t.h.i.r.t.y.f.o.u.r

77 6 0
                                    

Kim Taehyung tengah memarkirkan mobilnya disebuah pekarangan rumah, ia melepas sabuk pengaman yang melekat pada tubuhnya. Tangannya terulur kejok bagian belakang mobil mengambil dua buah paper bag besar disana.

Tanpa menekan bel disebelah pintu ia masuk begitu saja karena pintunya memang terbuka. Ia berjalan memasuki rumah sembari kedua tangannya menenteng dua paper bag.

"Eo? Taehyung ah?" sambut seorang pria yang lebih tua darinya. Sudut bibir Taehyung terangkat keatas.

"Kapan lo balik? Nggak ngabarin?" kata pria itu lagi.

"Sengaja hyung. Surprise." cengirnya.

"Eumm. Dimana istri lo, hyung?" dia celingukan menelusuri setiap sudut rumah.

Yoongi menatap Taehyung. Mengintimidasi. "Apa sih hyung? Takut ketikung lagi?" tanya Taehyung menggoda.

"Tujuan lo kesini sebenernya bukan mau nemuin Aira kan?" tanya Yoongi masih dengan tatapannya.

Taehyung terkekeh, "makin sensian aja. Gue kesini kan mau liat ponakan gue. Ketemu ibunya juga iya sih."

Yoongi menghela napas, "lo lupa sama si Vellyn?" tanya Yoongi.

"Ya enggaklah. Udahlah gue mau liat ponakan gue. Dimana?" Taehyung mengibaskan tangannya.

"Lagi dimandiin sama Aira." mendengar jawaban Yoongi, Taehyung pun berlalu meletakkan paper bagnya disofa dan pergi mencari Aira.

"Wahh. Ponakan paman ganteng-ganteng banget sih kayak pamannya ini." ujar Taehyung seraya mencubiti pipi dua bayi yang berbaring dikasur.

Aira tersenyum. "Aku kira kamu besok baru tiba. Jam berapa dateng?" kata Aira.

Taehyung menoleh kearah Aira, menyunggingkan bibirnya. "Tadi pagi jam tujuh." jawabnya.

Aira hanya mengangguk menanggapi. "Pacar kamu nggak ikut?" tanyanya lagi.

"Dia lagi kerumah orang tuanya ada pernikahan adiknya."

"Oh. Kamu udah makan? Kalau belum sana makan dulu sama Yoongi."

"Nanti aja. Gue mau ngajak ponakan gue dulu." kata Taehyung mengusap-usap pipi ponakannya.

"Iya. Mau aku pakein baju dulu ya."

"Sayang, paman Taehyung udah balik. Mau ngajak kalian katanya." Aira berkata pada kedua anak kembarnya.

Setelah berpakaian Aira menyerahkan bayinya pada Taehyung. Taehyung mengambil salah satunya sembari mengajaknya keluar kamar.

"Oh iya. Namanya siapa nih, Ra?" tanya Taehyung.

"Kalau yang kamu gendong itu namanya Min Sejeun, kalau yang sama aku namanya Min Gara."

"Mereka baru enam bulan kan?"

"Udah tujuh bulan." ralat Aira.

Saat sampai diruang tengah, Taehyung mendapati ibu Aira sedang berbincang dengan Yoongi.

"Yasudah. Mommy kekantor dulu ya." itu yang didengar Taehyung dan Aira.

"Mommy kok cepet-cepet. Nggak sarapan disini dulu?" tanya Aira.

Nyonya Seo mengarahkan pandangannya pada Aira dan ia mendapati Taehyung bersama anaknya. Taehyung tersenyum. "Halo ahjumma." sapa Taehyung.

Nyonya seo balas senyum, "kamu udah balik?" Taehyung mengangguk.

Hubungan Nyonya Seo dan Taehyung sudah baik-baik saja. Ia bangga pada Taehyung yang berjuang untuk mendapatkan putrinya walau ia gagal karena Aira telah lebih dulu menikah dengan hyungnya.

"Sini halmeoni mau mencium cucu halmeoni dulu." nyonya Seo menghampiri kedua cucunya dan mengecup pipi mereka setelah itu berpamitan pergi.

"Oppa, kamu enggak sarapan dulu? Ditemenin Taehyung sana." ucap Aira.

"Arraseo." Yoongi melangkah menghampiri istrinya. Mengecup pipi anaknya dan mencium pipi Aira sebentar.

Yoongi dan Taehyung sibuk dengan makanan mereka dimeja makan. Sedangkan Aira tengah menyuapi kedua bayi laki-lakinya bubur.

Yoongi telah pindah dari apartemen mereka. Keluarga kecilnya tinggal disebuah rumah megah yang baru dibelinya saat usia kandungan Aira lima bulan.

Dan Taehyung mengetahui alamatnya karena pria itu mengatakan dirinya akan pulang ke Seoul untuk melihat keponakannya. Jadi Yoongi memberikan alamatnya sehari sebelum keberangkatan Taehyung ke Seoul.

Begitu selesai makan, Taehyung menghampiri Aira yang memberikan anaknya makan ditaman. "Sini biar aku yang nyuapin mereka, kamu bisa sarapan bareng Yoongi hyung didalem, sana." ucapnya.

"Emang kamu bisa?" tanya Aira ragu.

"Apasih yang nggak gue bisa? Bikin kamu cinta sama aku aja bisa." ujarnya sombong sedikit menggoda Aira.

Aira memukul pelan lengan Taehyung. "Yaudah. Aku titip mereka ya. Jangan diturunin dari kereta." peringatnya sebelum berlalu.

"Anak kita mana, sayang?" tanya Yoongi begitu mendapati Aira duduk dihadapannya.

"Disuapin Taehyung ditaman." jawab Aira sambil memasukkan makanan kedalam mulutnya.

Yoongi hanya ber-oh-ria. Sampai makanan dipiring mereka habis, Aira bangkit untuk membawa piring kotor kedapur. Yoongi mengikutinya dari belakang. Tangan pria itu melingkar dipinggang istrinya dan meletakkan dagunya pada bahu Aira.

"Yoongi. Jangan ganggu." desis Aira merasa risih.

"Memangnya kenapa? Aku kangen kamu tau." ucap Yoongi manja.

"Ish! Aku kan risih kalau kamu kayak gini. Lepas deh."

"Nggak mau."

"Lagian, kita jarang kan kayak gini lagi semenjak Gara sama Sejeun lahir? Jadi kita manfaatin waktu yang ada selagi mereka sama Taehyung hm?" Yoongi terus menggoda istrinya.

"Jadi kamu nyalahin anak kita yang udah lahir, gitu?" Aira kini berbalik menatap wajah tampan suaminya.

"Enggak kok."

Baru Aira akan membuka suara, Yoongi sudah membungkam mulut istrinya dengan bibirnya.

Tak lama merespon Aira melingkarkan tangannya pada leher suaminya. Yoongi semakin menarik Aira lebih dekat dengannya hingga mereka tak memliki jarak.

"Aira, bubur mereka udah abis. Mau ditambahin lagi-" ucapan Taehyung terputus saat ia tiba didapur dengan mulut terbuka. "Oh maaf. Lanjutin aja." ia meletakkan mangkuk bubur diatas meja makan dan berlalu.

Mendengar teriakan Taehyung, Aira dan Yoongi melepas tautan bibir mereka. Napas mereka saling memburu.

"Gue mau ngajak Sejeun sama Gara jalan-jalan. Kalian lanjutin aja." terdengar teriakan Taehyung lagi.

"Mereka udah sama Taehyung." ucap Yoongi.

Ia mengeluarkan smirknya menatap Aira nakal.

Seketika Aira tak merasakan kakinya berpijak dilantai. Yoongi mengangkat tubuhnya ala bridal. "Kita lanjutin yang tertunda tadi, babe." ujarnya memamerkan smirknya.

Aira memelototkan bola matanya, "yak! Min Yoongi mesum!" umpat gadis itu.

End.

MYG or KTH?✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang