya.

Kami sedang duduk dikursi taman sambil perpegangan Tangan.

Aku melihat wajahnya dari samping yang tampak bersinar dibawah sinar bulan. Sangat tampan dengan dagunya yang lancip.

"Tae.. Aku mau ngomong sesuatu." kata itu lolos dari mulutku. Taehyung mengalihkan pandangannya kearahku. Menatap tepat dimataku.

Jantungku berdebar tanda gugup, bahkan telapak tanganku sudah berkeringat. Tatapannya membuat lidahku kelu. Tak sanggup mengatakan kata selanjutnya.

Ia masih menunggu kelanjutan dari ucapanku dengan tampang polosnya. Lucu.

"A-aku.."

"Aku mau.." Baru aku akan melanjutkan ucapanku, ponselku berdering menandakan ada panggilan masuk.

Yoongi menelponku.

Dia pasti khawatir. Secepatnya kuangkat.

"Halo?"

"..." bukan suara Yoongi yang kudengar. Aku kenal betul suara suamiku.

Pip.

Setelah mematikan ponsel, aku kembali menatap Taehyung khawatir.

"Ada apa?" ia mengguncang bahuku.

"Yoongi.." aku menggantungkan ucapanku.

"Hyung kenapa?" desak Taehyung tak sabaran.

"Antar aku ke alamat ini. Cepat." tak banyak tanya Taehyung memanggil taksi dan menyuruh supir taksi menjalankan mobilnya sesuai alamat yang kuberikan.

Mobil taksipun melaju cepat.

- - -

Sampai ditujuan, aku memasuki gedung yang dari luar terdengar berisik dan sinar warna-warni terpacar. Taehyung mengikutiku.

Sebuah club malam dikota Paris. Pemandangan yang membuatku risih. Jalang ada dimana-mana dan ahjussi hidung belang.

Mengingatkanku saat-saat dimana aku masih berpacaran dulu sewaktu SMA. Pernah sekali dua kali Taehyung mengajakku ketempat semacam ini untuk berkumpul dengan teman se-gengnya. Karna aku tidak suka, dia berhenti mengajakku keclub lagi.

Dan sekarang aku berada ditempat yang tidak aku sukai. Pemandangannya menjijikkan dimataku, dan suara dentuman musik menyakitkan telinga.

"Itu! Disana." Taehyung menunjuk suatu arah.

Kami berlari kesana.

"Nona? Apa anda orang yang saya telpon tadi?" tanya seorang pria padaku dengan bahasa Korea. Aku mengangguk.

"Yoongi! Apa dia minum banyak?" tanyaku. Melihat keadaan Yoongi yang kacau.

Kancing baju bagian atasnya terbuka, rambut yang acak-acakan, dan bau alkohol.

"Nggak. Dia cuma minum sedikit. Kayaknya dia nggak biasa minum."

Aku juga berpikiran seperti itu. Tapi kenapa dia ada disini?

"Tadi saya sama Yoongi nggak sengaja ketemu dilobi hotel. Karena saya salah satu kliennya saya ajak aja dia minum dikit buat ngobrol-ngobrol. Maaf saya buat anda panik ya?" seakan menjawab pertanyaanku.

"Anda ini istrinya Yoongi kan?" aku mengangguk.

"Maaf, saya nggak bisa nganter Yoongi pulang. Saya ada perlu. Kalau gitu saya tinggal dulu ya."

Tadi saat ditelpon, pria tadi mengatakan Yoongi sempat mengamuk entah kenapa. Jadi aku panik dan langsung menyusul Yoongi untuk membawanya pulang.

Aku menoleh kearah Taehyung, "bantu aku bawa Yoongi, Tae." pintaku.

Taehyung mengalungkan lengan Yoongi kepundaknya. Membawanya masuk kedalam taksi.

Aku duduk dibelakang bersama Yoongi sedang Taehyung didepan samping supir taksi.

Sampai dihotel, Taehyung kembali membopong Yoongi sampai kamar kami. Setelah itu ia pergi.

"Dia nggak apa-apa. Tenang aja." yakinnya sebelum pergi. Dan mencium bibirku cepat. Hanya menempel.

Aku kembali fokus pada Yoongi yang terbaring dikasur. Menyibak poninya yang menutupi dahinya.

Aku bangkit akan membukakan sepatunya, tapi langkahku terhenti saat pergelangan tanganku dicekalnya.

"Aira.." lirihnya sedikit membuka matanya untuk melihatku.

Tiba-tiba dia bangun dan memelukku. Mendekapku erat tidak membiarkanku bernapas dengan benar.

"Yoongi ya.." aku mendorong sedikit dadanya untuk mendapat oksigen.

Ia masih memelukku tapi tak seerat tadi.

Ia menunduk untuk menatapku yang lebih pendek darinya. Tangannya menagkup pipiku, dan menyelipkan rambutku kebelakang telinga.

Mata kecilnya menatapku lembut nan sayu. Kini tangannya mengusap lembut pipiku. Aku memerah. Jantungku sudah tak dapat dikondisikan degupannya.

Tak lama kurasakan benda kenyal berada diatas bibirku.

Yoongi menciumku.

Dia mencium bibirku. Bahkan aku dapat merasakan rasa wine dari bibirnya.

Ciumannya tak menuntut ataupun penuh nafsu. Hanya ciuman lembut yang membuatku terbuai.

Berjalan satu menit ia melepas pangutan bibir kami. Ibu jarinya sedikit mengelap bagian bawah bibirku.

Dan kembali memelukku lagi. Menenggelamkan wajahnya pada ceruk leherku. Aku dapat merasakan hembusan napasnya yang hangat. Membuatku bergidik.

"Biarkan aku memiliki kamu, Min Aira." Bisiknya dengan suara yang serak.





To be continue..

MYG or KTH?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang